110 pemahaman, pengetahuan dan wawasan yang baik mengenai suara hati akan
membantu orang untuk hidup lebih terarah kepada kebaikan, dan lebih dekat dengan Tuhan. Orang juga akan semakin menyadari seberapa besar peranan suara
hati dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya bahwa suara hati dapat keliru, jadi suara hati harus dibina secara terus
menerus lewat pendidikan formal, penghayatan sabda Allah dan pengajaran Gereja, memohon dukungan Roh Kudus dan mungkin meminta bantuan orang-
orang yang dianggap dapat memberikan nasehat berupa saran dan masukkan. Rekoleksi merupakan kegiatan yang mengembangkan hidup rohani.
Dalam rekoleksi orang diajak untuk berhenti sejenak meninggalkan kesibukkan dan rutinitas sehari-hari, dengan tujuan mengembangkan diri serta
berani mengambil sikap dan langkah yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Kaitannya bahwa rekoleksi sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan
mendengarkan suara hati bahwa dalam rekoleksi itu orang dapat berdoa, berefleksi secara pribadi maupun kelompok.
Lewat doa-doa dalam keheningan itu orang merasa terbantu untuk dapat berkomunikasi dengan Tuhan dan mampu mendengarkan bisikan Tuhan serta
mampu menemukan kehendak Tuhan dalam dirinya. Dengan kekuatan Roh Kudus yang berkarya dalam diri seseorang orang semakin bijaksana dalam menentukan
pilihan hidup dan dalam mengambil keputusan. Melalui penelitian ini penulis turut serta mengambil bagian membantu siswa-siswi dalam membina suara hati,
supaya mereka dapat mengambil keputusan, dapat membedakan yang baik dan yang buruk berdasarkan penilaian suara hati.
BAB IV
USULAN PROGRAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDENGARKAN SUARA HATI DALAM BENTUK REKOLEKSI
Dalam bab IV ini, penulis mengusulkan program kegiatan rekoleksi yang kiranya dapat membantu siswa-siswi dalam meningkatkan kemampuan
mendengarkan suara hati. Menguraikan beberapa gagasan pokok dalam program rekoleksi yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan siswa-siswi kelas XI di SMA
Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam mempersiapkan usulan program rekoleksi dibutuhkan persiapan dan perencanaan
yang matang. Memikirkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan rekoleksi seperti rekoleksi untuk remaja, dewasa, pasutri, atau untuk umum,
menentukan tema, tujuan, metode, materi, fasilitas, sarana prasarana yang akan digunakan, dan siapa pendampingnya, sehingga program tersebut dapat menjawab
permasalahan yang ada. Keberhasilan dalam rekoleksi menjadi harapan bagi peserta, keberhasilan
itu berupa segala sesuatu yang diperoleh selama mengikuti rekoleksi. Keberhasilan tersebut dapat berupa perubahan baru dalam diri peserta, lebih
dikuatkan dan diteguhkan dalam menjalani kehidupan selanjutnya. Untuk itu dalam bab IV ini penulis akan menyajikan bagaimana bentuk rekoleksi yang dapat
meningkatkan kemampuan mendengarkan suara hati bagi siswa-siswi kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, di Daerah Istimewa Yogyakarta.
112
A. Kegiatan Rekoleksi Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan
Mendengarkan Suara Hati bagi Siswa-siswi di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Rekoleksi yang diadakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, di Daerah Istimewa Yogyakarta sudah terencana dan terprogram dengan baik.
Rekoleksi biasanya dilaksanankan bagi seluruh siswa-siswi ketika masih duduk di kelas X dan kelasXI, sedangkan retret dilaksanakan oleh seluruh siswa-siswi kelas
XII. Tujuan secara umum diadakannya rekoleksi bagi siswa-siswi di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, di Daerah Istimewa Yogyakarta yakni untuk
mengembangkan iman dan hidup rohani. Tujuan rekoleksi ini merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan visi
sekolah, yaitu terwujudnya sekolah yang unggul dalam iman, berkarakter Katolik, mempunyai sikap saling mengasihicinta kasih. Sedangkan tujuan khusus
rekoleksi menyesuaikan dengan tema yang disesuaikan pula dengan situasi dan keadaan peserta. Dalam rekoleksi peserta diajak untuk meninjau karya Allah
dalam diri pribadi, cara kerja serta bimbingan-Nya serta tanggapan atas karya Allah tersebut. Dalam rekoleksi juga orang berusaha mengamati roh-roh apa yang
menggerakkan hati selama ini, roh baik atau roh jahat, bagaimana tanggapan terhadap roh itu.
Dalam rekoleksi orang diajak mengadakan latihan kepekaan terhadap macam roh yang menggerakkan hati dan jawaban terhadap gerak roh itu. Jelas
sekali bahwa dalam rekoleksi orang diajak untuk mengumpulkan kembali pengalaman hidupnya untuk diolah kembali lewat serangkaian proses seperti
113 memeriksa batin, berdoa, berefleksi dan melakukan meditasi agar tercapainya
buah-buah Roh Kudus demi perkembangan iman dan rohani seseorang. Hubungan atau kaitan rekoleksi dengan suara hati bahwa rekoleksi merupakan uasaha
seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan iman dan hidup rohani. Suara hati atau ada juga orang yang menyebutnya hati nurani merupakan unsur
yang paling pokok dan inti dari keseluruhan kehidupan manusia yang harus ada. Sedikit atau banyak dan segala sesuatu yang dilakukan dalam kehidupan
manusia sehari-hari melibatkan suara hati atau hati nurani. Suara hati atau hati nurani juga berkaitan dengan iman dan kehidupan rohani. Orang dikatakan
beriman jika iman itu diwujudkan melalui tindakan serta perbuatan yang kongkrit dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mampu berbuat, bersikap dan bertindak
penuh iman tentu sedikit banyak melibatkan peranan hati nurani atau suara hati. Hati nurani atau suara hati sebagai daya penggerak untuk melakukan hal
yang baik. Agar dapat mencapai suara hati yang benar berdasarkan penilaian suara hati yang benar, orang perlu membina suara hati, melalui kegiatan-kegiatan rohani
salah satunya rekoleksi. Siswa-siswi kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, di Daerah Istimewa Yogyakarta juga termasuk usia remaja. Seperti yang
kita ketahui bahwa usia remaja ini merupakan usia yang masih labil, mudah terpengaruh, masih sangat emosional, sulit mengendalikan diri, dan sulit
mengambil keputusan, namun mereka juga remaja yang kreatif dan berfikir kritis. Hal ini dikarenakan berbagai faktor diantaranya karena usia yang belum
dewasa, sehingga mempengaruhi cara dan pola berfikir serta prinsip yang ditanamkan dalam diri remaja. Remaja juga belum mampu bertanggungjawab,
114 belum memiliki keberanian dalam menghadapi kemungkinan berbagai resiko dari
apa yang mereka lakukan atau perbuat. Namun remaja belum memiliki identitas diri yang jelas dalam lingkungan masyarakat.
Remaja belum bisa diterima di kalangan orang dewasa, hal ini dikarenakan remaja belum mampu beradaptasi, bertanggung jawab jika melakukan apa yang
dilakukan selayaknya orang dewasa. Masa remaja merupakan proses pendewasaan diri seseorang. Remaja juga bukan tergolong usia anak-anak lagi,
karena secara fisik pertumbuhan dan perkembangan sudah terbilang matang. Oleh karena itu remaja sering merasa bingung terhadap dirinya. Keberadaan mereka
ingin diterima dan diakui selayaknya orang yang sudah dewasa. Untuk itu remaja masih perlu dibimbing agar tidak salah dalam melangkah
dan menentukan arah hidupnya supaya dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kehendak Allah, berguna bagi sesama, masyarakat dan Agama. Dalam hal
ini siswa-siswi perlu juga dibina, didampingi dan dibimbing untuk dapat membentuk suara hatinya, sehingga siswa-siswi dapat meningkatkan kemampuan
mendengarkan suara hatinya. Gereja juga perlu membeberkan makna dan nilai terdalam yang bisa menerangi remaja dalam hal jalan kebenaran dan hidup.
Rekoleksi dipilih menjadi salah satu program yang diusulkan oleh penulis, di mana penulis melihat bahwa melalui rentetan atau melalui tiap-tiap proses
dalam rekoleksi peserta dapat berjumpa dengan Allah, menanggapi karya Allah dan mengolah karya Allah dalam dirinya. Dengan demikian penulis berharap
rekoleksi bisa menjadi salah satu cara yang dapat meningkatkan kemampuan mendengarkan suara hati.