B. Program katekese kaum muda 1. Pengertian program katekese kaum muda
Program dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah rancangan mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan 2008:1104. Program katekese kaum muda
berarti suatu rancangan mengenai usaha melaksanakan katekese kaum muda sebagai pembinaan iman kaum muda dalam menggali pesan perumpamaan orang
Samaria yang baik hati di stasi Kristus Raja Ngrambe, paroki St. Yoseph Ngawi, Jawa Timur.
2. Tujuan adanya program katekese kaum muda
Tujuan adanya program katekese kaum muda adalah melalui rancangan program yang diusulkan memungkinkan kaum muda mampu menggali
perumpamaan orang Samaria yang baik hati melalui katekese kaum muda model biblis sehingga kaum muda hidup seturut dengan perumpamaan orang Samaria
yang baik hati, dengan perincian antara lain: a.
Perumpamaan orang Samaria yang baik hati menjadi ajaran iman bagi kaum muda.
Ajaran iman merupakan ajaran Yesus sendiri. Yesus sering kali mengajar melalui perumpamaan. Salah satu perumpamaan Yesus adalah perumpamaan
orang Samaria yang baik hati. Pesan perumpamaan orang Samaria yang baik hati pertama-tama ditujukan kepada Ahli Taurat. Selain Ahli Taurat, penerima pesan
perumpamaan orang Samaria yang baik hati adalah murid Kristus sampai pada jaman sekarang termasuk kaum muda. Sebagai ajaran iman bagi kaum maka
pesan perumpamaan orang Samaria yang baik hati merupakan ajaran Yesus yang
hendak disampaikan kepada kaum muda. Kaum muda perlu untuk menggali dan mendalami perumpamaan orang Samaria yang baik hati.
Pribadi, karya dan sabda Yesus merupakan inti dari ajaran katekese kaum muda. Maka perumpamaan orang Samaria yang baik hati termasuk inti ajaran
katekese kaum muda. Perumpamaan orang Samaria yang baik hati dalam katekese kaum muda menjadi materi, tema, tujuan katekese kaum muda. Melalui katekese
kaum muda perumpamaan orang Samaria yang baik hati diolah dan didalami. Kaum muda dapat digali dan didalami pesan perumpamaan orang Samaria yang
baik hati melalui katekese kaum muda. b.
Perumpamaan orang Samaria yang baik hati sebagai sumber hidup, membangun dan menumbuhkan, membaharui, memurnikan dan mengadili
kaum muda. Perumpamaan orang Samaria yang baik hati sumber hidup bagi kaum
muda. Sebagai sumber hidup ibarat mata air yang memunculkan kehidupan. Berarti perumpamaan orang Samaria yang baik hati menjadi inspirasi, penggerak,
motivasi hidup kaum muda. Sedangkan di dalam katekese kaum muda Yesus Kristus merupakan jatung
katekese. Yesus Kristus menjadi sumber kehidupan bagi katekese kaum muda. Katekese kaum muda sebagai usaha membantu kaum muda untuk semakin
mengimani Yesus Kristus. Maka katekese kaum muda membantu agar perumpamaan orang Samaria yang baik hati menjadi pedoman dan penuntun
hidup kaum muda.
Perumpamaan orang Samaria yang baik hati membangun dan menumbuhkan kaum muda. Perumpamaan orang Samaria yang baik hati
mengajarkan bagaimana menjadi sesama yang baik bagi orang lain. Menjadi sesama seperti orang Samaria yang baik hati berarti menjadi saudara bagi orang
lain. Dalam persaudaraan ada rasa saling tolong menolong, saling berbagi, saling meneguhkan, saling menguatkan, dll. Kaum muda menghayati arti sesama dalam
perumpamaan orang Samaria yang baik hati dengan berkumpul dan menjadi komunitas persaudaraan.
Demikian pula katekese kaum muda mengumpulkan kaum muda untuk mendengarkan sabda Allah. Katekese kaum muda mengadaikan kesamaan derajat
pesertanya. Dalam persamaan derajat memungkinkan kaum muda saling saling berbagi dan menerima pengalamannya dengan Allah yang disebut komunikasi
iman. Pada waku komunikasi iman kaum muda saling berbagi, saling meneguhkan dan saling menguatkan dalam iman. Dengan begitu iman kaum
muda akan semakin berkembang. Perumpamaan orang Samaria yang baik hati membaharui, memurnikan
dan mengadili kaum muda. Yesus sering menggunakan perumpamaan untuk menimbang, menilai permasalahan kehidupan sehari-hari para pendengar-Nya.
Pendengar dituntut untuk beriman agar mengerti ajaran Yesus. Demikian pula perumpamaan orang Samaria yang baik hati dapat digunakan untuk mengadili,
menilai permasalahan kaum muda. Dengan demikian perumpamaan orang Samaria yang baik hati sebagai patokan untuk membaharui, memurnikan dan
mengadili kaum muda.
Katekese kaum muda sebagai usaha pembinaan iman kaum muda juga mengajak kaum muda untuk bertobat. Pertobatan dalam katekese kaum muda
ditempuh dengan mengajak kaum muda melihat kembali hidupnya, menimbang dan membandingkan sesuai dengan kehendak Allah, kemudian mengusahakan
hidup baru berdasarkan kehendak Allah. c.
Kaum muda mampu menafsirkan perumpamaan orang Samaria yang baik hati.
Kaum muda perlu mendengarkan sabda Allah yang terkandung dalam pesan perumpamaan orang Samaria yang baik hati. Ada berbagai cara untuk
memperdengarkan perumpamaan orang Samaria yang baik hati salah satunya adalah dengan katekese kaum muda.
Perumpamaan orang Samaria yang baik hati pertama-tama ditujukan kepada Ahli Taurat 2000 tahun yang lalu. Ada perbedaan situasi dan kondisi
antara jaman sekarang dengan 2000 tahun yang lalu. Perbedaan ini yang menyebabkan kaum muda sulit memahami dan mengerti pesan Kitab Suci
khususnya perumpamaan. Oleh sebab itu perumpamaan perlu ditafsirkan dan dikomunikasikan dengan bahasa kaum muda. Penafsiran Perumpamaan orang
Samaria yang baik hati dapat dilakukan dengan pendekatan historis kristis dan naratif.
Katekese kaum muda sebagai usaha untuk menafsirkan dan mengkomunikasikan perumpamaan orang Samaria yang baik hati bagi kaum
muda. Melalui katekese kaum muda perumpamaan orang Samaria yang baik hati yang telah ditafsirkan disampaikan kepada kaum muda melalui gambar, gerak,
lagu, tarian, film, permainan, dll tanpa mengubah isi dan mengkhianati isi Kitab Suci.
d. Perumpamaan orang Samaria yang baik hati mendorong kaum muda terlibat
dalam misi mewartakan dan menyebarkan sabda. Misi Gereja sesuai dengan amanat agung Tuhan kita Yesus Kristus adalah
mewartakan dan menyebarkan sabda. Kaum muda sebagai anggota Gereja juga mendapat tugas untuk mewartakan dan menyebarkan sabda. Kaum muda dapat
mewartakan dan menyebarkan sabda dengan menjadi saksi sabda. Kaum muda menjadi saksi sabda bearti hidup kaum muda mampu menghadirkan sabda.
Perumpamaan orang Samaria yang baik hati merupakan sabda Yesus maka kaum muda dapat menghadirkan sabda dengan hidup seturut dengan pesan
perumpamaan orang Samaria yang baik hati. Salah satu unsur pokok katekese kaum muda adalah keterlibatan baru
berdasarkan sabda Allah. Katekese kaum muda sebagai usaha pembinaan iman kaum muda membantu kaum muda untuk mengambil nilai-nilai pesan sabda
Allah. Nilai-nilai ini kemudian dihidupi oleh kaum muda. Dengan demikian hidup kaum muda menampakkan nilai-nilai sabda Allah. Hidup kaum muda yang
diresapi oleh nilai-nilai sabda Allah menarik bagi semua orang. Hidup kaum muda yang diresapi oleh sabda Allah dengan sendirinya kaum muda mewartakan dan
menyebarkan sabda melalui kesaksian hidupnya.
3. Tema dan tujuan katekese kaum muda
Berdasarkan tujuan program katekese kaum muda penulis mengusulkan tema dan tujuan umum katekese kaum muda yang hendak dicapai:
Tema umum :Semakin beriman kepada Kristus melalui perumpamaan orang Samaria yang baik hati.
Tujuan umum :Melalui katekese kaum muda sebagai usaha pembinaan iman, kaum muda mampu menggali perumpamaan orang Samaria yang
baik hati Lukas 10:25-37, sehingga kaum muda hidup seturut dengan teladan orang Samaria yang baik hati.
Berangkat dari tema umum dan tujuan umum penulis menjabaran 4 usulan tema. Keempat sub tema dan tujuan itu antara lain, sbb:
Sub tema 1 :Semakin beriman kepada Kristus, semakin memahami perumpamaan dalam Injil Lukas.
Tujuan :Kaum muda semakin beriman kepada Kristus sehingga kaum muda
mampu memahami perumpamaan dalam Injil Lukas. Sub tema 2 :Terbuka bagi siapa saja yang membutuhkan pertolongan
Tujuan :Kaum muda semakin mampu meneladani orang Samaria yang
menolong tanpa melihat suku, bangsa, bahkan musuhnya sendiri, sehingga kaum muda mampu terbuka bagi siapa saja yang
membutuhkan pertolongan Sub tema 3 :Menghadirkan Yesus sebagai Tuhan bagi semua orang
Tujuan :Kaum muda mempunyai peran dalam karya Yesus untuk
menghadirkan Yesus sebagai Tuhan bagi kaum muda lainnya karena Yesus berkenan kepada siapa saja termasuk orang Samaria yang
seorang kafir namun melaksanakan Hukum Terutama.
Sub tema 4 :Menjadi sesama yang baik seperti orang Samaria yang baik hati Tujuan
:Kaum muda semakin mampu meneladan orang Samaria yang baik hati yang menjadi sesama bagi orang yang disamun dengan tulus dan
total mengorbankan waktu, tenaga, harta dan perasaan dalam melayani orang lain.
215
4. Matriks program
Berikut ini adalah matriks program katekese kaum muda sebagai usaha menggali pesan perumpamaan orang Samaria yang baik hati Lukas 10:25-37 di stasi Kristus Raja Ngrambe, Paroki St. Yoseph Ngawi, Jawa Timur.
Tabel. 5 Matriks program katekese kaum muda
No Sub Tema
Tujuan Materi
Metode Sarana
Sumber Bahan 1
2 3
4 5
6 7
1. Semakin
beriman kepada
Kristus, semakin
memahami perumpamaa
n dalam Injil Lukas.
Kaum muda semakin beriman
kepada Kritus sehingga kaum
muda mampu memahami
perumpamaan dalam Injil Lukas.
1. Injil Lukas 10:25-37:
perumpamaan sebagai jenis sastra Lukas
10:25-37, alasan Yesus menggunakan
perumpamaan, Lukas pengarang Injil lukas.
2. Pengalaman hidup
peserta mengenai iman mereka dalam
memahami perumpamaan.
Tarian Enas Mitos
, ceramah,
tanya jawab,
sharing
dalam kelompok,
diskusi kelompok
Kitab Suci, Lukas 10:25-27, Meja
untuk meletakkan Kitab Suci, teks
lagu “Baca Kitab Suci”,
lilin, kertas klep,
spidol, korek api, Salib, laptop,
speaker, instrumen doa
Enas Mitos. Injil Lukas 10:25-37
Hari Kustono, A. 2011. Mendengarkan Tuhan
Bercerita Gagasan pendukung dan pendalaman
Kitab Suci
. Yogyakarta: Kanisius.
Santoso, David I. 2006. Teologi Lukas Intisari dan
Aplikasinya . Malang:
Literatur Saat.
216
1 2
3 4
5 6
7
2. Terbuka bagi
siapa saja yang
membutuhka n pertolongan
Kaum muda semakin mampu
meneladani orang Samaria yang
menolong tanpa melihat suku,
bangsa, bahkan musuhnya sendiri,
sehingga kaum muda mampu
terbuka bagi siapa saja yang
membutuhkan pertolongan.
1. Lukas 10:25-37
mengenai orang Samaria yang mau
menolong orang yang disamun seorang
Yahudi musuhnya sendiri.
2. Pengalaman hidup
peserta dalam keterbukaan bagi
siapa saja yang membutuhkan
pertolongan. Full
drama, ceramah,
tanya jawab,
sharing
dalam kelompok,
diskusi kelompok.
Kitab SuciTeks Lukas 10:25-37
Teks lagu “Hari ini kurasa
bahagia”, “Singkirkanlah
penghalang sabda-Mu”, teks
lagu “Cintailah sesamamu”
lilin, tali rafia, korek api,
Salib. Luk 10:25-37
Hari Kustono, A. 2011. Mendengarkan Tuhan
Bercerita Gagasan pendukung dan pendalaman
Kitab Suci
. Yogyakart: Kanisius.
Mussner, Franz. 1969. Pemakaian Perumpamaan
Indjil Didalam Katekese .
Yogyakata: Kanisius.
3. Menghadirka
n Yesus sebagai
Tuhan bagi semua orang
Kaum muda mempunyai
peranan dalam karya
keselamatan Yesus untuk
menghadirkan Yesus sebagai
Tuhan bagi kaum muda lainnya
karena Yesus berkenan kepada
siapa saja 1.
Lukas 10:25-37 mengenai Yesus yang
mengambil tokoh utama seorang
Samaria yang dianggap kafir.
2. Pengalaman hidup
peserta dalam menghadirkan Yesus
sebagai Tuhan bagi kaum muda lainnya.
ceramah, tanya
jawab, sharing
dalam kelompok,
diskusi kelompok,
tarian navidadau
Kitab SuciTeks Lukas 10:25-37,
teks lagu “Yesus sayang
semua”, “Kurenungkan
SabdaMu Tuhan”, “bermacam-
macam” kertas klep,spidol,
kertas kecil untuk menulis niat
pribadi, bolpoint, Luk 10:25-37
Mussner, Franz. 1969. Pemakaian Perumpamaan
Indjil Didalam Katekese .
Yogyakata: Kanisius. Kii, J. Bili. 1993.
Panduan Membaca Injil Lukas Yesus-Cinta Allah.
Yoyakarta
: Kanisius.
217
1 2
3 4
5 6
7
termasuk orang Samaria yang
seorang kafir namun
melaksanakan Hukum Terutama
keranjang untuk menaruh niat-niat
pribadi
lilin, korek api, salib,
laptop, speaker, instrumen doa
navidadau.
4. Menjadi
sesama yang baik seperti
orang Samaria yang
baik hati Kaum muda
semakin mampu meneladan orang
Samaria yang baik hati yang
menjadi sesama bagi orang yang
disamun dengan tulus dan total
mengorbankan waktu, tenaga,
harta dan perasaan dalam
melayani orang lain.
1. Lukas 10:25-37
mengenai orang Samaria yang
menolong orang yang disamun
dengan tulus dan total.
2. Pengalaman hidup
peserta yang menolong secara
tulus dan total bagi orang lain.
Ceramah, tanya
jawab, sharing
kelompok, diskusi
kelompok, membuat
vignet. Kitab SuciTeks
Lukas 10:25-37, Puji Syukur no
701 “Ada orang yang sedang
diperjalanan”, “Kusiapkan
hatiku Tuhan”, “Dalam Yesus
saling melayani”,
kertas klep, spidol,
lilin, korek api, Salib.
Luk 10:25-37 Hari Kustono, A. 2011.
Mendengarkan Tuhan Bercerita Gagasan
pendukung dan pendalaman Kitab Suci
. Yogyakarta: Kanisius.
Olsthoorn, Martin. 1980. Mengenal Injil Lukas
. Yogyakarta: Kanisius.
Edward, O.C. 1999. Injil Lukas Sebagai Cerita
.
Jakarta: Gunung Mulia.
4. Petunjuk Pelaksanaan Program
a. Pembina sebagai pelaksana program Pembina berfungsi untuk membantu kaum muda menjadi dewasa
Kristiani. Pembina sangat penting peranannya dalam katekese sebagai fasilitator yang mengatur jalannya proses katekese kaum muda. Pembina yang dibutuhkan
oleh kaum muda di stasi Kristus Raja Ngrambe adalah pembina yang mendampingi kaum muda dalam menggali dan mendalami kaum muda agar tidak
tersesat dan menyesatkan. Pembina perlu untuk memanfaatkan kemampuan kaum muda berefleksi dan berinteropeksi dalam menjelaskan
Pada kenyataannya pembina kaum muda di stasi Kristus Raja Ngrambe kurang memahami mengenai arti dan tujuan katekese kaum muda, pembina tidak
berkesinambungan, pembinaan iman diserahkan langsung kepada pengurus kaum muda yang kurang cakap dalam membina kaum muda, pembina juga kurang
terampil dalam menjelaskan Kitab Suci khususnya perumpamaan kepada kaum muda. Salah satu upaya yang dapat ditempuh melihat kondisi pembina kaum
muda di stasi Kritus Raja Ngrambe adalah dengan kaderisasi pembina. Akan tetapi kebutuhan yang mendesak bagi kaum muda di stasi Kristus
Raja Ngrambe adalah menggali pesan perumpamaan orang Samaria yang baik hati melalui katekese kaum muda model biblis. Oleh karena itu penulis lebih
memprioritaskan untuk memberikan usulan program katekese kaum muda. Dengan mengikuti pelaksanaan katekese kaum muda setidaknya pembina
mempunyai gambaran akan katekese kaum muda yang benar.
b. Pemilihan waktu dan tempat pelaksanaan katekese kaum muda Pelaksanaan katekese kaum muda dalam menggali dan mendalami Kitab
Suci khususnya perumpamaan dapat terlaksana jika sesuai dengan waktu yang dimiliki oleh pembina dan pengurus kaum muda serta kaum muda sendiri. Tempat
pelakanaan katekese kaum muda pun perlu memudahkan pembina, pengurus dan kaum muda sendiri dalam mengikuti pelakanaan katekese kaum muda.
Pada kenyataannya ketidaktepatan waktu pembinaan iman di stasi Kristus Raja Ngrambe membuat kaum muda tidak dapat mengikuti kegiatan. Tempat
pembinaan iman kaum muda lebih dipusatkan di gereja Kristus Raja Ngrambe yang mengakibatkan sebagian kaum muda kesulitan mengikuti pembinaan iman.
Perlu untuk mencari waktu yang tepat bagi pelaksanaan katekese kaum muda. Pertama, waktu yang dapat digunakan yaitu pertemuan rutin kaum muda
setiap sabtu sore pukul 18.00 WIB. Kedua, yaitu hari minggu setelah pulang dari perayaan Ekaristi di gereja.
Tempat yang dapat digunakan pertama, ruang pertemuan di gereja yang telah disediakan untuk kegiatan kaum muda. Kedua, kapel di lingkungan-
lingkungan stasi Kristus Raja Ngrambe. Dengan manfaatkan kapel atau rumah doa di lingkungan sekitar stasi Kritus Raja Ngrambe tempat pembinaan iman
kaum muda tidak hanya berpusat di gereja Kritus Raja Ngrambe. Kaum muda sekaligus berkesempatan untuk beranjangsana ke lingkungan-lingkungan lain
serta mengenal lebih dekat dengan lingkungan-lingkungan di sekitar stasi Kristus Raja Ngrambe.
c. Penyebaran informasi pelaksanaan katekese kaum muda Informasi pelaksanaan katekese kaum muda penting agar pembina,
pengurus dan kaum muda mengetahui diadakannya katekese kaum muda. Pentingnya peran komunikasi dalam pembinaan iman. Komunikasi yang lancar
sangat mendukung kelangsungan pembinaan iman. Pada kenyantaannya seringkali kaum muda tidak mengetahui informasi
dilaksanakan pembinaan iman. Sehingga kaum muda tidak ikut dalam pembinaan iman. Perlu adanya sosialisasi pelaksanaan katekese kaum muda.
Penyebaran informasi pembinaan iman yang dapat ditempuh agar kaum muda mengetahui pelaksanaan pembinaan iman antara lain pertama, pengumuman
di gereja dengan meminta bantuan pada para orang tua untuk mendorong kaum muda ikut dalam pelaksanaan katekese kaum muda. Dengan melibatkan orang tua
untuk mendorong kaum muda ikut dalam pelaksanaan katekese kaum muda, maka orang tua diajak untuk bertanggung jawab pada pembinaan iman kaum muda.
Kedua, dengan memberikan undangan masing-masing lingkungan. Dengan demikian dari lingkungan ada perhatian dan mengenal kaum muda. Ketiga,
dengan sistem rantai kaum muda diberi informasi pelaksanaan katekese kaum muda untuk meneruskan pada teman yang lain. Keempat, pendekatan secara
personal pada kaum muda dengan mendatangi ke rumah masing-masing atau melalui jejaring sosial internet dengan membuat akun khusus pembinaan iman
kaum muda di facebook, twiter maupun website serta menghubungi kaum muda melalui alat komunikasi seperti handphone dan email maupun poster yang dapat
ditempel pada papan pengumuman gereja.
d. Dukungan pihak lain demi kelancaran pelaksanaan katekese kaum muda Teman sebaya berpengaruh besar bagi kaum muda. Teman sebaya menjadi
salah satu motivasi kaum muda mengikuti pembinaan iman. Oleh sebab itu perlunya untuk selalu mengingatkan kaum muda agar mengajak teman yang lain
mengikti pembinaan iman kaum muda. Orang tua juga menjadi salah satu motivasi bagi kaum muda untuk
mengikuti pembinaan iman. Peran orang tua pertama-tama merupakan pendidik iman yang pertama dan utama. Akan tetapi pada kenyataannya ada orang tua yang
tidak memahami pentingnya pembinaan iman bagi kaum muda. Maka perlunya untuk menyadarkan orang tua akan pentingnya pembinaan iman bagi kaum muda
serta melibatkan orang tua dalam pembinaan iman kaum muda. Bentuk keterlibatan orang tua dapat diwujudkan dengan mendorong kaum
muda mengikuti pelaksanaan katekese kaum muda dalam menggali dan mendalami perumpamaan. Selain itu orang tua juga dapat mengadakan snack atau
makanan bagi pelaksanaan katekese kaum muda agar kaum muda semakin termotivasi dalam mengikuti pelaksanaan katekese kaum muda.
e. Suasana katekese kaum muda Susana katekese kaum muda yang memungkinkan terjadinya komunikasi
iman antara kaum muda adalah rasa ama, nyaman, percaya, dan terbuka Maka perlu untuk membangun dan menciptakan suasana tersebut dalam proses katekese
kaum muda. Lamanya proses katekese kaum muda juga perlu mnyesuaikan dengan lingkungan, tempat dan kelonggaran waktu yang dimiliki oleh kaum
muda.
C. Satuan persiapan katekese kaum muda