98 setuju sebanyak 70-80 responden ini menunjukan bahwa siswa-siswi di SMA
Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki pemahaman dan pengetahuan mengenai rekoleksi. Rekoleksi adalah salah satu
kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan mendengarkan suara hati sebanyak 48 80 responden menjawab sangat setuju.
Penulis melihat dari hasil tersebut menunjukan bahwa ada peluang yang cukup besar bahwa rekoleksi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
membina suara hati.
Oleh karena itu dalam peyajian materi rekoleksi hendaknya yang berkaitan dengan suara hati. Dengan memahami pengertian suara hati, peranan dan fungsi
suara hati dan unsur-unsur lain tentang suara hati siswa-siswi termotivasi untuk semakin ingin tahu tentang suara hati dan ada kecendrungan mau membina suara hati dan mau
mengikuti keputusan suara hati yang baik dan benar berdasarkan penilaian suara hati itu sendiri.
Dalam kegiatan rekoleksi peserta diajak untuk menciptakan suasana hening, keheningan sangat diperlukan dalam pelaksanaan rekoleksi, karena dalam keheningan
itulah orang merasa terbantu dalam menemukan kehendak Tuhan dalam diri secara pribadi, kelompok dan komunitas. Dalam kegiatan rekoleksi siswa-siswi dimampukan
untuk belajar berdoa, bertemu dengan Tuhan secara pribadi dengan hati terbuka terhadap kehadiranNya. Rekoleksi memiliki tujuan mengembangkan diri serta berani mengambil
sikap dan langkah yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam rekoleksi siswa-siswi juga menggali potensi-potensi serta belajar
mengembangkannya. Dalam mengembangkan potensi yang mereka miliki perlu adanya pendampingan agar potensi tersebut dapat tersalurkan pada tempat yang sesuai, serta
mereka belajar berani mengambil sikap dan langkah yang sesuai berdasarkan kehendak Tuhan. Menyadari bahwa rekoleksi juga sebagai salah satu upaya yang dapat dilakukan
99
untuk melatih hidup rohani dan menumbuhkan rasa ingin berubah kearah yang lebih baik, dalam hal ini rekoleksi memiliki peranan yang amat penting dalam membina hidup
rohani seseorang
Siswa-siswi memahami tujuan rekoleksi mengembangkan diri serta berani mengambil sikap dan langkah yang sesuai dengan kehendak Tuhan sebanyak 47
78,3 menyatakan sangat setuju. Dalam rangka melaksanakan kegiatan rekoleksi menentukan tujuan yang sesuai sangat penting. Dengan demikian
kegiatan rekoleksi dapat menghasikan sesuatu yang benar-benar bermanfaat bagi peserta. Dari tujuan tersebut diharapkan mampu menggali semangat peserta agar
mereka terbimbing dan terarah untuk menentukan tujuan dan arah hidup mereka. Dengan demikian rekoleksi merupakan salah satu cara atau upaya yang epektif
untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan suara hati.
3. Pemahaman siswa-siswi kelas XI di SMA Pangudi Luhur, Sedayu, Bantul,
di Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Suara Hati
Berdasarkan data pada tabel 5 yaitu pemahaman tentang suara hati sebanyak 50-60 responden menjawab sangat setuju dan setuju. Data ini
memperlihatkan bahwa siswa-siswi sudah memiliki pemahaman dan pengetahuan yang berarti mengenai pengertian suara hati, cara membina suara hati, fungsi dan
peranan suara hati dalam mengambil keputusan. Namun mereka masih perlu dibimbing dan diberi pengertian mengenai suara hati, supaya mereka memiliki
pengetahuan dan pemahaman bahwa suara hati itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari manusia, terlebih dalam membuat suatu keputusan.
100 Pembinaan suara hati dapat dilakukan melalui pendidikan, penghayatan
sabda Allah, dan pengajaran Gereja, memohon dukungan roh kudus dan bantuan orang-orang bijak sebanyak 35 58,3 responden menyatakan sangat setuju.
Penulis melihat bahwa siswa-siswi tidak mengerti mengenai cara membina suara hati. Penulis memaklumi jika siswa-siswi belum mengerti cara membina suara
hati. Orang yang dapat membina suara hati ketika orang itu mengerti apa itu suara hati. Suara hati itu ada pada setiap manusia, hanya saja suara hati masih kurang
populer dalam kehidupan sehari-hari, terlebih bagi orang awam kata suara hati terkesan sangat religius dan hanya populer bagi kaum biarawan biarawati.
Pemahaman yang keliru menyebabakan kurangnya kesadaran orang untuk mau membina suara hati. Padahal suara hati memiliki peranan yang sangat
penting dalam menentukan sikap, memberi penilaian apakah yang dilakukan baik atau buruk. Suara hati berperan sebagai Moral Sense kesadaran moral yang
membuat orang mampu membeda-bedakan antara yang baik dan yang jahat. Berperan juga sebagai “guru moral” karena memberikan kejelasan tentang baik
atau buruknya suatu tindakan sebelum dilakukan. Adapun fungsi suara hati sebagai pengadilan keputusan atas tindakkan yang sudah dilakukan.
Tindakan seseorang dapat menyimpang dari suara hati. Setelah seseorang bertindak, suara hati mengambil peranan menjadi pengadil apakah tindakan
seseorang sesuai atau bertentangan dengan suara hati. Jika tindakan seseorang sesuai dengan suara hati, suara hati akan memberikan pujian, peneguhan yang
berupa ketenangan batin. Pentingnya memberikan pemahaman yang kongkrit kepada remaja mengenai suara hati dan menumbuhkan semangat atau kebiasaan
101 serta memberikan pembinaan secara khusus supaya remaja tidak merasa asing
mendengar suara hati. Kegiatan rohani khususnya rekoleksi dapat menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membina suara hati dan meningkatkan
kemampuan mendengarkan sura hati.
4. Pengalaman Siswa-siswi kelas XI di SMA Pangudi Luhur, Sedayu, Bantul
di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Mengikuti Rekoleksi
Berdasarkan data yang ada pada tabel 6 tentang pengalaman siswa-siswi kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, di Daerah Istimewa Yogyakarta
dalam mengikuti rekoleksi. Dari data tersebut sebanyak 43 71,7 dari 60 responden mengatakan pernah mengikuti rekoleksi lebih dari satu kali. Itu berarti
siswa-siswi sudah memiliki pengalaman yang memadai dalam kegiatan rekoleksi. Dengan memiliki pengalaman yang cukup diharapakan akan memberikan dampak
yang positif bagi peserta lebih termotivasi dalam mengikuti rekoleksi. Memperoleh buah yang baik dan bermanfaat bagi perkembangan dan
pertumbuhan mereka sebagai remaja. Materi rekoleksi sesuai dengan kebutuhan peserta 39 65 responden menyatakan setuju.
Berarti dari kegiatan rekoleksi yang diikuti siswa-siswi, materi yang disampaikan sesuai dengan situasi dan kondisi remaja, dengan harapan bahwa
melalui materi yang disampaikan dapat menjawab apa yang menjadi kebutuhan remaja, disamping itu juga remaja akan terbantu untuk memahami dirinya sebagai
makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki akal dan budi, memahami, tugas, tanggung jawab sebagai remaja, menumbuhkan rasa percaya diri dan berani dalam
102 menentukan sikap. Materi yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta dapat
membantu tercapainya suatu tujuan rekoleksi, dengan tercapainya suatu tujuan menunjukan bahwa rekoleksi itu dapat dikatakan berhasil. Keberhasilan dalam
rekoleksi juga didukung dari adanya perubahan sikap dari yang kurang baik menjadi lebih baik.
Mencatat hal-hal penting dalam setiap sesi pertemuan sangatlah penting. Di mana hal itu dapat membantu peserta untuk dapat mengingat kembali hal-hal
yang dianggap bermanfaat setelah rekoleksi. Sewaktu-waktu ketika diperlukan peserta dapat membaca pokok-pokok yang dianggap bermanfaat untuk
perkembanga secara pribadi. Dengan demikian buah-buah yang dihasilkan selama rekoleksi benar-benar menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan
selanjutnya. Dari 60 responden sebanyak 29 48,3 responden menyatakan setuju bahwa materi rekoleksi berkaitan dengan suara hati. Dari hasil tersebut
penulis mengatakan bahwa materi rekoleksi belum sepenuhnya berkaitan dengan suara hati, penulis juga memaklumi jika remaja kurang mengerti dan memahami
mengenai suara hati. Oleh karena itu dalam rekoleksi perlu diusahakan materi yang berkaitan
dengan suara hati, sehingga rekoleksi dapat menjadi salah satu cara atau upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan suara hati.
Rekoleksi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mendengar suara hati, seperti yang kita ketahui rekoleksi adalah
kegiatan yang bersifat rohani dan bertujuan mengembangkan diri dan hidup kerohanian seseorang. Dalam rekoleksi itu orang belajar berdoa, mengandalkan
103 pemilihan hidup dan berani membuat keputusan berdasarkan suara hati yang baik
dan benar. Secara tidak langsung melalui serangkaian acara atau tiap proses rekoleksi itu orang juga belajar mengenal suara hati dan membina suara hati.
5. Pengalaman Siswa-siswi kelas XI di SMA Pangudi Luhur, Sedayu, Bantul,
di Daerah Istimewa Yogyakarta setelah Mengikuti Rekoleksi
Berdasarkan tabel 7 di atas tentang pengalaman siswa-siswi setelah mengikuti rekoleksi, secara umum dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa-
siswi mengatakan ingin mengikuti rekoleksi lagi sebanyak 36 60 dari 60 responden. Penulis melihat bahwa masih banyak siswa-siswi yang menginginkan
adanya rekoleksi lagi. Berarti rekoleksi yang mereka ikuti memiliki kesan tersendiri dalam diri siswa-siswi. Kesan yang positif akan memberikan dampak
yang positif pula. Adanya kesan yang positif dari siswa-siswi baik itu berupa materi, cara
penyampaian materi dan segala sesuatu yang dilakukan dalam proses pelaksanaan rekoleksi siswi menunjukkan bahwa rekoleksi itu berhasil. Keberhasilan itu juga
tidak cukup jika hanya terlihat dari kesan yang diberikan oleh siswa-siswi, namun perlu di buktikan melalui perubahan sikap dan prilaku seseorang baik itu terhadap
TuhanNya maupun sesama, baik ketika berada di tengah-tengah keluarga, sekolah dan masyarakat pada umumnya.
Dalam rekoleksi juga mengusahakan terciptanya suasana hening dengan keheningan dapat membantu orang untuk mampu mendengarkan suara hati.
Secara tidak langsung dengan keheningan itu pula orang memfokuskan dirinya
104 untuk berdoa dan berkomunikasi dengan Tuhan, sehingga orang dapat
menanggapi suara Tuhan yang dibisikkan kepadanya. Dengan demikian suara Tuhan dapat di dengar dengan baik dan ditanggapi oleh pikiran yang jernih dan di
olah oleh hati nurani atau suara hati. Terdapat perkembangan yang cukup berarti bahwa setelah mereka
mengikuti proses rekoleksi siswa-siswi mampu mengambil keputusan secara baik dan benar, namun ada beberapa siswa-siswi yang tidak memiliki perkembangan
yang berarti setelah mengikuti rekoleksi, beberapa responden masih biasa-biasa saja. Terdapat 42 70 responden menyatakan sangat setuju bahwa ada
perubahan sikap menjadi lebih baik setelah mengikuti rekoleksi dan 45 75 responden menyatakan sangat setuju bahwa mau membina suara hati secara terus
menerus melalui doa memohon dukungan Roh Kudus. Dari jawaban-jawaban yang diberikan siswa-siswi, penulis melihat bahwa
ada dampak positif yang mereka rasakan setelah mereka melewati proses rekoleksi. Siswa-siswi memiliki perubahan sikap yang lebih baik, lebih terbuka
terhadap diri sendiri dan orang lain di sekitarnya, mampu membedakan hal yang baik dan buruk, lebih berani mengambil keputusan dengan segala resiko dan
konsekuensinya. Mengandalkan keputusan suara hati yang baik dan benar dalam menentukan pilihan hidup dan mengambil keputusan serta mau membina suara
hati secara terus menerus melalui doa memohon dukungan Roh Kudus. Siswa-siswi memilki harapan bahwa mereka mau membina suara hati
secara terus menerus, itu berarti mereka memiliki perkembangan dan kemajuan serta kesadaran akan pentingnya membina suara hati. Menyadari pentingnya
105 peranan suara hati dalam proses pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-
hari, terutama dalam pengambilan keputusan yang sulit, maka suara hati perlu dibina melalui pendidikan, memohon bantuan dan bimbingan Roh Kudus, serta
meminta bantuan orang bijak bisa juga melalui kegiatan-kegiatan Rohani seperti rekoleksi.
6. Pembahasan Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara terhadap 5 orang responden, penulis melihat bahwa rekoleksi yang di laksanakan oleh siswa-siswi
kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, di Daerah Istimewa Yogyakarta berkaitan dengan beberapa pertanyaan sehubungan dengan rekoleksi dan suara
hati. hasil wawancara ini dapat membantu penulis untuk memperjelas hasil penelitian melalui kuesioner. Pemahaman siswa-siswi mengenai rekoleksi yang
pernah mereka ikuti dari responden 1-5 mengatakan menarik. Karena sudah sesuai dengan kebutuhan mereka, dilihat dari segi isi, metode, materi dan sebagainya.
Ada pun yang perlu dikembangkan dari metode rekoleksi jawabannya berbeda-beda. Namun pada umumnya mereka menjawab metode diskusi yang di
adakan luar ruangan dan permainan, supaya ada perbedaan ketika melaksanakan proses belajar mengajar dengan rekoleksi. Dalam hal metode mereka mengingikan
metode yang menarik dan kreatif dan mampu membangkitkan semangat peserta. Sedangkan mengenai pemahaman suara hati, masih dikategorikan kurang
memiliki pemahaman secara lebih jelas dan mendalam. Pemahaman masih terbatas pada pengertian istilah suara hati saja.
106 Untuk penerapan kongkrit melalui sikap dan tindakan sehari-hari belum
dapat dikatakan memahami. Ini terlihat dari jawaban responden yang belum dapat membedakan antara suara hati dan suara Tuhan. Ada juga responden yang masih
sekedar menjawab pertanyaan saja, dan menjawab suara hati adalah suara yang berasal dari manusia sendiri yang muncul di saat suasana tenang. Selanjutnya
rekoleksi dapat membantu dalam mendengarkan suara hati. Dari 5 responden mengatakan dapat membantu. Karena kegiatan rekoleksi dalam tradisi Gereja
Katolik merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilaksanankan sebagai usaha membina hidup rohani.
Melalui tiap-tiap proses yang ada dalam rekoleksi baik itu renungan, berdoa, refleksi, kontemplasi, dan bersemedi. Mereka mampu menghadirkan
Tuhan dalam dirinya. Mampu menemukan kehendak Tuhan dan menanggapinya dengan mata batin atau hati nurani atau suara hati. Namun
secara tidak langsung siswa-siswi terbantu dalam memahami suara hati dan dapat membina suara hati.
Dengan demikian rekoleksi dapat membantu mereka dalam upaya meningkatkan kemampuan mendengarkan suara hati.
F. Kesimpulan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner dan wawancara yang telah diuraikan diatas, penulis melihat bahwa rekoleksi yang dilaksanakan oleh siswa-
siswi kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, di Daerah Istimewa Yogyakarta secara keseluruhan sudah berjalan cukup baik dari segi materi, isi
metode, model dan sarana prasarana. Didukung juga oleh pendamping yang
107 memiliki pengalaman dan pengetahuan memadai dalam memberikan rekoleksi.
Pelaksanaan kegiatan rekoleksi sudah terencana dan terkoordinir dengan baik dari pihak sekolah maupun tim pendamping. Pada table 5 mengenai pemahaman suara
hati, dari hasil jawaban responden tersebut menunjukkan responden menjawab 50-60 dari 60 responden.
Pemahaman siswa-siswi mengenai pengertian suara hati masih terbatas pada konteks pengertian suara hati saja. Namun belum dipahami secara lebih luas
dan mendalam. Luas dan mendalam maksudnya bahwa siswa-siswi sungguh memahmi benar suara hati baik pengertiannya, fungsi dan peranannya, sifat-sifat
suara hati serta cara membina suara hati, sehingga mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik dari sikap, perbuatan serta tindakan yang
dilakukan. Suara hati memiliki peranan yang sangat penting dalam pengambilan keputusan.
Pada table 6 seperti yang terlihat pada no item 19 materi rekoleksi berkaitan dengan suara hati sebanyak 12 20 responden menjawab sangat
setuju, 29 48,3 responden yang menjawab setuju dan responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 19 31,7. Materi rekoleksi belum sepenuhnya
berhubungan dengan suara hati. Berdasarkan hasil tersebut penulis menyimpulkan bahwa dalam rekoleksi yang telah dilaksanakan oleh siswa-siswi kelas XI SMA
Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, di Daerah Istimewa Yogyakarta belum dapat meningkatkan kemampuan mendengarkan suara hati.
Hal ini dikarenakan materi rekoleksi kurang dikemas dengan baik, belum dikaitkan dengan suara hati, sehingga siswa-siswi belum mampu memberikan
108 pemahaman secara jelas dan mendalam mengenai pengertian suara hati dan cara
yang dapat dilakukan untuk membina suara hati. Untuk itu siswa-siswi perlu dibantu dan diberi pendampingan dalam memahami suara hati secara jelas dan
mendalam serta dapat menemukan cara-cara yang dapat dilakukan untuk membina suara hati.
Supaya mampu mengambil keputusan yang baik dan benar berdasarkan penilaian suara hati yang benar. Suara hati memiliki peranan yang amat penting
dalam pengambilan keputusan. Untuk itu pada bab IV penulis mengusulkan program rekoleksi yang dapat membantu siswa-siswi dalam memahami
pengertian suara hati dan cara yang dapat dilakukan untuk membina suara hati, sehingga rekoleksi dapat menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan
kemampuan mendengarkan suara hati. Pada akhirnya siswa-siswi memiliki pemahaman yang jelas dan mendalam
megenai suara hati dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk membina suara hati, dengan demikian mereka juga dapat mengambil keputusan berdasarkan penilaian
suara hati yang benar serta mampu mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari melalui sikap, perbuatan dan tindakkan yang dilakukan. Mampu membedakan
yang baik dan yang jahat, mampu membedakan yang benar dan salah.
G. Refleksi Kateketis Hasil Penelitian
Dalam kehidupan sehari-hari, ketika umat manusia sudah tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak hingga dewasa, seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangan tersebut cara dan pola berfikir manusia pun ikut mengalami