Tabel VI. D kurva adisi protein
Adisi mg Konsentrasi mgml
D 10
0,05 67,9161
30 0,16
18,8720 50
0,27 13,5893
70 0,37
4,8465 90
0,48 2,5106
Presisi penetapan kadar protein ini dinyatakan dalam RSD dari kurva adisi. Berdasarkan FDA 2013, suatu metode dikatakan memiliki keterulangan
atau presisi yang baik jika nilai RSD 20. Pada penetapan kadar protein dalam sedimen dengan menggunakan metode CBB R dan spektrofotometri sinar
tampak derivatif ini menunjukkan RSD sebesar 12,554 sehingga kriteria terpenuhi. Sensitivitas metode merupakan tingkat kepekaan suatu metode dalam
mendeteksi senyawa tertentu pada konsentrasi terkecil. Sensitivitas dinyatakan dengan nilai LOQ. LOQ persamaan kurva adisi ini sebesar 0,0922 mgml.
E. Analisis Sampel
1. Analisis populasi mikroba dalam air habitat lobster
Antibiotik merupakan senyawa alami maupun buatan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba bakteri di alam. Terdapat dua macam
mekanisme dalam mempengaruhi pertumbuhan mikroba yaitu bakteriosidal dan bakteriostatik. Pada gambar 6, dinyatakan bahwa bakteriostatik tidak menurunkan
log jumlah bakteri yang hidup tetapi menekan pertumbuhan bakteri sehingga grafik log jumlah bakteri hidup menjadi datar. Berbeda dengan grafik log jumlah
bakteri hidup pada penambahan senyawa bakteriosidal yang mengalami penurunan akibat bakteri mati Scholar dan Pratt, 2000.
Gambar 6. Bakterosidal dan bakteriostatik antibiotik Scholar dan Pratt, 2000
Menurut Krasner dan Shors 2014, antibiotik memiliki spektrum aktivitas bakteriostatik atau bakteriosidal pada jenis bakteri tertentu. Beberapa
antibiotik efektif menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan yang lain efektif menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif. Tetrasiklin merupakan
senyawa antibiotik dengan mekanisme bakteriostatik dan memiliki spektrum yang luas dalam mempengaruhi pertumbuhan mikroba gram positif dan gram negatif.
Penetapan jumlah populasi mikroba dalam air habitat lobster air tawar dilakukan dengan menghitung jumlah koloni mikroba yang tumbuh dan dilakukan
oleh Laboratorium Mikrobiologi Balai Kesehatan Yogyakarta dengan menggunakan metode perhitungan jumlah mikroba cfu dengan colony counter.
Perhitungan jumlah koloni mikroba ini tidak spesifik terhadap mikroba tertentu melainkan menghitung semua mikroba yang hidup yang dapat bertumbuh
membentuk koloni. Pada tabel III, menunjukkan ada beragam jenis bakteri yang dapat hidup
di lingkungan air limbah bahkan dalam air bersih sekalipun dan meliputi mikroba normal alam dan mikroba yang bersifat patogen.
Gambar 7. Log jumlah populasi mikroba kelompok kontrol dan antibiotik
Gambar 7, menyatakan log jumlah populasi mikroba. Pada hari ke 0 hingga hari ke 7, kelompok kontrol maupun kelompok antibiotik memiliki nilai
log jumlah populasi mikroba tidak jauh berbeda. Pada hari ke 14 hingga 28 terjadi perbedaan log jumlah populasi mikroba antara kontrol dan perlakuan yaitu log
jumlah populasi mikroba pada kelompok antibiotik lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil ini menunjukkan ketidaksesuaian efek tetrasiklin
sebagai antimikroba. Pada kasus ini, peneliti belum bisa mengambil kesimpulan terhadap terjadinya peningkatan log jumlah populasi mikroba pada kelompok
antibiotik.
Gambar 8. Kurva log jumlah populasi mikroba versus hari kelompok kontrol
0.0000 2.0000
4.0000 6.0000
8.0000
3 5
7 14
28 Kontrol
Antibiotik
0.0000 1.0000
2.0000 3.0000
4.0000 5.0000
6.0000 7.0000
20 40
L o
g j
u m
la h
p o
p u
la si
m ik
ro b
a
Hari
Kontrol Poly.
Kontrol
Gambar 9. Kurva log jumlah populasi mikroba versus hari kelompok antibiotik
Pada gambar 8, tren polinimial yang terjadi adalah penurunan log jumlah populasi mikroba selama perlakuan hingga 28 hari. Jika dibandingkan dengan
gambar 9, tren polinomial yang terjadi dikatakan tidak mengalami penurunan maupun peningkatan yang nyata. Mengacu pada penelitian terdahulu oleh
Hossain, Sharker, Haque, Reza, dan Mondal 2014, jumlah populasi bakteri mengalami peningkatan pada ikan yang diberi antibiotik selama penyimpanan di
ruang pendingin. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan efek antibiotik terhadap populasi bakteri.
Jika gambar 8 dan gambar 9 dibandingkan maka dapat dikatakan terjadi perbedaan tren polynomial terhadap log jumlah populasi mikroba selama hari
perlakuan. Menurut Scholar dan Pratt 2000, pada gambar 6, tren log jumlah koloni bakteri terhadap waktu pada perlakuan bakteriostatik tidak menunjukkan
peningkatan maupun penurunan. Pada gambar 9 menunjukkan tren yang mirip yaitu tidak terjadi peningkatan maupun penurunan. Hasil ini dapat menyatakan
adanya kemungkinan efek tetrasiklin terjadi tetapi perlu penelitian lebih lanjut terhadap bakteri secara spesifik yang ada dalam air habitat lobster. Keberadaan
mikroba di lingkungan sangat bervariasi. Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan
0.000 1.000
2.000 3.000
4.000 5.000
6.000 7.000
20 40
L o
g j
u m
la h
p o
p u
la si
m ik
ro b
a
Hari
Antibiotik Poly.
Antibiotik
spektrum luas menghambat pertumbuhan mikroba tertentu tetapi tidak pasti dapat menghambat pertumbuhan semua jenis mikroba.
2. Analisis kadar protein dalam sedimen