Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial
62 Perubahan ketentuan mengenai kekuasaan kehakiman dalam UUD 1945
dimaksudkan untuk mempertegas bahwa tugas kekuasaan kehakiman dalam sistem ketatanegaraan Indonesia adalah untuk menyelenggarakan peradilan
yang merdeka, bebas dari intervensi pihak mana pun, guna menegakkan hukum dan keadilan. Ketentuan ini merupakan perwujudan prinsip Indonesia sebagai
negara hukum sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1 ayat 3 UUD Negara RI Tahun 1945.
Mahkamah Agung MA
MA adalah salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yaitu kekuasaan yang menyelenggarakan peradilan untuk
menegakkan hukum dan keadilan pasal 24 ayat 1. Kewenangan MA adalah 1 mengadili perkara pada tingkat kasasi, yaitu pembatalan atau pernyataan tidak
sah terhadap putusan hakim karena tidak sesuai dengan UU; 2 menguji peraturan perundang-undangan di bawah UU; serta 3 memberikan
pertimbangan kepada presiden, jika presiden akan memberikan grasi dan rehabilitasi. Mengingat tugas, sebagai pengawal dan penjaga keadilan, Hakim
Agung harus memiliki integritas dan kepribadian tidak tercela, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang hukum.
Dengan demikian NKRI memiliki empat lingkungan peradilan yaitu lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, dan lingkungan peradilan tata usaha negara. Walaupun pengadilan yang ada dalam empat lingkungan peradilan itu berada di bawah Mahkamah Agung
bukan berarti MA dapat mempengaruhi putusan badan peradilan di bawahnya. Kedudukan badan-badan peradilan di bawah Mahkamah Agung itu adalah
independen. Mahkamah Agung hanya dapat membatalkan atau memperbaiki putusan badan peradilan di bawahnya dalam tingkat kasasi. Sedangkan badan-
badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam undang-undang Pasal 24 ayat 3 UUD Negara RI Tahun 1945. Badan-badan
lain yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah misalnya kejaksaan, kepolisian, advokatpengacara dan lain-lain.
Komisi Yudisial KY
Pembentukan Komisi Yudisial oleh UUD Negara Republik Indonesia 1945 dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa kekuasan kehakiman yang merdeka tidak
bisa dibiarkan menjadi sangat bebas tanpa dapat dikontrol dan diawasi, walaupun pengawasan itu sendiri dalam batas-batas tertentu. Itulah sebabnya
dibentuk Komisi Yudisial dimaksudkan untuk menjaga dan menegakkan
63 kehormatan, keluhuran, martabat serta perilaku hakim serta mengusulkan
pengangkatan hakim agung. Zoelva, 2002. Komisi Yudisial itu sendiri adalah suatu badan kehakiman yang merdeka
yang berada
dalam lingkungan
kekuasaan kehakiman
tapi tidak
menyelenggarakan peradilan. Untuk menjamin kredibilitas komisi ini, maka syarat-syarat untuk menjadi anggota komisi ini seseorang harus memiliki
pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan pengabdian yang tidak tercela. Pengangkatannya dilakukan oleh Presiden
dengan persetujuan DPR UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 24B.
Mahkamah Konstitusi MK
Pembentukan Mahkamah Konstitusi dimaksudkan untuk menjaga kemurnian konstitusi the guardian of the constitution . Inilah salah satu ciri dari
sistem penyelenggaraan kekuasaan negara yang berdasarkan konstitusi. Setiap tindakan lembaga-lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara harus
dilandasi dan berdasarkan konstitusi. Tindakan yang bertentangan dengan konstitusi dapat diuji dan diluruskan oleh Mahkamah konstitusi melalui proses
peradilan yang diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi diberikan wewenang oleh UUD Negara Republik
Indonesia 1945 Pasal 24 C untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk:
a menguji undang-undang terhadap UUD; b memutus
sengketa kewenangan
antar lembaga
negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD; c memutus pembubaran partai politik;
d memutus sengketa hasil pemilu; e memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran
oleh Presiden danatau Wakil Presiden menurut UUD. Selain MA, MK, KY, dan Polri yang sudah diatur dalam UUD Negara RI
Tahun 1945, masih ada badan-badan lain yang jumlahnya lebih dari satu yang mempunyai fungsi berkaitan dengan kekuasaan kehakiman. Hal ini sesuai
dengan Pasal 24 ayat 3 UUD Negara RI Tahun 1945 yang berbunyi, Badan- badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam
UU. Badan-badan yang dimaksud antara lain Kejaksaan Agung. Selain itu, lembaga lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman, yaitu
menjalankan fungsi penyelidikan, penyidikan, dan atau penuntutan antara lain
64 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Komnas HAM, Komisi Pemberantaan
Korupsi KPK, dan sebagainya. Kejaksaan Agung, Komnas HAM, dan KPK tidak tertulis dalam UUD
Negara RI Tahun 1945, hanya diatur dalam UU. Meskipun demikian, keberadaan lembaga-lembaga tersebut dalam negara demokrasi mempunyai derajat
kepentingan yang sama constitutional importance dalam sistem ketatanegaraan negara kita.