6 4. Selama mempelajari modul ini, silakan diperkaya dengan referensi yang
berkaitan dengan materi modul ini. 5. Perhatikan pula aktivitas pembelajaran dan langkah-langkah dalam
menyelesaikan setiap latihantugaskasus 6. Latihantugaskasus dapat berupa permasalahan yang bisa dikerjakan
dalam kelompok dan individu 7. Diskusikanlah dengan fasilitator apabila terdapat permasalahan dalam
memahami materi. 8. Kembangkan dan implementasikan dalam pembelajaran PPKn SMP.
7
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 PENDIDIKAN NILAI MORAL DAN KARAKTER DALAM PPKn
Oleh: Drs. H. Haryono Adi Purnomo
A. Tujuan
1. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan pendidikan nilai moralsecara benar
2. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan pendidikan karakter secara benar
3. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan kaitan pendidikan nilai moral dan karakter secara benar
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menunjukkan pendidikan nilai moral 2. Menunjukkan pendidikan karakter
3. Menunjukkan kaitan pendidikan nilai moral dan karakter
C. Uraian Materi 1.Pendidikan Nilai Moral
Istilah value yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi nilai dan dapat dimaknai sebagai harga Mulyana, 2004: 7. Namun ketika
dihubungkan dengan suatu objek atau sudut pandang tertentu, “harga” yang terkandung di dalamnya memiliki tafsiran yang bermacam-macam.
Perbedaan tafsiran tentang harga suatu nilai tidak hanya disebabkan oleh minat manusia terhadap hal-hal yang material, maupun kajian ilmiah tapi
lebih dari itu, harga suatu nilai perlu diartikulasikan untuk menyadari dan memanfaatkan
makna kehidupan.
Manusia dituntut
untuk menempatkannya secara seimbang atau memaknai harga-harga lain
dengan harga keyakinan beragama yang secara hirarkhis memiliki nilai akhir yang lebih tinggi.
Perbedaan cara pandang dalam memahami nilai berimplikasi pada perumusan definisi nilai Mulyana, 2004: 9-10:
- Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya Gordon Allport, 1964.
8 - Nilai adalah patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam
menentukan pilihannya di antara cara-cara tindakan alternatif Kuperman, 1983.
- Nilai adalah alamat sebuah kata “ya” atau nilai adalah sesuatu yang
ditunjukkan kata ya Hans Jonas – Bertens, 1999.
- Nilai sebagai konsepsi dari apa yang diinginkan, yang mempengaruhi pilihan terhadap cara tujuan antara dan tujuan akhir tindakan Kluckholm
– Brameld, 1957. Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Nilai merupakan sesuatu yang diinginkan sehingga melahirkan tindakan pada
diri seseorang. Nilai yang sesungguhnya hanya dapat lahir kalau diwujudkan dalam praktik tindakan. Sebagai sesuatu yang diinginkan,
dikejar, dan diraih, maka nilai melekat pada tindakan. Misalnya: “seseorang berkata bahwa segala perikehidupan harus dilandasi
keikhlasan, pada hal tindakannya banyak menampilkan kaidah untung- rugi secara material”
Nilai dapat merujuk pada sekumpulan kebaikan yang disepakati bersama. Ketika kebaikan itu sudah menjadi aturan atau menjadi kaidah
yang dipakai sebagai tolok ukur dalam menilai sesuatu, maka itulah norma.Nilai dan norma hanya memiliki harga jika diwujudkan dalam
perilaku atau tindakan.Nilai dilukiskan suatu harga yang diyakini seseorang sedang norma lebih merupakan suatu keharusan yang datang
dari konsekuensi sosial sebagai hasil kesepakatan bersama.Misalnya: “ketika seorang anak muda melewati orang tua yang sedang duduk, ia
harus berjalan setengah membungkuk sambil memiringkan badan seraya berkata permisi…”
Nilai sebagai suatu keyakinan seseorang untuk bertindak atas dasar pilihannya. Sifat baik buruk yang dilekatkan pada moral, maka sifat tersebut
sudah menyatu dengan tindakan sedang baik buruknya suatu nilai belum tentu diikuti oleh tindakan. Meskipun nilai tersebut dituntut adanya
penerapan, sifat kebutuhan penerapannya tidak mendesak. Tema moral erat kaitannya dengan tanggungjawab sosial yang teruji secara langsung,
sedangkan tema nilai meskipun memiliki tanggungjawab sosial dapat ditangguhkan untuk sementara waktu. Misalnya: “ketika seseorang yang
diduga memiliki kejujuran tetapi ternyata ia melakukan korupsi, maka