spektrum luas menghambat pertumbuhan mikroba tertentu tetapi tidak pasti dapat menghambat pertumbuhan semua jenis mikroba.
2. Analisis kadar protein dalam sedimen
Penetapan kadar protein dalam sedimen dilakukan dengan tujuan mengamati kadar protein yang masih ada di dalam sedimen yang belum dirombak
oleh mikroba maupun pakan lobster air tawar yang belum dimakan. Penetapan kadar protein dilakukan dengan menggunakan metode CBB R dan dideteksi
dengan spektrofotometri sinar tampak derivatif yang telah dikembangkan oleh Yolanda Novia Widyawati serangkaian dengan penelitian ini. Sebelum dilakukan
penetapan kadar, validasi dilakukan pada metode CBB R dan spektrofotometri sinar tampak derivatif. Validasi yang dilakukan meliputi akurasi, presisi, dan
sensitivitas.
Kadar protein dalam sedimen akan menunjukkan eksistensi pengaruh pakan berantibiotik terhadap kualitas habitat lobster air tawar. Adanya kuman atau
mikroba dalam suatu habitat akan mempengaruhi ketersediaan nutrisi yaitu protein dalam air yang berguna untuk pertumbuhan lobster. Mikroba normal alam
akan membantu penguraian protein dan bahan organik lain menjadi komponen yang lebih sederhana sehingga siklus kimia normal kandungan bahan organik
dalam air dapat terdaur ulang. Kehadiran antibiotik dalam habitat akan mempengaruhi perkembangan mikroba khususnya bakteri. Berkurangnya jumlah
populasi mikrobanormal dalam air akan mempengaruhi kualitas hidup lobster.
Kadar protein dalam sedimen ini ditetapkan dengan menggunakan metode pewarnaan yaitu metode CBB R dan spektrofotometri sinar tampak
derivatif. Pewarnaan CBB ini bertujuan untuk memberikan profil warna terhadap protein sehingga protein dapat dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer
pada panjang gelombang sinar tampak.
Pada gambar 3, reaksi yang terjadi antara protein dan reagen CBB ini adalah ikatan ionik, elektrostatik dan van der Waals antara asam sulfonat dan
rantai samping protein arginin, lisin, dan histidin yang akan menyebabkan reduksi warna menjadi biru Otlets, 2005. Selain ketiga mekanisme reaksi itu,
CBB juga berinteraksi dengan bagian hidrofobik protein seperti pada gambar 3. Protein yang berinteraksi secara bebas dengan struktur CBB adalah struktur
protein primer seperti pada gambar 4. Pada penelitian ini perubahan warna yang terjadi adalah warna ungu menjadi biru. Semakin tinggi jumlah protein yang
berinteraksi dengan CBB semakin memudar warna ungu dari CBB.
Pada penetapan kadar protein dalam sampel sedimen didapatkan hasil berupa kadar protein mg dalam tiap gram sedimen. Kadar protein yang
didapatkan dievaluasi dengan menyelisihkan kadar protein pada kontrol dan perlakuan dengan hari ke 0 lalu diplotkan dalam kurva dan dibandingkan. Jika
dilihat pada gambar 10, tren menunjukkan peningkatan kadar protein dalam sedimen pada kedua kelompok. Tren kedua kelompok perlu diuji t supaya dapat
menyatakan ada perbedaan atau tidak. Setelah diuji t tidak berpasangan dengan taraf kepercayaan 95 didapatkan hasil bahwa kadar protein kelompok kontrol
tidak berbeda nyata dengan kadar protein kelompok antibiotik, tertera pada lampiran 36.
Gambar 10. Kurva kadar protein dalam sedimen selama hari perlakuan
3. Pertumbuhan lobster air tawar terkait panjang dan berat lobster