Pengambaran perumpamaan orang Samaria yang baik hati ibarat peragaan busana yaitu orang yang jatuh kedalam penyamun diibaratkan Adam yang jatuh kedalam
dosa. Yerusalem menggambarkan surga atau taman Eden sebelum Adam jatuh kedalam dosa dan Jericho adalah dunia setelah Adam jatuh ke dalam dosa.
Penyamun adalah yang jahat atau iblis yang menggoda Adam dan Dia orang Samaria adalah yang baik atau Tuhan sendiri. Imam berdiri untuk mewakili
Hukum Taurat dan Lewi untuk nabi. Orang Samaria adalah Yesus sendiri yang datang kedunia ini. Kristus dikarenakan kejatuhan Adam diibaratkan dipukuli oleh
para penyamun. Penginapan adalah Gereja. Yesus menitipkan kita orang yang disamun itu kepada Gereja karena Ia mempunyai urusan. Dua dinar adalah Bapa
dan Putra. Gereja bisa bekerja dengan didampingi oleh Bapa dan Putra. Orang Samaria berjanji akan kembali, begitu pula Yesus akan datang untuk yang kedua
kali.
Selain penafsiran alegoris yang dicontohkan oleh Wilfrid J Harrington ada juga yang menafsirkan perumpamaan orang Samaria yang baik hati sebagai karya
keselamatan Allah. Tafsiran ini penulis tampilkan memperlihatkan bahwa betapa unik perumpamaan orang Samaria yang baik hati ini dan juga memperkaya
wawasan.
C. Metode Tafsir Naratif
Pada awal dipaparkan bahwa pada jaman Bapa Gereja, perumpamaan orang Samaria yang baik hati ditafsirkan dengan pendekatan alegoris. Sekarang
pendekatan alegoris dalam menafsirkan perumpamaan orang Samaria yang baik
hati tidak berlaku lagi. Penafsiran perumpamaan orang Samaria yang baik hati sekarang menggunakan pendekatan naratif. Dimana metode ceritanarasi dipakai
Yesus sebagai media untuk mengajar dalam bentuk perumpamaan. Perumpamaan orang Samaria yang baik hati merupakan pengisahan
didalam kisah. Kisah adalah peristiwa, kejadian, atau laporan seperti adanya. Sedangkan pengisahan adalah pemaparan kisah yang disusun sedemikian rupa
untuk mencapai sebuah wahana komunikatif yang dapat dipahami dengan baik oleh oleh penerimaan atau pendengar kisah A. Hari Kustono 2012:244.
Sebelum masuk dalam cerita terlebih dahulu diuraikan mengenai unsur- unsur yang ada dalam cerita yang nantinya akan dibahas.
1. Plot
: Alur atau plot adalah urutan peristiwa yang bersambung-sambung dalam sebuah cerita berdasarkan sebab-akibat. Plot pada kisah adalah dialog
awal, perumpamaan orang Samaria yang baik hati, dialog akhir. Sedangkan plot
pada pengisahan perumpamaan orang Samaria yang baik hati adalah eksposisi, momen yang menggugah, komplikasi I dan II, klimaks, resolusi I
dan II. 2.
Karakterisasi : tokoh dan plot saling terkait. Tokoh dan plot adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam membangun cerita. Tokoh tidak selalu manusia,
melainkan juga binatang atau tanaman, malaikat, dll. Sering dibedakan macam- macam tokoh bukan dari segi psikologis melainkan dari fungsi mereka
terhadap plot. Pada perumpamaan orang Samaria yang baik hati ada 2 macam tokoh. Pertama tokoh kisah yaitu Yesus dan Ahli Taurat. Kedua, tokoh dalam
pengisahan perumpamaan orang Samaria yang baik hati yaitu penyamun, orang yang disamun, Imam, Lewi, orang Samaria, pemilik penginapan.
3. Setting
: Latar setting merupakan konteks, arena, panggung kejadian atau tindakan para tokoh. Ada tiga latar utama yaitu: 1”latar tempat”, 2”latar
waktu” dan “latar sosial”. Latar tempat dan waktu memiliki makna tipologis atau simbolis pada kisah Kitab Suci. Latar sosial berhubungan dengan sistem
politik, ekonomi, budaya, keagamaan. Setting dalam perumpamaan ini dibedakan antara setting kisah dan setting pengisahan.
D. Plot Alur :