justru  sebaliknya  hal-hal  yang  sekiranya  tidak  terlalu  penting dibahasdigali  oleh  peneliti.  Kekurangan  peneliti  dalam  melaksanakan
tindakan  siklus  I  ini,  tidak  menyurutkan  semangat  peneliti  dalam melaksanakan  tindakan  disiklus  II.  Justru  hal  ini  akan  menjadi  tolak
ukur  bagi  peneliti  untuk  bisa  menyiapkan  segala  sesuatu  yang diperlukan dalam tindakan siklus II, agar dapat berjalan lebih baik lagi.
2. Siklus II
a.
Observasi setelah tindakan siklus I
Peneliti  melakukan  observasi  kepada  ke-enam  subyek  dalam  penelitian ini setelah diberikannya tindakalan konseling kelompok siklus  I. Tujuan
dari  dilakukanya  observasi  ini  adalah  untuk  melihat  apakah  ada perubahan  perilaku  pada  ke-enam  subyek  setelah  memperoleh  tindakan
konseling  kelompok  siklus  I.  Kegiatan  observasi  dilakukan  selama  lima hari  yaitu  tanggal  16  sampai  21  Januari  2015,  setelah  dilaksanakan
kegitan  konseling  kelompok  siklus  I.  Hasil  observasi  menunujukan bahwa  beberapa  subyek  yaitu  FY,  CR,  DI,  YN,  dan  WS  belum
menunjukan adanya perubahan perilaku, artinya  dalam lima hari setelah diberikannya  tindakan  ke-lima  subyek  tersebut  belum  berhasil  datang
tetap  waktu.  Kendati  demikian  dari  ke-eneam  subyek  satu  diantaranya
yaitu ZB berhasil datang tepat waktu setiap hari selama lima hari bertut- turut.
a. Perencanaan
Sebelum  melaksanakan  tindakan  konseling  kelompok  dengan pendekatan  Brief  Counseling  siklus  II,  peneliti  melakukan  beberapa
perencanaan,  diantaranya  adalah:  membuat  skema,  serta  menentukan jadwal  pelaksanaan.  Peneliti  melakukan  beberapa  perbaikan  pada  skema
konseling kelompok pendekatan Brief Counselingsiklus II, terutama dalam penggunaan  teknik.  Peneliti  merumuskan  peryanyaan  dalam  teknik  Brief
Counseling  dengan  bahasa  yang  mudah  dipahami  oleh  subyek.  Hal  ini dilakukan berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I, dimana beberapa siswa
kurang memahami  bentuk  pertanyaan dalam  teknik  Brief Counselingyang digunakan  oleh  peneliti.  Skema  konseling  kelompok  dengan  pendekatan
Brief Counseling siklus Ii, dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 113. b.
Pelaksanaan tindakan 1
Pembukaan Pelaksanaan  tindakan  konseling  kelompok  dengan  pendekatan  Brief
Counseling dilaksanakan pada pada hari kamis tanggal 22 Januari 2015, mulai dari pukul 13.00-13.50. Peneliti mengawali pertemuan konseling
kelompok  dengan  mengajak  siswa  berdoa  terlebih  dahulu,  hal  tersebut dilakukan  sebagai  ungkapan  syukur  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa
karena peneliti dan subyek dapat bertemu kembali dalam keadaan baik. Setelah  doa  pembukaan,  peneliti  menanyakan  kabar  serta  kembali
menjelaskan  tujuan  konseling  kelompok  pada  siklus  II.  Peneliti  juga membacakan dan mengingatkan kembali kesepakatan-kesepakatan yang
sudah  dibuat  pada  pertemuan  konseling  kelompok  siklus  I.  Maksud peneliti
membacakan dan
mengingatkan kembali
mengenai kesepakatan-kesepakatan  yang  telah  dibuat  sebulumnya  adalah,  agar
siswa dapat mengikuti proses konseling kelompok dengan baik. 2
Kegiatan inti Pada  kegiatan  inti  ini,  peneliti  menanyakan  pengalaman  siswa  dalam
menjalankan  usaha  dan  niat  yang  sudah  mereka  rumuskan  pada konseling  kelompok  siklus  I.  Peneliti  mendengarkan  dengan  penuh
perhatian apa yang diungkapkan oleh subyek. Berdasarkan pengalaman yang  mereka  sheringkan,  beberapa  subyek  belum  berhasil  dalam
melaksanakan  apa  yang  menjadi  niat  mereka.  Kemudian  peneliti menanyakan  kepada  subyek  masalah  apa  saja  yang  membuat  mereka
belum  berhasil  dalam  melaksanakan  niat  mereka.  Satu  persatu
menceritakan  kesulitan  mereka  dalam  melaksanakan  niat  yang  sudah mereka  rumuskan  pada  siklus  I.  Setelah  itu  peneliti  membagikan
selembar  kertas  kepada  masing-masing  subyek,  kemudian  peneliti meminta subyek untuk membuatmerumuskan harapan dan niat mereka
setelah  megikuti  konseling  kelompok  siklus  II  pada  kertas  tersebut. Setelah  semua  siswa  menuliskan  apa  yang  menjadi  harapan  dan  niat
mereka,  peneliti  meminta  mereka  untuk  mebacakannya.  Hal  tersebut agar siswa lainya dapat mengetahui apa yang menjadi harapan dan niat
teman  mereka.  Kemudian  setelah  itu  peneliti  kembali  menanyakan beberapa  pertanyaan  sesuai  dengan  teknik  dalam  pendekatan  Brief
Counseling,  seperti  halnya:  pen-skalaan,  pertanyaan  ajaib,  dan pengecualian. Pada pertemuan konseling kelompok siklus II ini, hampir
seluruh  subyek  mampu  menjawab  pertanyaan  yang  diajukan  oleh peneliti  dengan  baik,  artinya  bahwa  peneliti  mampu  menyampaikan
pertanyaan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh subyek. 3
Penutup Selain  mengajukan  beberapa  pertanyaan  dikegiatan  inti,  pada  sesi
penutup  ini  peneliti  juga  mengajukan  pertanyaan  dengan    tujuan mengajak subyek untuk mengetahui dan menyadari hampatan-hambatan
yang  sekiranya  dapat  menghambat  mereka  dalam  melaksanakan  niat meraka  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Setelah  itu  peneliti  meringkas
seluruh proses konseling kelompok dan memberikan peneguhan kepada subyek  agar  mereka  sungguh  mampu  melaksanakan  apa  yang  menjadi
niat  dan  harapan  mereka  untuk  bisa  menjadi  lebih  baik.  Setelah  itu peneliti
juga meminta
subyek untuk
saling memberikan
semangatpeneguhan  kepada  teman  mereka,  peneliti  mengucapkan terimaksih  karena  proses  konseling  kelompok  dapat  berjalan  dengan
baik  dan  semua  itu  karena  dukungan  dan  partisipasi  dari  subyek. Kemudian  peneliti  mengakhiri  pertemuan  dengan  meminta  salah  satu
subyek untuk memimpin doa penutup. c.
Hasil pengamatan Menurut hasil pengamatan dari teman kolaboratif peneliti, proses konseling
kelompok  siklus  II  berjalan  dengan  baik.  Hal  tersebut  tampak  dari  subyek dalam  mengukuti  seluruh  proses  konseling  kelompok  dengan  serius.
Komunikasi  antara  peneliti  dan  subyek  lebih  komunikatif.  Hampir  seluruh subyek mampu memahami pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, sehingga
mereka dapat menjawab dengan mudah. Suasana konseling kelompok siklus
II lebih terlihat santai dan mengalir dibandingkan dengan siklus I. Selain itu, peneliti  mampu menggali jawaban subyek yang belum begitu spesifik.
d. Hasil refleksi
Peneliti  bersyukur  karena  seluruh  kegiatan  konseling  kelompok  dengan pendekatan Brief Counseling dapat berjalan dengan baik mulai dari siklus I
hingga  siklus  II.  Pengalaman  ini  sungguh  berharga  karena  peneliti  dapat secara  langsung  memberikan  layanan  konseling  kelompok  dengan
pendekatan  Brief  Counseling  kepada  ke-enam  subyek,  setelah  sebelumnya belajar  selama  satu  semester  bersama  teman-teman.  Dalam  proses
melaksanakan tindakan pada siklus II ini, peneliti merasa lebih baik, meski demikian  peneliti  juga  menyadari  bahwa  masih  ada  beberapa  hal  yang
kurang  dalam  peneliti.  Pada  pelaksanaan  tindakan  siklus  II  ini,  peneliti meilihat  bahwa  ada  hal  yang  berbeda  pada  sebagian  besar  diri  subyek,
dimana mereka lebih antusias dan serius dalam mengikuti proses konseling kelompok. Selain itu peneliti juga merasa lebih nyaman dan santai,  artinya
bahwa  perasaan  nervose  dan  kurang  percaya  diri  tidak  begitu  terasa.  Pada siklus  II  ini,  peneliti  lebih  merasa  percaya  diri  dan  bersemngat  dalam
memberikan  konseling  kelompok.  Peneliti  berharap  konseling  kelompok yang  sudah  terlaksana  dengan  baik,  mulai  dari  siklus  I  dan  II  memberikan
manfaat serta membantu subyek mengatasi masalah mereka yaitu terlambat ke  sekolah.  Selain  itu  peneliti  juga  berharap  dengan  pengalaman
memberikan  layanan  konseling  kelompok,  pihak  sekolah  khususnya  guru BK  dapat  mempelajari  bahkan  menggunakannya  dalam  membantu  siswa
mengatasi masalah mereka.
B. Hasil Penelitian