PERUMPAMAAN ORANG SAMARIA YANG BAIK HATI LUKAS 10:25- 37 MELALUI KATEKESE KAUM MUDA SEBAGAI USAHA
PEMBINAAN IMAN KAUM MUDA DI STASI KRISTUS RAJA NGRAMBE, PAROKI SANTO YOSEPH NGAWI, JAWA TIMUR.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan yang muncul, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud perumpamaan dalam Injil Lukas?
2. Bagaimanakah menafsirkan dan menemukan pesan perumpamaan orang
Samaria yang baik hati? 3.
Bagaimanakah realita katekese kaum muda sebagai pembinaan iman kaum muda dalam menggali perumpamaan di stasi Kristus Raja Ngrambe, paroki
St. Yoseph Ngawi, Jawa Timur? 4.
Bagaimanakah menggali perumpamaan orang Samaria yang baik hati dalam katekese kaum muda sebagai pembinaan iman di stasi Kristus Raja Ngrambe,
paroki St. Yoseph Ngawi, Jawa Timur?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah: 1.
Memahami perumpamaan dalam Injil Lukas.
2. Menafsirkan dan menemukan pesan dari perumpamaan orang Samaria yang
baik hati. 3.
Menemukan realita katekese kaum muda sebagai pembinaan iman kaum muda dalam menggali perumpamaan di stasi Kristus Raja Ngrambe, paroki
St. Yoseph Ngawi, Jawa Timur. 4.
Menggali perumpamaan orang Samaria yang baik hati dalam katekese kaum muda sebagai usaha pembinaan iman di stasi Kristus Raja Ngrambe, paroki
St. Yoseph Ngawi, Jawa Timur. 5.
Memenuhi salah satu syarat kelulusan Sarjana Strata 1 Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Jurusan Ilmu Pendidikan
Falkutas Keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Sanata Dharma.
D. Manfaat Penulisan
1. Kaum muda mampu memahami perumpamaan dalam Injil Lukas.
2. Kaum muda mampu menafsirkan dan menemukan pesan dari perumpamaan
orang Samaria yang baik hati. 3.
Menemukan realita katekese kaum muda sebagai pembinaan iman kaum muda dalam menggali perumpamaan di stasi Kristus Raja Ngrambe, paroki
St. Yoseph Ngawi, Jawa Timur. 4.
Kaum muda mampu menggali pesan perumpamaan orang Samaria yang baik hati melalui katekese kaum muda sebagai usaha pembinaan iman bagi kaum
muda di stasi Kristus Raja Ngrambe, paroki St. Yoseph Ngawi, Jawa Timur.
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode historis kritis dalam mendekati perumpamaan dalam Injil Lukas. Disebut historis karena metode
ini mencoba menerangkan proses-proses historis yang memunculkan teks-teks biblis, suatu proses diakronis yang sering kali kompleks dan membutuhkan waktu
yang lama. Disebut kritis karena metode ini berkerja dengan bantuan kriteria ilmiah untuk mencapai hasil seobjektif mungkin Komisi Kitab Suci Kepausan,
2003: 47. Sedangkan metode naratif digunakan untuk menafsirkan dan menemukan
pesan dari perumpamaan orang yang baik hati Lukas 10:25-37. Metode naratif memberikan perhatian khusus pada unsur-unsur teks yang berkaitan dengan alur
plot, penokohan, dan sudut pandang point of view yang diambil oleh narator, mempelajari bagaimana sebuah teks suatu kisah sedemikian rupa sehingga
mampu mengikat pembaca reader dalam dunia naratifnya dan sistem nilai yang terkandung di dalamnya Komisi Kitab Suci Kepausan, 2003:58. Dalam
penulisan skripsi ini unsur-unsur pokok yang digunakan yaitu alur plot, penokohan karakterisasi, dan latar setting.
Kemudian untuk menemukan realita katekese kaum muda di stasi Kristus Raja Ngrambe dalam menggali, penulis mengadakan penelitian sederhana dengan
menggunakan metode survey. Perlakuan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini menggunakan observasi dan wawancara. Observasi yaitu
pengalaman penulis yang terlibat dengan kegiatan sehari-hari dengan kaum muda di Stasi Kristus Raja Ngrambe Paroki St. Yoseph, Ngawi, Jawa Timur. Sedangkan
wawancara digunakan untuk mencari dan melengkapi data. Untuk menambah wawasan, penulis menggunakan studi pustaka.
F. Sistematika Penulisan