dilakukan proses penguapan dengan menggunakan rotary evaporator dengan
anggapan bahwa zat lain ikut menguap bersama asetonitril.
2. Orientasi panjang gelombang TC
Orientasi panjang gelombang TC dilakukan pada 20 ppm standar TCH dalam HCl dengan proses ektraksi dengan melihat spektrum absorbansi TC
setelah dilakukan perlakuan ekstraksi dengan menggunakan spektrofotometri uv. Pada orientasi panjang gelombang TC ini didapatkan panjang gelombang
maksimal pada 270 nm dapat dilihat pada lampiran 25.
3. Penetapan puncak TC
Penetapan puncak TC dilakukan dengan menggunakan standar TCH yang dilarutkan dalam asetonitril : buffer McIlvaine dan dilakukan deteksi dengan
menggunakan HPLC. Kromatogram standar TCH ditunjukkan pada gambar 14, terdapat puncak pada waktu retensi 5,1 sehingga waktu retensi 5,1 dipilih sebagai
waktu retensi TCH dalam fase gerak.
Gambar 14. Kromatogram standar TCH dalam pelarut fase gerak
Penetapan puncak TCH dalam daging yang diekstraksi yaitu TC basa juga dilakukan untuk menentukan puncak TC basa. Kromatogram hasil deteksi
TCH
TC basa dengan menggunakan HPLC yaitu pada gambar 16. Pada gambar 16, menunjukkan adanya 3 puncak tertinggi pada waktu retensi 3,9; 5,7; dan 10,0.
Selanjutnya dilakukan perbandingan dengan kromatogram blangko yaitu pelarut dengan perlakuan ekstraksi tanpa TCH. Pada gambar 15, ternyata pada waktu
retensi 3,9 juga terdapat puncak seperti pada kromatogram standar TC gambar 16. Kromatogram standar TC gambar 16 menunjukkan ada dua puncak tertinggi
yang tidak ditemukan pada kromatogram blangko sehingga 2 puncak pada waktu retensi 5,7 dan 10,0. Jika gambar 16 dibandingkan dengan gambar 14 maka dapat
ditentukan bahwa pada waktu retensi 5,7 adalah puncak dari TCH dan pada waktu retensi 10,0 adalah puncak dari TC basa. Sesuai dengan sifat polaritas tetrasiklin
basa TC dan garam tetrasiklin HCl TCH akan menentukan waktu retensinya juga. TCH bersifat lebih polar dibanding TC basa sehingga akan terelusi lebih
dulu.
Gambar 15. Kromatogram blanko tanpa TCH
Gambar 16. Kromatogram standar TC basa
TCH TC
Pembentukan dua puncak ini dapat disebabkan karena ketidak sempurnaan dalam ekstraksi sehingga untuk menetapkan kadar tetrasiklin dalam
daging dengan kondisi adanya dua puncak tetrasiklin, maka dilakukan penjumlahan antara puncak pada waktu retensi 5,7 dan 10,0 untuk
merepresentasikan tetrasiklin total yang ada dalam sampel daging lobster. Dalam antisipasi kegagalan ekstraksi perlu dilakukan optimasi kembali terhadap ekstraksi
yang digunakan dalam penelitian ini.
4. Optimasi fase gerak HPLC