Lukas pengarang Injil Menggali pesan perumpamaan orang Samaria yang baik hati (Lukas 10:25-37) melalui katekese kaum muda sebagai usaha pembinaan kaum muda di Stasi Kristus Raja Ngrambe, Paroki Santo Yoseph Ngawi, Jawa Timur.

sendiri. Yesus menggunakan cara yang kontroversial untuk mengungkapkan pesan yang hendak disampaikan-Nya. f. Perbandingan Perbandingan dipakai untuk menyatakan pendapat yang sulit diterima karena budaya yang sudah mengakar. Yesus menggunakan perbandingan untuk menyingkap hal yang tak terungkap. Misalnya sikap Imam dan Lewi yang kesahariannya bekerja di Bait Allah. Tindakan mereka menghindari orang yang disamun dibandingkan dengan tindakan seorang Samaria yang kafir namun bersedia menolong orang yang disamun dalam perumpamaan orang Samaria yang baik hati Luk 10:25-37.

C. Lukas pengarang Injil

Lukas merupakan satu-satunya penulis Injil yang memuat perumpamaan orang Samaria yang baik hati. Akan dipaparkan di sini identitas penginjil Lukas, tahun penulisan Injil Lukas, maksud Lukas menulis Injil dan jemaat yang dituju oleh Lukas.

1. Biografi Lukas

Surat Paulus kepada jemaat di Kolose menyebut Lukas sebagai “tabib Lukas kita yang terkasih” Kol 4:14. Para teolog seperti Irenaeus, Tertullianus, Klemens dari Allexandria dan lain-lain, mempunyai pendapat bahwa tulisan Lukas didukung cara penulisannya yang sangat cermat dan bergaya bahasa seorang dokter, menyetujui bahwa Lukas adalah seorang dokter David Imam Santoso, 2006:17. Profesi Lukas sebagai tabib mempengaruhi juga cara penulisan Injilnya. Ada beberapa diagnosa medis oleh Lukas ditulis untuk menerangkan penyakit . Misalnya mengenai perumpamaan unta yang bisa masuk lubang jarum 18:25. Lukas menggunakan istilah belone, jarum yang biasa digunakan untuk ilmu kedokteran. Sedangkan Matius dan Markus menggunakan rhaphis, yaitu jarum yang dipakai dalam arti umum. Berbeda dengan Markus dan Matius yang menggunakan jarum biasa, pilihan kata dari Lukas mempunyai nilai akademis yang tinggi karena ditulis berdasarkan suatu penyelidikan seksama dari seorang dokter David Imam Santoso, 2006:20. “Hanya Lukas yang tinggal dengan aku” 2 Timotius 4:11 dalam kutipan ini dinyatakan bahwa Lukas adalah teman seperjuangan Paulus. Sebagai teman kerja Paulus Flm 1:24. Kedekatan antara Lukas dan Paulus mungkin juga mempengaruhi isi dari Injil Lukas. Paulus dalam pengajarannya menekankan sifat injil yang universal. Begitu pula Injil Lukas bersifat universal, keselamatan untuk semua orang mengingat pada jaman dahulu sulit sekali orang yang bukan Yahudi masuk dalam agama Kristen yang berasal dari Yahudi David Imam Santoso, 2006:22. Dari sebuah tradisi yang lebih muda mengatakan bahwa ia berasal dari Anthiokia di Siria. Lukas adalah orang non-Yahudi, berarti ia satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi David Imam Santoso 2006:22. Banyak ahli yang berpendapat bahwa Lukas adalah seorang Kristen yang berbahasa Yunani. Ia menggambarkan Yesus sebagai pribadi yang nyata, bisa dilihat, bisa merasakan, dll. Tempat asal Lukas mempunyai peranan bagi orang yang bukan Yahudi yang mau menjadi Kristen. Dia tidak pernah menyebut dirinya dalam tulisannya. Penggunakan kata kami bukan mereka dalam peristiwa yang dilukiskannya mis. Kis 20: 13, 16:10- 17, 27:1 dst. menunjuk bahwa dia juga berada disana. Dengan cara yang sama diketahui juga bahwa Lukas ikut berlayar bersama Paulus dan Silas dari Troas ke Makedonia. Bermukim selama tujuh tahun di Filipi. Lukas ikut mengalami kecelakaan ketika kapalnya kandas dan terdampar di dekat pulau Malta dalam perjalanan bersama Paulus ke Roma. Diyakini selain menulis Injil, Lukas juga menulis Kisah Para Rasul Kis 16;10-17; 20:5-15;Rom 27:1-18;Kol 4:14;Flm 24.

2. Tahun penulisan Injil Lukas

C. Groenen 1984:121 mengatakan bahwa Lukas ditulis sekitar tahun 80 M. Pada umumnya penulisan injil Lukas diterima penulisannya sekitar tahun 80- 90 M. Lukas 21:5, menunjukan pada nasib Yesusalem dan penduduknya yang dihancurkan pada tahun 70M. Lukas 21:20 menuliskan musuh akan mengelilingi dan Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara. Hal ini hanya mungkin dapat ditulis sesudah peristiwa penghancuran terjadi.

3. Maksud Lukas menulis injil

Lukas menulis injil dengan banyak maksud dan akibatnya menjadi begitu kompleks. Tom Jacobs menguraikan bahwa Lukas paling jelas membicarakan tujuan dan maksud karangannya terdapat pada permulaan injil itu ditulis. “1 Teofilus yang mulia, banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, 2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. 3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, 4 supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar Luk:1-4.” Pada ay. 1 Lukas mengatakan ada banyak orang yang telah berusaha menyusun berita tentang peristiwa yang telah terjadi diantara kita. Kata kita sepertinya menunjukan keadaan jemaat Lukas yang mempunyai hubungannya dengan Teofilus. Lukas perlu memberikan pernyataan yang sebenarnya kepada Teofilus. Lukas bermaksud menjelaskan ajaran dan pekerjaan Yesus kepada Teofilus David Imam Santoso, 2006: 19. Ay. 2 menujukan bahwa Lukas bukanlah saksi mata kehidupan Yesus. Lukas dan Teofilus mendengarkan kehidupan Yesus dari keterangan orang lain. Pada ayat ini dikatakan bahwa yang telah menyampaikan peristiwa-peristiwa Yesus adalah saksi-saksi pertama. Saksi mata yang pertama kemungkinan adalah para Rasul murid Yesus. Ay. 3 terdapat kata 1 Lukas menganggap perlu menyelidiki, 2 dengan seksama, 3 dari asal mulanya. Lukas memutuskan untuk menyelidiki peristiwa yang terjadi dan menyusunnya dengan teratur. “...... segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar Ay. 4” Lukas mengharapkan Teofilus untuk percaya kepada kebenaran yang terjadi dari tulisan Lukas. Persoalan ini menjadi rumit karena Luk 1:1-4 dipakai sebagai pendahuluan. Jika Luk 1:1-4 dipakai sebagai pendahulan maksud Lukas menulis injil hanya sebatas 4 ayat ini. Jika dibandingkan dengan Matius dan Markus maksud dan tujuan Lukas seperti ingin menampilkan Yesus secara jelas, menampilkan pribadi Yesus. Tidak seperti pendapat pertama, Tom Jacobs mengelola kembali pandangannya mengenai tujuan Lukas menulis injil. Beberapa pendapat para ahli yang berbeda-beda dipaparkan oleh Tom Jacobs untuk menjelaskan tujuan Lukas menulis injil 2006:16-18, sbb: a. Karangan Lukas dimaksudkan sebagai suatu pembelaan apologi agama Kristen terhadap pemerintah Roma. b. Lukas menulis karyanya untuk membela Paulus dan karya misionernya. Paulus tidak setuju jika agama Kristiani disamakan dengan agama Yahudi. c. Lukas mau menerangkan peralihan dari Yahudi ke Kristen. Ketegangan antara Kristen dan Yahudi serta antara Kristen dengan kafir yang sangat kuat pada jaman Lukas. Lukas mau menjelaskan hubungan Kristen-Yahudi, terlebih istimewa pemahaman diri orang Kristen sendiri. d. Karya Lukas disetujui sebagai pembelaan terhadap bidaah-bidaah, khususnya gnostik yang waktu itu muncul dikalangan jemaat. Itu sebabnya Lukas begitu menekankan kemanusiaan Kristus dan menonjolkan kedudukan para Rasul sebagai pemimpin jemaat. e. Kedatangan parusia kedatangan Yesus yang kedua ditunda terus, maka Lukas menulis Injil Kisah sebagai suatu sejarah keselamatan. Menurut H. Conzelman dari 1984 parusia yang ditunda menimbulkan krisis besar di kalangan Gereja. f. Lukas menulis karyanya dengan tujuan memperlihatkan karya Gereja sebagai lanjutan karya Kristus. Lukas ingin memperlihatkan bahwa keselamatan adalah universal. g. Barbara Shellard dalam bukunya tahun 2002 mengatakan bahwa Lukas bermaksud untuk memperbaiki dan melengkapi tulisan sebelumnya. Ia mengambil dasar dari pendahuluan injil Luk1:1-4 pada kata “teratur” kathexes dan “kebenaran” asphaleia. Tom Jacobs kurang setuju dengan pendapat ini mengingat rumusan pendahuluan semacam itu sudah lazim digunakan. Dan juga pasti semua pengarang injil berusaha menulis sebaik mungkin. Kiranya tidak cukup mengatakan bahwa tujuan Lukas, ialah menulis injil yang lebih lengkap dan lebih baik. Akan tetapi yang dicari adalah tujuan teologisnya. h. Tom Jacobs setuju dengan pandangan H. Douglas Buckwalter 1996 yang merumuskan sebagai berikut “Lukas menulis untuk memperlihatkan kepada para pembacanya, bagaimana hidup Yesus merupakan teladan etis bagi kehidupan Kristiani, dan bagaimana Gereja Perdana menampilkan kesamaan dengan-Nya dalam hidup dan kesaksiannya sendiri. menurut Lukas konsekuensi corollary pengabdian Tuhan Yesus adalah kemuridan Kristiani .” Akan tetapi pandangan ini bagi Tom Jacobs masih tetap masih tidak cukup teologis. Pendapat para ahli yang diuraikan oleh C. Groenen sesuai dengan pendapat ahli yang dipaparkan oleh Tom Jacobs. Yang tertulis seperti berikut: “Menurut banyak ahli Kitab Lukas dan Kisah Para Rasul berusaha memperlihatkan bahwa agama Kristen sama sekali tidak membahayakan negara atau masyarakat. Pembelaan diri macam itu mengandaikan bahwa rasa curiga dalam masyarakat dan pada pejabat-pejabat negara C.Groenen 1984:123”. Para ahli mempunyai kesamaan pendapat bahwa pada jaman Lukas umat Kristen ditekan oleh masyarakat dan pemerintah karena dianggap membahayakan. Lukas menulis injilnya dengan maksud berusaha untuk membela agama Kristen. Demikian pula David Imam Santoso mengutip pernyataan Richard Longenecker dalam Expositor’s Bible Commentary mengatakan bahwa Lukas bertujuan pembelaan atau apologetic purpose, Lukas ingin mengatakan agama Kristen bukan agama yang memusuhi orang-orang Romawi seperti yang dituduhkan oleh orang Yahudi 2006:21. Ada lagi kesamaan pendapat antara para ahli yang dipaparkan oleh Tom Jacobs dan pendapat C. Groenen yang mengatakan bahwa: “Rupanya masalahnya menyangkut kedatangan Anak Manusia = Yesus... Masalah “ditundanya kedatangan Tuhan” itu mau ditanggapi penulis Luk. Disatu pihak ia memadamkan harapan yang terlalu hangat. Di lain pihak ia tidak mau kepercayaan iman semula: Pastilah Yesus datang C. Groenen 1984: 123”. Peristiwa Yesus berselang waktu sekitar 50 tahun sampai pada penulisan Injil Lukas C. Groenen 1984: 123. Jemaat Kristen merasa 50 tahun adalah waktu yang lama, akan tetapi kedatangan Yesus yang kedua tidak kunjung tiba. Sepertinya para jemaat kecewa akan janji Yesus untuk datang kembali yang belum juga ditepati. Lukas seakan ingin menghibur dan menyakinkan jemaatnya bahwa Yesus akan datang lagi akan tetapi waktunya tidak terduga. Dengan begitu jemaat yang mulai ragu-ragu menjadi percaya kembali, dan penuh harapan akan kedatangan Yesus. Ada tujuan lain yang oleh dikemukakan oleh David Imam Santoso mengutip pernyataan Richard Longenecker yaitu tujuan penginjilan atau kerygmatic purpose. Supaya orang percaya bahwa Yesus adalah Kristus, anak Allah. Dan tujuan pembinaan atau catechetical purpose, yaitu supaya melalui tulisan Lukas orang Kristen dan Gereja pada masa itu bisa belajar mengenal Allah dan firman Allah lebih dalam dan lebih sistematis, mengetahui bagaimana Allah bekerja melalui para Rasul dengan kuasa Roh Kudus, dan memberitakan Injl Keselamatan sampai ke Roma, yang pada waktu itu disebut The capital of the world 2006:21-22. Para ahli mempunyai pandangan berbeda mengenai alasan Lukas menulis Injil. Pandangan yang berbeda-beda ini tidak dapat diketahui secara pasti pendapat siapa yang benar serta tidak mampu menemukan secara pasti alasan Lukas menulis Injil. Apapun alasannya, Lukas mempunyai panggilan untuk menulis Injil dan Injil memang sangat penting untuk ditulis.

4. Jemaat yang dituju

Pada Luk 24: 5 rumusan “Kebangkitan Mrk 16:6, Mat 28:6” diganti dengan “Dia yang hidup diantara orang mati”. Kebangkitan badan menurut alam pikir orang Yunani merupakan hal yang sangat sulit dipahami. Pergantian ini mengandaikan Lukas mengganti ungkapan yang mudah dipahami oleh orang Yunani. Dengan demikian jemaat Lukas adalah adalah orang bukan Yahudi dan hidup di luar Palestina. Sepertinya antara jemaat Kristen dan masyarakat sekitar terjadi perbedaan pendapat mengenai jemaat Kristen yang bukan Yahudi dengan jemaat Kristen Yahudi. Antara jemaat Kristen sendiri adanya keragu-raguan akan iman kepada Yesus, sebab Yesus tidak kunjung datang kembali. Jemaat Lukas menurut tempat dan waktu sudah jauh dari kehidupan Yesus. Lukas mungkin generasi ketiga setelah saksi mata yang pertama. Kedatangan Yesus untuk kedua kalinya yang ditunggu-tunggu belum juga terlaksana. Jemaat Kristen mulai ragu- ragu akan pemberitaan para saksi pertama.

D. Jenis sastra Lukas 10:25-37

Dokumen yang terkait

Pendampingan iman orang muda sebagai upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja orang muda Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok, Kalimantan Timur.

1 16 113

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja secara kontekstual di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari.

0 8 159

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda stasi Gembala yang Baik Paroki Santo Yusuf Batang dalam hidup menggereja melalui katekese kaum muda.

6 40 156

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja secara kontekstual di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari

2 17 157

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda stasi Gembala yang Baik Paroki Santo Yusuf Batang dalam hidup menggereja melalui katekese kaum muda

2 2 154

UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM MUDA MILIRAN, PAROKI BACIRO, YOGYAKARTA, MELALUI KATEKESE SKRIPSI

0 2 188

Pembinaan iman kaum muda Santa Lucia di Lingkungan Santo Petrus Gancahan II Paroki Gamping melalui katakese - USD Repository

0 1 154

Musik pop sebagai sarana katekese kaum muda - USD Repository

0 4 120

Upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja bagi kaum muda Paroki Kristus Raja Sintang Kalimantan Barat melalui katekese - USD Repository

0 3 236

Menggali pesan perumpamaan orang Samaria yang baik hati (Lukas 10:25-37) melalui katekese kaum muda sebagai usaha pembinaan kaum muda di Stasi Kristus Raja Ngrambe, Paroki Santo Yoseph Ngawi, Jawa Timur - USD Repository

0 4 380