MPR Majelis Permusyawaratan Rakyat

58 2 memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden seperti dituntut pemberhentiannya oleh DPR berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi bahwa yang bersangkutan memang terbukti bersalah melakukan pelanggaran hukum sebagaimana dimaksud oleh UUD; 3 memilih Presiden dan atau Wakil Presiden untuk mengisi jabatan apabila terjadi kekosongan dalam jabatan Presiden dan atau Wakil Presiden itu; dan 4 menyelenggarakan sidang paripurna yang bersifat fakultatif untuk mendengarkan dan menyaksikan pengucapan sumpah Presiden dan atau Wakil Presiden.

2. DPR Dewan Perwakilan Rakyat

Pada Pasal 20A UUD Negara RI Tahun 1945 DPR mempunyai fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. Fungsi legislasi mempertegas kedudukan DPR sebagai lembaga legislatif yang menjalankan kekuasaan membentuk undang-undang. Fungsi anggaran mempertegas kedudukan DPR untuk membahas termasuk mengubah Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara RAPBN dan menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN yang ditujukan bagi kesejahteraan rakyat. Kedudukan DPR dalam hal APBN ini lebih menonjol dibandingkan dengan kedudukan Presiden karena apabila DPR tidak menyetujui RAPBN yang diusulkan Presiden, Pemerintah menjalankan APBN tahun yang lalu Pasal 23 ayat 3 Negara RI Tahun 1945. Sementara fungsi pengawasan DPR dalam melakukan pengawasan terhadap kebijakan dan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan oleh Presiden pemerintah. Penegasan fungsi DPR dalam UUD Negara RI Tahun 1945 itu akan sangat mendukung pelaksanaan tugas DPR sehingga DPR makin berfungsi sesuai dengan harapan dan tuntutan rakyat. Secara rinci tugas DPR menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah: 1. membentuk undang-undang pasal 20 ayat 1 UUD Negara RI Tahun 1945 2. melakukan pengawasan kerja Pemerintah dan jajarannya sebagaimana diatur dalam pasal 20A UUD Negara RI Tahun 1945 3. membahas dan memberi persetujuan atas rancangan anggaran negara yang diajukan Presiden dalam bentuk rancangan undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN, serta mengawasi penggunaannya. Persetujuan anggaran merupakan fungsi yang sangat 59 penting bagi DPR, karena dengan kontrol atas anggaranlah DPR dapat mengontrol pemerintah dengan efektif. Tanpa persetujuan pengeluaran anggaran dari DPR, Presiden tidak dapat mengeluarkan anggaran belanja negara. Karena itulah UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa apabila DPR tidak menyetejui RUU APBN yang diajukan pemerintah, maka yang berlaku adalah Undang-undang APBN tahun sebelumnya. 4. Mengusulkan pemberhentian Presiden sebagai tindak lanjut hasil pengawasan Pasal 7A UUD Negara RI Tahun 1945; 5. Melantik Presiden dan atau Wakil Presiden dalam hal MPR tidak dapat melaksanakan sidang untuk itu Pasal 9 UUD Negara RI Tahun 1945; 6. Memberikan pertimbangan atas pengangkatan duta dan dalam hal menerima duta negara lain Pasal 13 UUD Negara RI Tahun 1945; 7. Memberikan pertimbangan kepada Presiden atas pemberian Amnesti dan Abolisi Pasal 14 ayat 2 UUD Negara RI Tahun 1945; 8. Memberikan persetujuan atas pernyataan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain Pasal 11 UUD Negara RI Tahun 1945; 9. Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan Pasal 23F UUD Negara RI Tahun 1945; 10. Memberikan persetujuan atas pengangkatan anggota Komisi Yudisial Pasal 24B ayat 3 UUD Negara RI Tahun 1945; 11. Memberikan persetujuan atas pengangkatan Hakim Agung Pasal 24A ayat 3 UUD Negara RI Tahun 1945; dan 12. Mengajukan 3 dari 9 orang anggota hakim konstitusi Pasal 24C ayat 4 UUD Negara RI Tahun 1945

3. DPD Dewan Perwakilan Daerah

UUD NRI Tahun 1945 menentukan jumlah anggota DPD dari setiap provinsi adalah sama dan jumlah seluruh anggotanya tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota DPR. Penetapan jumlah wakil daerah yang sama dari setiap provinsi pada keanggotaan DPD menunjukan kesamaan status provinsi- provinsi itu sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak membedakan provinsi yang banyak atau sedikit penduduknya maupun yang besar atau yang kecil wilayahnya. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan kewenangan yang terbatas kepada DPD dalam bidang legislasi, anggaran, serta pengawasan. Dalam bidang legislasi DPD hanya berwenang untuk mengajukan dan ikut