populasi mikroba oleh Laboratorium Mikrobiologi Balai Kesehatan Yogyakarta dengan metode perhitungan jumlah mikroba cfu.
c. Pembuatan dan pola pemberian pakan berantibiotik
1 Pembuatan pakan berantibiotik
Berdasarkan prosentase pakan lengkap dengan berat udang 3-15 gram maka diberikan adalah 8-4. Sesuai dengan berat lobster,
digunakan prosentase sebesar 4 sehingga jumlah pakan lobster diberikan sebanyak 1,8 gramhari. Selanjutnya jumlah pakan ini
digunakan untuk membuat dosis pakan selama 5 hari. Sebanyak 0,2025 gram TCH ditimbang dan dilarutkan dalam akuabides
sebanyak 25 ml dalam labu takar. Sebanyak 45 gram pakan lobster dilakukan penyemprotan dengan larutan TCH secara merata. Setelah
penyemprotan, pelet pakan lobster dikering udarakan hingga kering ± 3jam dengan menggunakan fan, dihindarkan dari cahaya.
2 Frekuensi pemberian pakan
Pakan mengandung tetrasiklin diberikan pada lobster 3 kali sehari yaitu pada pagi hari 0,45 gram 25, sore hari 0,45 gram 25 dan
malam hari 0,9 gram 50.
3. Tahap persiapankelompok kontrol dan kelompok perlakuan
a. Pembuatan kelompok kontrol
Perlakuan pada 6 akuarium yaitu 1 akuarium sebagai blangko 0 hari dan 5 akuarium perlakuan pemberian pakan biasa tanpa tetrasiklin
dengan lama pemberian 3 hari, 5 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Pemberian pakan dilakukan 3 kali dalam sehari dengan jumlah pakan
25 pada pagi dan sore serta 50 pada malam hari. b.
Pembuatan kelompok perlakuan Perlakuan pada 6 akuarium yaitu 1 akuarium sebagai blangko 0 hari
dan 5 perlakuan pemberian pakan berantibiotik dengan lama pemberian 3 hari, 5 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Pemberian pakan berantibiotik
dilakukan 3 kali dalam sehari dengan jumlah pakan 25 pada pagi dan sore serta 50 pada malam hari.
4. Tahap preparasi analit
a. Ekstraksi protein dalam sedimen
Proses ekstraksi pada penelitian ini mengacu pada penelitian oleh Mayer, Schick, dan Setchell 1986. Sedimen kering ditimbang sebanyak 0,2
gram dan dimasukkan dalam flakon lalu ditambahkan NaOH 0,1 N sebanyak 6 ml. Campuran dalam flakon ditutup, divortex lalu ditunggu
selama 2 jam OT pada suhu 60
o
C di dalam oven. Setelah OT, campuran disentrifuge 3000 rpm selama 20 menit. Supernatan diambil sebanyak
4 ml dan pH dinetralkan dengan HCl 2,5 N hingga pH 7-8, lalu dimasukkan dalam labu takar 5 ml, ditambahkan PBS hingga tanda batas.
Sampel ini selanjutnya dideteksi absorbansinya dengan menggunakan metode CBB dan spektrofotometer sinar tampak derivatif.
b. Ekstraksi tetrasiklin dalam daging lobster
1 Preparasi sampel ekstrak daging
Lobster pada perlakuan hari ke 14 13,12 gram dan 28 9,02 gram diambil daging pada abdomen dan dibersihkan dari cangkang kulit
lobster. Daging dihaluskan menggunakan mortir dan ditimbang. Daging halus dimasukkan dalam campuran HCl dan akuabides
dengan perbandingan 1 : 1 sebanyak 40 ml. Sampel ditutup dan disimpan dalam suhu rendah dan terhindar dari cahaya matahari.
2 Ekstraksi tetrasiklin
Ekstrak daging divortex dan diambil sebanyak 5 ml lalu disentrifuge 3000 rpm selama 20 menit. Supernatan diambil sebanyak 0,5 ml
dimasukkan dalam flakon dan ditambahkan 3 ml asetonitril; 1,5 ml buffer McIlvaine; 1 ml NaOH pH 4 kemudian divortex dan
dievaporasi hingga asetonitril menguap seluruhnya 2 jam. Hasil evaporasi dimasukkan dalam labu takar 5 ml dan ditambahkan buffer
McIlvaine hingga tanda batas. Sampel ini selanjutnya dipreparasi untuk deteksi dengan metode HPLC.
5. Tahap persiapan metode penetapan kadar