Penelitian tentang Rekoleksi dan Pengaruhnya terhadap Kemampuan

68

3. Manfaat Penelitian

a. Mengetahui sejauh mana kegiatan rekoleksi dapat meningkatkan kemampuan mendengarkan suara hati. b. Menemukan cara yang dapat dilakukan untuk membuat keputusan suara hati yang baik dan benar.

4. Jenis Penelitian

Jenis-jenis penelitian dapat di kelompokkan berdasarkan tujuan dan tingkat kealamiahan natural seting objek yang diteliti. Berdasarkan tujunnya metode penelitian terdiri dari penelitian dasar basic research, penelitian terapan applied research dan penelitian pengembangan research and development. Berdasarkan tingkat kealamihan, metode penelitian dapat dikelompokan menjadi metode penelitian eksperimen, survey dan naturalistik Sugiyono, 2014: 10. Berdasarkan tujuan peneliti menggunakan penelitian dasar basic research dimana penelitian dasar merupakan cara untuk menemukan pengetahuan baru yang belum pernah diketahui sebelumnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif yang menggabungkan penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner dan wawancara. Penalitian deskriptif kuantitatif dalam penelitan ini berupa angka digambarkan dalam bentuk statistik deskriptif berupa variabilitas. Sedangkan penelitian deskriptif kualitatif dalam tulisan ini menguraikan dengan kata-kata menurut pendapat responden apa adanya sesuai dengan pertanyaan yang telah tersedia dalam penelitian tersebut, kemudian dianalisis 69 dengan kata-kata yang melatarbelakangi responden berprilaku berfikir, berperasaan, dan bertindak, Husaini, 2008: 130. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang Sukardi, 2003: 157. Dengan adanya penelitian deskriptif ini, peneliti memungkinkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan hubungan variabel atau asosiasi, dan juga mencari hubungan komparasi antarvariabel.

5. Desain Penelitian

Desain penelitian mempunyai dua macam pengertian yakni secara luas dan sempit. Secara luas, desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Sedangkan secara sempit dapat dirtikan penggambaran secara jelas tentang hubungan antarvariabel, pengumpulan data, dan analisis data Sukardi, 2003: 183. Dengan adanya desain yang baik peneliti maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai gambaran tentang bagaimana keterkaitan antara variabel yang ada dalam konteks penelitian dan apa yang hendak dilakukan oleh seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian. Hipotesis pada penelitian-penelitian korelasi pada umumnya dinyatakan dalam pernyataan “jika p, maka q” dalam penelitian ini dikemukakan, variabel “x” secara spesifik diidentifikasi sebagai variabel bebas sedangkan variabel “x” 70 merupakan variabel terikat Sugiyono, 2010: 104. Apabila hipotesis dinyatakan dalam hubungan sebab akibat dan variabel-variabel tersebut ternyata berkorelasi, maka penelitian yang dilakukan sebenarnya adalah ex post facto. X Y X = Rekoleksi Y = KualitasKeberhasilan dari yang dihasilkan Rekoleksi = Proses

6. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara interview wawancara, kuesioner angket, observasi pengamatan dan gabungan dari ketiganya Sugiyono, 2010: 193. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara yakni tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis wawancara terpimpin. Wawancara dilakukan dengan berpegang pada pedoman wawancara Husaini Husman, 2008: 52. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner angket yang dapat digunakan untuk menghitung dan mengukur data kualitatif dan data kuantitatif. Data diperoleh langsung melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden atau yang disebut data primersumber primer Sugiyono, 2010: 199. Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu semi terbuka, yakni gabungan dari kuesioner terbuka dan tertutup. Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang memberikan peluang atau kesempatan kepada responden untuk memberikan 71 jawaban sesuai dengan jawabannya sendiri. Sedangkan kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah memberikan peluang jawaban untuk dipilih oleh responden Sugiyono, 2010: 142.

a. Teknik

Teknik penarikan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling nonrandom. Dalam teknik sampling nonrandom yang dipilih adalah Purposive Sampling yakni teknik yang digunakan apabila anggota sampel dipilih berdasarkan tujuan penelitiannya Husaini, dkk 2008: 45. Penulis menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara terpimpin untuk mendapatkan data mengenai kegiatan rekoleksi yang pernah dilakukan di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, di Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah mendapatkan data, penulis melakukan analisis.

b. Alat Pengumpulan Data

Alat atau instrument yang digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti yaitu skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena yang terjadi. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item dapat berupa pernyataan atau pertanyaan Sugiyono, 2010: 133. Skala likert sering digunakan oleh peneliti untuk mengukur presepsi atau sikap seseorang, juga digunakan untuk menilai sikap atau tingkah laku yang diinginkan oleh peneliti dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada 72 responden. Kemudian responden diminta memberikan pilihan jawaban atau respons dalam skala ukur yang telah disediakan Sukardi, 2003: 146. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa: a. Sangat Setuju a. Setuju b. Setuju b. Sering c. Ragu-ragu c. Kadang-kadang d. Sangat tidak Setuju d. Tidak Pernah a. Sangat Positif a. Sangat Baik b. Positif b. Baik c. Negatif c. Tidak Baik d. Sangat Negatif d. Sangat Tidak Baik

7. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, di Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Oktober 2014. Dengan proses pelaksanaan sebagai berikut: pertama, penulis menentukan kelas yang akan dijadikan responden penelitian. Kedua, penulis membagikan angket untuk siswa- siswi kelas XI yang sudah ditentukan dan menunggu di dalam kelas selama pengisian angket berlangsung hingga selesai. 73

8. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyeksubyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristiksifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu Sugiyono, 2010: 61. Populasi dapat dibagi menjadi dua yakni populasi target dan populasi akses. Populasi target adalah populasi yang direncanakan dalam rencana penelitian, dapat berupa jumlah objek yang ditetapkan oleh peneliti atau yang ada secara pasti. Sedangkan populasi akses adalah jumlah populasi berdasarkan keadaan yang ada atau populasi yang dapat ditemui Sukardi, 2003: 54. Dengan demikian sesuai dengan masalah yang diteliti populasi Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah siswa-siswi kelas XI sekaligus sebagai populasi dalam penelitian ini sebanyak 145 orang, namun dengan berbagai pertimbangan yakni mengingat keterbatasan dana dan keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian, penulis meneliti sebanyak 60 orang dari 145 orang atau jumlah populasi tersebut, sampel ini sudah cukup dan dapat mewakili seluruh populasi yang ada. 74

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi Sugiyono, 2010: 62. Penulis memilih sampel dengan teknik bertujuan yang artinya memilih sampel dengan dasar bertujuan. Teknik ini lebih dikenal sebagai purposive sampling, karena untuk menentukan seseorang menjadi sampel atau tidak didasarkan pada tujuan tertentu, misalnya dengan pertimbangan profesional yang dimiliki oleh peneliti dalam usahanya memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian Sukardi, 2003: 64. Sampling purvosive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi Sugiyono, 2012: 85.

9. Identifikasi Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dinamakan variabel karena didalam penelitian terdapat variasinya. Variabel yang tidak ada variasinya tidak dapat 75 dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat bervarisai maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau objek yang bervariasi Sugiyono, 2010: 2. Jadi, berdasarkan pengertian diatas dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang menjadi objek penelitian yakni rekoleksi sebagai variabel bebas dan kemampuan mendengarkan suara hati sebagai variabel terikat. Variabel-variabel tersebut akan didefinisikan sebagai berikut:

a. Rekoleksi

Rekoleksi merupakan proses menyampaikan ide, pemikiran melalui perasaan serta pengalaman orang kepada sang ilahi, pengalaman itulah yang menjadi titik tolaknya. Rekoleksi menjadi saat bagi peserta untuk berhenti sejenak dari aktivitas rutin dan merefleksikan pengalaman hidup peserta untuk menemukan kehendak Tuhan. Rekoleksi biasanya diadakan ditempat yang tenang jauh dari kebisingan sehingga suasana menjadi sepi dan mendukung peserta untuk dapat berjumpa dengan Allah. Dalam kegiatan rekoleksi tidak ditentukan batasan waktu yang jelas, rekoleksi bisa dilakukan sehari, bisa juga dua bahkan tiga hari sesuai dengan kebutuhan peserta. Dalam proses kegiatan rekoleksi peserta diajak untuk meninggalkan rutinitas sejenak, berada ditempat yang sunyi sepi yang jauh dari 76 keramaian ataupun kebisingan hiruk pikuk keramaian kota. Peserta diajak merefleksi pengalaman hidup yang telah mereka lalui. Dengan harapan peserta mampu menemukan hal-hal apa saja yang telah mereka lakukan, menemukan kekurangan dan kelebihan, kebaikan dan keburukan secara individu, dengan bantuan Kitab Suci. Dalam setiap tindakkan manusia sehari-hari selalu berhubungan dengan pengambilan keputusan, sehingga orang merasa perlu untuk membina suara hati agar dapat mengambil keputusan secara baik dan benar berdasarkan penilaian suara hati. Rekoleksi merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan dalam membina suara hati, mengingat dalam proses kegiatan rekoleksi itu peserta diajak berdiam diri, masuk dalam keheningan, membiarkan Roh Allah hadir dan menuntunnya supaya orang sungguh-sungguh mampu merasakan rahmat Tuhan yang berkarya dalam hati nurani, hingga akhirnya orang mampu mendengarkan suara hatinya. Dalam rekoleksi orang dapat mendengarkan sapaan Tuhan dan berkomunikasi dengan Tuhan sehingga orang mampu menemukan kehendak Tuhan dalam diri masing-masing peserta. Pengukuran menggunakan indikator- indikator yang meliputi sikap, tindakan, perasaan, kepekaan terhadap situasi sosial dan kehidupan secara pribadi dirumuskan dalam kuesioner.

b. Kemampuan Mendengarkan Suara Hati

Suara hati adalah petunjuk menuju pemanusiaan sejati, memperlihatkan serta mendorong manusia menuju pemanusiaan yang tulen, sehingga manusia 77 mampu menilai moralitas, apakah itu baik atau buruknya suatu tindakan dan perbuatan yang dilakukan, sehingga akhirnya dapat mengambil keputusan secara baik dan benar. Untuk dapat mengetahuai bagaimana kemampuan mendengarkan suara hati yang selalu megalami perubahan. Dalam hal ini terdapat suatu perbandingan sikap sebelum dan setelah mengikuti rekoleksi.

10. Definisi Overasional Variabel

Ada dua variabel dalam penelitian ini, yakni rekoleksi dan kemampuan mendengarkan suara hati. Variabel-variabel tersebut didefinisikan sebagai berikit: a. Rekoleksi merupakan suatu cara yang dapat dilakukan untuk merefleksikan pengalaman iman peserta atau permasalahan-permasalahan yang ada kemudian direfleksikan melalui terang Kitab Suci. b. Kemampuan mendengarkan suara hati diartikan sebagai suatu tahap orang untuk dapat menuju pemanusiaan sejati dan tulen. Dengan demikian dapat diliaht kemajuan hasil yang diperoleh setelah mengalami dan melewati proses rekoleksi. Tabel 1. Variabel Penelitian No VariabelAspek yang diungkap No. Item Jumlah 1 2 3 4 1 Pandangan remaja seputar kehidupan remaja 1,2,3,4,5 5 2 Pandangan remaja terhadap Rekoleksi 6,7,8,9,10 5 3 Pandangan remaja terhadap suara hati 11,12,13,14,15 5 4 Pengalaman remaja dalam mengikuti rekoleksi 16,17,18,19,20 5 78 5 Pengalaman remaja setelah mengikuti rekoleksi 21,22,23,24,25, 5 JUMLAH 25

11. Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan wancara. Dengan skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Skala ini menilai sikap, atau tingkah laku yang diinginkan oleh peneliti dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden. Untuk menskor skala kategori likert, jawaban diberi bobot atau disamakan dengan nilai kuantitatif 4, 3, 2, 1 untuk empat pilihan pertanyaan positif dan 1, 2, 3, 4, untuk pertanyaan yang bersifat negatif Sukardi, 2003: 146. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sugiyono, 2009: 199. Wawancara dilakukan dengan berpegang pada pedoman wawancara. Tabel 2. Pertanyaan Wawancara No Soal Pertanyaan No. Item 1 Apakah rekoleksi yang pernah Anda ikuti itu menarik atau tidak? 1 2 Hal apa yang perlu dikembangkan dari metode rekoleksi itu? 1 3 Metode rekoleksi seperti apa yang Anda harapkan? 1 4 Menurut Anda apakah suara hati itu? 1 5 Apakah Rekoleksi dapat membantu Anda mendengarkan suara hati dengan baik dan benar? 1 79

C. Laporan Hasil Penelitian dengan Kuesioner

Hasil penelitian dari 60 responden siswa-siswi kelas XI MIA I dan kelas XI IS 2 di SMA Pangudi Luhur Sedayu, bantul, di Daerah Istimewa Yogyakarta seperti pada tabel berikut ini:

1. Pemahaman Siswa-siswi kelas XI di SMA Pangudi Luhur, Sedayu,

Bantul, di Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Pengertian Remaja Tabel 3. Pemahaman Tentang Remaja N=60 No Pernyataan jawaban Jml 1 2 3 4 5 1 Remaja adalah anak berusia 12-16 tahun. Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 17 37 6 28,3 61,7 10 2 Remaja adalah anak yang ingin tahu tentang banyak hal. Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 42 18 70 30 3 Remaja suka mencoba hal-hal yang baru. Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 46 14 76,7 23,3 4 Remaja sulit mengambil keputusan. Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 14 44 2 23,3 73,3 3,3 80 5 Remaja sering bingung dan suka berhayal. Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 12 44 3 1 20 73,3 5 1,7 Dari tabel diatas dapat dilihat sejauh mana pemahaman dan pengetahuan siswa-siswi kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, di Daerah Istimewa Yogyakarta tentang remaja. Dari soal no 1, penulis melihat bahwa responden yang sangat setuju dengan pernyataan remaja adalah anak berusia 12-16 tahun sebanyak 17 28,3, yang menyatakan setuju sebanyak 37 61,7 responden dan yang menyatakan tidak setuju ada 6 10 responden. Pada no item 2 dan 3 sebanyak 42 70 responden dan 46 76 responden yang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan bahwa remaja adalah anak yang ingin tahu tentang banyak hal dan suka mencoba hal-hal yang baru. Selanjutnya dari no item 2 dan 3 yang menyatakan setuju dari pernyataan tersebut sebanyak 18 30 responden dan 14 23,3. Pada no item 4, pernyataan mengenai remaja sulit mengambil keputusan sebanyak 14 23,3 responden menjawab sangat setuju, 44 73,3 responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut dan yang menyatakan tidak setuju hanya 2 3,3. Pada no item terakhir dari tabel 3 yakni no item 5 responden yang menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa remaja sering bingung dan suka berhayal sebanyak 12 20, yang menyatakan setuju 44 73,3 responden, 3 5 responden menyatakan tidak setuju dan responden yang menyatakan sangat tidak setuju hanya 1 1,7 saja. 81 Pada tabel di atas terlihat hasil jawaban responden pada tiap-tiap pernyataan yang ada pada no item tersebut, menunjukkan bahwa pada umumnya siswa-siswi kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul di Daerah Istimewa Yogyakarta memahami tentang pengertian remaja, ciri-ciri remaja, kebiasaan remaja, baik yang nampak secara fisik maupun psikologis. Dengan memahami diri sebagai remaja diharapkan dapat membantu mereka menemukan arah dan tujuan hidupnya, sebagai makhluk ciptaanNya. Mengerti peranan dan fungsinya sebagai remaja dalam keluarga, sekolah maupun di masyarakat. Masa remaja masih sulit dalam mengambil keputuas hasil menunjukan presentase yang cukup tinggi yaitu 44 73,3 responden menyatakan setuju. Dalam hal ini penulis melihat bahwa remaja masih belum berani dan belum mampu bertanggungjawab atas apa yang ingin mereka lakukan, terlebih dalam mengambil keputusan yang bersifat tidak sulit. Remaja belum mampu berfikir seperti orang dewasa, meskipun secara fisik seperti orang dewasa. Namun disisi lain remaja memiliki pola berfikir yang penuh imajinasi, ide-ide yang kreatif, juga kritis dalam menyikapi hal-hal yang baru.

2. Pemahaman Siswa-siswi kelas XI di SMA Pangudi Luhur, Sedayu,

Bantul, di Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Rekoleksi Tabel 4. Pemahaman Tentang Rekoleksi N=60 NO Pernyataan jawaban Jml 1 2 3 4 5

Dokumen yang terkait

Evaluasi pendidikan kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan.

6 113 132

Pengaruh kemampuan berbahasa, kemampuan matematis dan penguasaan konsep fisika terhadap kemampuan mengerjakan soal fisika pada bahasan kinematika di kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu dan kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 0 153

Hubungan antara media pembelajaran dan kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul.

0 0 138

Tingkat persepsi pacaran yang sehat menurut siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

0 0 108

Skripsi KESALAHAN EJAAN PADA LAPORAN STUDY TOUR SISWA SMA PANGUDI LUHUR, SEDAYU, BANTUL, YOGYAKARTA, ANGKATAN 2007

0 0 98

PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI SISWA KELAS XII IPA SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU BANTUL TENTANG HUKUM II TERMODINAMIKA

0 1 152

Upaya meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas bagi siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul demi hidup bermasyarakat yang terlibat - USD Repository

0 0 181

Upaya meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas bagi siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul demi hidup bermasyarakat yang terlibat - USD Repository

0 1 181

SUMBANGAN REKOLEKSI TAHUNAN TERHADAP MOTIVASI PENGEMBANGAN POTENSI DIRI PARA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA SKRIPSI

0 2 128

PENGARUH KEMAMPUAN BERBAHASA, KEMAMPUAN MATEMATIS DAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA TERHADAP KEMAMPUAN MENGERJAKAN SOAL FISIKA PADA BAHASAN KINEMATIKA DI KELAS XI IPA SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU DAN KELAS XI IPA 2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

0 1 151