Perumpamaan bermaksud untuk mengingatkan atau menyindir ke awal pemikiran aktif.
Simile berbeda dengan perumpamaan. Perbedaannya yaitu simile
mengisahan kejadian sehari-hari yang biasa dan sering diulang-ulang dilakukan oleh manusia. Sedangkan perumpamaan merupakan kejadian sehari-hari yang
hanya sekali dilakukan oleh manusia.
4. Lukas 10: 25-37 merupakan perumpamaan
Pengisahan Yesus mengenai orang Samaria yang menolong orang yang disamun merupakan perumpamaan karena tidak melambangkan sesuatu, detil-
detil Lukas 10:25-37 tidak mempunyai fungsi independen. Maka kisah orang Samaria yang menolong orang yang disamun bukan alegori. Orang Samaria yang
menolong orang yang disamun merupakan kisah kejadian yang hanya terjadi sekali bukan kisah kejadian sehari-hari yang diulang-ulang. Maka Lukas 10: 25-
37 bukan simile. Lukas 10: 25-37 merupakan perumpamaan sebab mengisahkan kejadian sehari-hari, hanya terjadi sekali dan tanpa melambangkan apapun.
E. Sumber bahan perumpamaan orang Samaria yang baik hati
Lukas menulis perumpamaan orang Samaria yang baik hati sebagai penjelasan mengenai cara melaksanakan Hukum Terutama. Sedangkan Matius
dan Markus yang tidak menuliskan perumpamaan orang Samaria yang baik hati sebagai penjelasan dari Hukum Terutama. Bagian ini memaparkan paralel
perumpamaan orang Samaria yang baik hati dalam Lukas dengan Hukum
Terutama dalam Matius dan Markus dan bahan perumpamaan orang Samaria yang baik hati.
1. Paralel Hukum Terutama dengan perumpamaan orang Samaria yang baik hati
Perumpamaan orang Samaria yang Baik Hati yang terdapat dalam Injil Lukas 10:25-37 paralel dengan Hukum yang Terutama dalam Injil Markus 12:28-
34 dan Injil Matius 22: 35-40: Tabel. 1
Paralel Hukum Terutama dengan perumpamaan orang Samaria yang baik hati
Lukas 10:25-37 Markus 12:28-34
Matius 22:34-40
1 2
3 25. Pada suatu kali berdirilah
seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: Guru,
apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?
26 Jawab Yesus kepadanya: Apa yang tertulis dalam hukum
Taurat? Apa yang kaubaca di sana? 27 Jawab orang itu:
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan
dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri.28 Kata Yesus kepadanya: Jawabmu itu
benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup. 29 Tetapi
untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: Dan
siapakah sesamaku manusia? 30 Jawab Yesus: Adalah seorang
28. Lalu seorang ahli Taurat, yang
mendengar Yesus dan orang-orang Saduki
bersoal jawab dan tahu,
bahwa Yesus memberi jawab yang tepat
kepada orang-orang itu, datang kepadaNya dan
bertanya:”Hukum manakah yang paling
utama?”
29. jawab Yesus:” Hukum yang terutama
ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan
Allah kita, Tuhan itu esa.
30. Kasihanilah Tuhan, Allahmu, dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu
dan dengan segenap 34. Ketika orang-
orang Farisi mendengar,
bahwa Yesus telah membuat
orang-orang saduki itu
bungkam, berkumpulah
mereka 35. Dan seorang dari
mereka, seorang ahli Taurat,
bertanya untuk mencobai dia:
36”Guru, Hukum manakah yang
terutama dalam hukum Taurat?”
37. Jawab Yesus kepadanya:
“Kasihalilah Tuhan Allahmu,
1 2
3 yang turun dari Yerusalem ke
Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan
saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan
yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat
orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. 32 Demikian
juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang
itu, ia melewatinya dari seberang jalan. 33 Lalu datang seorang
Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan
ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas
kasihan. 34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya,
sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia
menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendirilalu
membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. 35
Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik
penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih
dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. 36 Siapakah
di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama
manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu? 37 Jawab
orang itu: Orang yang telah menunjukkan belas kasihan
kepadanya. Kata Yesus kepadanya: Pergilah, dan
perbuatlah demikian akal budimudan dengan
segenap kekuatanmu. 31. Dan hukum kedua
adalah ialah Kasihanilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada
hukum lain yang lebih utama dari pada kedua
hukum ini.
32. Lalu kata ahli Taurat itu kepada
Yesus: “Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu
itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang
lain kecuali Dia.
33. Memang mengasihi Dia dengan segenap
hati dan dengan segenap pengertian dan
dengan segenap kekuatan, dan juga
mengasihi sesama manusia seperti diri
sendiri adalah jauh lebih utama dari pada
semua korban bakaran dan korban sembelihan.
34 “ Yesus melihat, bagaimana
bijaksananya jawab orang itu, dan Ia
berkata kepadanya: “Engkau tidak jauh dari
Kerajaan Allah” Dan seorang pun tidak
berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap akal budimu.
38. Itulah hukum yang terutama
dan yang pertama.
39. dan Hukum yang kedua, yang
sama dengan itu, ialah: Kasihanilah
sesamamu manusia.
40. Pada kedua hukum inilah
tergantung seluruh hukum
Taurat dan kitab para nabi.”
Lukas, Markus dan Matius sama-sama menyebutkan bahwa seorang yang bertanya kepada Yesus adalah Ahli Taurat. Lukas dan Matius menyebutkan tujuan
Ahli Taurat bertanya adalah untuk mencobai Yesus. Lain halnya dengan Markus yang menuliskan bahwa Ahli Taurat tertarik bertanya kepada Yesus karena
jawaban Yesus selalu tepat. Markus dan dan Matius menyebutkan bahwa pertanyaan Ahli Taurat muncul setelah Yesus bercakap-cakap dengan orang
Saduki. Lukas dan Matius menuliskan Ahli Taurat menyapa Yesus dengan sebutan
“Guru”. Markus dan Matius menujukan bahwa Ahli Taurat langsung menanyakan tentang hukum. Matius menyebutkan secara eksplisit hukum yang dimaksud
adalah Hukum Taurat. Sedangkan Lukas menujukan bahwa Ahli Taurat bertanya perbuatan yang harus dilakukan untuk memperoleh hidup yang kekal, sepertinya
Lukas merujuk pada Hukum Taurat namun tidak secara terang-terangan. Dalam Lukas, Yesus menjawab pertanyaan Ahli Taurat mengenai hidup
kekal dengan bertanya balik tentang Hukum Taurat. Ahli Taurat menjawab pertanyaannya sendiri. Markus menggambarkan Yesus menjawab langsung
pertanyaan Ahli Taurat dengan menghardik Ahli Taurat untuk mendengarkan perkataan Yesus. Yesus langsung menjawab mengenai Hukum Terutama. Nada
dalam jawaban Yesus seperti tajam yang mengartikan bahwa pernyataan-Nya adalah penting. Seperti dengan Markus, Matius juga menunjukkan bahwa Yesus
langsung menjawab pertanyaan dari Farisi. Perikop dari Matius berhenti sampai disini.
Rumusan hukum yang dikemukakan dalam ketiga injil Lukas, Markus, maupun Matius sama. Hanya saja pada dalam Markus Hukum Terutama tidak ada
pernyataan yang menyebutkan bahwa mengasihi Allah dengan segenap kekuatan. Dari rumusan hukum kedua Lukas menunjukkan bahwa Yesus membenarkan
jawaban Ahli Taurat dan menyarankan untuk berbuat sesuai dengan yang dikatakannya maka ia akan memperoleh hidup. Markus menambahkan bahwa
Yesus menegaskan tidak ada hukum lain yang lebih utama dan tidak ada duanya. Matius juga menegaskan bahwa pada kedua hukum inilah tergantung seluruh
Hukum Taurat dan kitab para nabi. Semua yang telah dituliskan pada ketiga injil menegaskan bahwa Hukum Terutama sangat penting.
Setelah Ahli Taurat mengetahui mengenai Hukum Terutama, Lukas dan Matius menuliskan kembali bahwa Ahli Taurat bertanya lagi. Ada perbedaan yang
mencolok pertanyaan Ahli Taurat yang ditujukan kedua Injil ini. Dalam Lukas, Ahli Taurat bertanya untuk mencobai Yesus melalui pertanyaan mengenai sesama
yang menujukkan ketidakpuasan Ahli Taurat atas tanya jawab Yesus atau sebenarnya keinginan mempermalukan Yesus. Ahli Taurat mempermasalahkan
persoalan sesama. Cinta kepada Allah tidak menjadi persoalan bagi Ahli Taurat akan tetapi cinta kepada manusia menjadi persoalan bagi Ahli Taurat. Matius
mengatakan bahwa jawaban Yesus sesuai dengan jawaban yang diinginkan Ahli Taurat. Ahli Taurat mengulang kembali apa yang dikatakan oleh Yesus.
Sepertinya Ahi Taurat sudah mengetahui jawabannya hanya saja ia ingin memastikannya dengan bertanya kepada Yesus.
Lukas 10:30-36 mengenai perumpamaan orang Samaria yang baik hati yang tidak terdapat dalam Injil lain. Menurut Stefan Leks 2003:21 Lukas
menambahkan bahan khusus dalam ajaran Yesus terutama dalam perumpamaan dan termasuk juga pada perumpamaan orang Samaria yang baik hati.
Lukas memperlihatkan Ahli Taurat seorang yang menyembunyikan sesuatu dengan tidak mau mengakui kekalahannya dalam mencobai Yesus. Sikap
Ahli Taurat yang menyembunyikan sesuatu ditunjukkan dengan tidak menyebutkan orang Samaria yang melaksanakan Hukum Terutama, namun
mengganti orang yang menujukan belas kasih. Lukas juga memperlihatkan Yesus dalam menanggapi jawaban Ahli Taurat dengan mengulang perintah “perbuatlah
demikian”. Sedangkan dalam Markus Yesus melihat Ahli Taurat dengan baik yaitu sebagai orang yang bijaksana. Perikop dalam Markus berhenti dengan
keterangan bahwa tidak ada orang lain lagi yang berani bertanya kepada Yesus. Ketiga Injil menuliskan satu peristiwa dengan berbeda. Meskipun
sebenarnya tujuannya adalah sama mengenai Hukum terutama dan menegaskan bahwa Hukum Terutama penting. Tertulisnya peristiwa mengenai tanya jawab
antara Yesus dan Ahli Taurat ini dalam ketiga injil ini menujukan bahwa benar- benar ada peristiwa tersebut.
2. Bahan perumpamaan orang Samaria yang baik hati
Setelah mencermati paralel Hukum Terutama dalam tiga Injil ada beberapa perbedaan dalam memaparkan Hukum Terutama. Perbedaan tersebut tidak lepas
dari sumber bahan yang digunakan oleh pengarang Injil untuk menyusun teksnya. Adapun sumber-sumber yang dipakai Lukas untuk membangun Hukum Terutama
dengan perumpamaan orang Samaria yang baik hati sebagai penjelasannya digambarkan dibawah ini.
Gambar 1: bahan Luk 10:25-37 Menurut Tom Jacobs untuk menuliskan Injil, para pengarang
mengumpulkan banyak bahan dari tradisi. Sabda Yesus yang tersimpan dan diteruskan dalam pewartaan lisan dimasukkan kedalam cerita mengenai Yesus.
Bahan tradisional itu dikumpulkan menurut pandangan atau gambaran pengarang injil, tanpa mengindahkan hubungannya yang historis dalam hidup Yesus Tom
Jacobs, 1982:28 . Kebanyakan ahli berpendapat ketika Lukas menulis injilnya, Injil Markus sudah dikarang. Lukas mempergunakan Injil Markus sebagai
sumbernya. Selain Markus, Lukas juga menggunakan sumber lain dari sumber khas Lukas sendiri. Lukas mempergunakan semua tradisi yang tersedia tentang
Yesus. Ia setia dengan sumbernya tetapi juga memunculkan gagasan-gagasannya sendiri.
Lukas menambah perumpamaan orang Samaria yang baik hati dalam Hukum Terutama. Penambahan perumpamaan orang Samaria yang baik hati
dalam Hukum Terutama kemungkinan berkaitan dengan peristiwa orang Kristen bentrok dengan para pemimpin Yahudi sehingga mereka melarikan diri keluar
dari Palestina pada tahun 40M. Mereka melarikan diri ke Antiokia, sebuah kota Markus
Sumber khas Lukas Hukum Cinta
Kasih Luk 10:25- 28
Perumpamaan Orang Samaria yang Baik Hati Luk 10:29-37
Lukas 10:25-37
besar Siria. Di sinilah orang yang percaya Yesus menjadi banyak C. Groenen, 1984:32. Setelah di Yunani orang Yahudi tetap menjaga adat Yahudi mereka.
Sedangkan jumlah orang yang menjadi Kristen bertambah. Mereka bukan hanya dari kalangan orang Yahudi. Muncullah sebuah permasalahan apakah orang yang
bukan orang Yahudi menjadi Kristen harus diyahudikan dulu atau tidak. Maksudnya mengikuti aturan adat Yahudi, misalnya sunat. Melalui perumpamaan
orang Samaria yang baik hati Lukas menekankan bahwa Yesus berkenan kepada semua orang bukan hanya orang Yahudi sehingga tidak menjadi persoalan jika
orang bukan Yahudi mengikuti Yesus.
F. Teologi perumpamaan dalam Lukas