BAB V USULAN PROGRAM KATEKESE KAUM MUDA SEBAGAI USAHA
MENGGALI PESAN PERUMPAMAAN ORANG SAMARIA YANG BAIK HATI LUKAS 10:25-37 DI STASI KRISTUS RAJA NGRAMBE, PAROKI
ST. YOSEPH NGAWI, JAWA TIMUR
Berdasarkan hasil memahami perumpamaan dalam Injil Lukas, hasil tafsir perumpamaan orang Samaria yang baik hati dan hasil menemukan realita katekese
kaum muda dalam menggali pesan Kitab Suci khususnya perumpamaan di stasi Kristus Raja Ngrambe, paroki St. Yoseph Ngawi, Jawa Timur, penulis
memberikan usulan program menggali pesan perumpamaan orang Samaria yang baik hati Lukas 10:25-37 melalui katekese kaum muda dengan model biblis.
Usulan program dalam bab V ini berisi latar belakang program, program katekese kaum muda dan satuan persiapan katekese kaum muda.
A. Latar belakang program 1. Kebutuhan kaum muda akan pendampingan untuk menggali pesan
perumpamaan
Yesus gemar mengajar menggunakan perumpamaan. Perumpamaan Yesus diambil dari kehidupan sehari-hari pendengar-Nya. Seringkali perumpamaan
Yesus sulit untuk dipahami, akan tetapi perumpamaan mempunyai porsi besar dalam ajaran Yesus. Melalui perumpamaan Yesus mengajak pendengar-Nya
untuk bertobat dengan demikian mengerti maksud perumpamaan. Yesus meminta
pendengar-Nya untuk beriman kepada-Nya terlebih dahulu dengan begitu baru mengerti yang diajarkan-Nya. Perumpamaan paling banyak ada dalam Injil Lukas.
Lukas merupakan seorang Yunani. Lukas satu-satunya pengarang Injil yang bukan berkebangsaan Yahudi. Ia diyakini sebagai seorang tabib. Injil Lukas
ditulis kira 80-90 sesudah Masehi. Tulisan-tulisan Lukas seringkali menekankan sifat universalisme Allah. Begitu juga dengan perumpamaan-perumpamaan Yesus
yang ditulis Lukas menekankan karya keselamatan Allah yang terbuka bagi siapa saja. Salah satu perumpamaan Yesus dalam Injil Lukas adalah perumpamaan
orang Samaria yang baik hati. Perumpamaan orang Samaria yang baik hati hanya ada dalam Injil Lukas.
Lukas menambah kisah perumpamaan orang Samaria yang baik hati dari sumber khas Lukas untuk menjelaskan arti sesama dalam Hukum Terutama kepada Ahli
Taurat. Pesan perumpamaan orang Samaria yang baik hati pertama-tama ditujukan kepada Ahli Taurat. Pesan perumpamaan rang Samaria yang baik hati
tidak terbatas hanya untuk Ahli Taurat, pesan ini juga ditujukan kepada murid- murid Kristus sampai jaman sekarang. Salah satunya adalah kaum muda di stasi
Kristus Raja Ngrambe. Pesan perumpamaan orang Samaria yang baik hati bagi kaum muda di
stasi Kristus Raja Ngrambe antara lain mengajak kaum muda untuk terbuka bagi siapa saja yang membutuhkan pertolongan, mengajak kaum muda untuk
menghadirkan Yesus sebagai Tuhan bagi kaum muda yang lain, mengajak kaum muda untuk menjadi sesama yang baik seperti orang Samaria yang baik hati.
Pesan perumpamaan orang Samaria yang baik hati sangat sesuai dengan situasi kaum muda di stasi Kristus Raja Ngrambe.
Pentingnya bagi kaum muda stasi Kristus Raja Ngrambe untuk menggali pesan perumpamaan orang Samaria yang baik hati. Akan tetapi pada
kenyataannya kaum muda di stasi Kritus Raja Ngrambe merasa Kitab Suci tidak menarik, kaum muda mengalami kesulitan dalam memahami perumpamaan,
bahasa perumpamaan tidak akrab dengan kaum muda, dan tidak ada motivasi bagi kaum muda untuk menggali pesan perumpamaan. Kaum muda perlu bantuan dari
orang dewasa untuk menggali dan mendalami perumpamaan. Maka kaum muda memerlukan pendampingan untuk menggali dan mendalami perumpamaan orang
Samaria yang baik hati. Melalui pendampingan kaum muda dibantu untuk menafsirkan,
menemukan nilai-nilai dari perumpamaan orang Samaria yang baik hati. Nilai- nilai yang ditemukan, diintergrasikan dalam hidup kaum muda. Dengan demikian
kaum muda hidup seturut pesan perumpamaan orang Samaria yang baik hati. Salah satu pendampingan dalam menggali perumpamaan adalah katekese kaum
muda sebagai pembinaan iman.
2. Katekese kaum muda perlu dilaksanakan sebagai pembinaan iman yang kontinyu
Katekese kaum muda sebagai pembinaan iman merupakan usaha untuk mendampingi kaum muda mencintai sabda Allah. Salah satu caranya adalah
menggali dan mendalami perumpamaan. Dengan menggali dan mendalami perumpamaan kaum muda akan menemukan sabda Allah. Semakin kaum muda
menemukan sabda Allah, kaum muda menemukan Allah sendiri. Kaum muda perlu menanggapi sabda Allah agar karya keselamatan Allah bekerja kepada kaum
muda. Kaum muda dapat menanggapi sabda Allah dengan hidup seturut dari sabda Allah yang terkandung dalam pesan perumpamaan.
Katekese kaum muda sendiri adalah katekese dari, untuk dan oleh kaum muda. Oleh karena itu dalam katekese kaum muda yang berkatekese adalah kaum
muda sendiri. Katekese kaum muda memperhatikan ciri-ciri, bahasa dan gaya kaum muda.
Katekese kaum muda yang fokus utamanya Kitab Suci atau Tradisi adalah katekese kaum muda model biblis.
Katekese kaum muda model biblis mengajak kaum muda untuk mencari inti pesan perumpamaan. Pesan perumpamaan kemudian didialogkan dengan
pengalaman hidup kaum muda. Pengalaman hidup kaum muda dibandingkan, dinilai, ditimbang berdasarkan pesan perumpamaan sehingga kaum muda
mempunyai gambaran hidup yang ideal berdasarkan pesan perumpamaan. Pengalaman yang telah didialogkan dengan pesan perumpamaan kemudian
disebut pengalaman iman. Pengalaman iman dalam katekese kaum muda dikomunikasikan antar kaum muda. Kaum muda sewaktu mengkomunikasikan
pengalaman iman saling berbagi, membadingkan, menilai, meneguhkan, menguatkan imannya. Iman kaum muda pun semakin dimatangkan.
Peran pembina dalam katekese kaum muda sebagai fasilitator mempelancar dan mengarahkan jalannya proses katekese kaum muda. Kaum
muda masih membutuhkan pembina untuk memperdengarkan dan menafsirkan perumpamaan. Sebab perumpamaan ditulis 2000 tahun yang lalu dengan yang lalu
berbeda dengan kondisi jaman sekarang. Perbedaan ini menyebabkan kaum muda tidak tertarik dan kesulitan dalam memahami perumpamaan. Pembina dapat
membantu menafsirkan perumpamaan menggunakan metode tafsir yang telah dikembangkan oleh para ahli atau dengan bantuan buku-buku tafsir.
Perumpamaan yang telah ditafsirkan dalam katekese kaum muda disampaikan dengan gaya, bahasa kaum muda melalui tari, gerak, film, drama, gambar, dll.
Pentingnya katekese kaum muda model biblis sebagai pembinaan iman membantu kaum muda untuk menggali dan mendalami perumpamaan. Oleh sebab
itu katekese kaum muda dalam menggali dan mendalami perumpamaan perlu dilaksanakan. Pelaksanaan katekese kaum muda menurut Catechesi Trandendae
art. 21 perlu organis dan sistematis. Katekese kaum muda yang organis dan sistematis mengandaikan katekese kaum muda dilaksanakan secara terus menerus
berkesinambungan. Pada kenyataannya pelaksanaan katekese kaum muda di stasi Kristus Raja
Ngrambe belum organis dan belum sepenuhnya sistematis. Katekese kaum muda belum belum rutin dilaksanakan, langkah-langkah katekese di stasi Kritus Raja
Ngrambe belum sepenuhnya katekese kaum muda model biblis. Maka katekese kaum muda di stasi Kristus Raja Ngrambe dalam menggali perumpamaan perlu
organis dan sistematis. Katekese kaum muda yang organis dan sistematis di stasi Kristus Raja Ngrambe mengandaikan katekese dilaksanakan secara terus menerus
berkesinambungan. Katekese kaum muda di stasi Kristus Raja Ngrambe perlu diprogramkan agar berkesinambungan. Maka katekese kaum muda di stasi Kritus
Raja Ngrambe perlunya programkan.
B. Program katekese kaum muda 1. Pengertian program katekese kaum muda