E. Karakterisasi penokohan
Karakterisasi perumpamaan ini dibagi menjadi 2 tokoh, yaitu tokoh kisah dengan tokoh pengisahan. Tokoh kisah ada Yesus sebagai narator dan Ahli Taurat
sebagi naratee. Sedangkan tokoh pengisahan adalah tokoh yang dikisahkan oleh Yesus dalam perumpamaan orang Samaria yang baik hati antara lain: orang yang
disamun, penyamun, Imam, Lewi, orang Samaria, pemilik penginapan.
1. Tokoh kisah a. Yesus sebagai Narator
Narator adalah penutur mengisahkan cerita. Narator dibedakan beberapa jenis yaitu narator yang mahatahu omniscient narrator dan narator yang terbatas
limited narrator Martin Suhartono,1999:9. Yesus adalah pemegang kendali dalam cerita ini. Dia juga yang menjadi
pencerita perumpamaan orang Samaria yang baik hati. Ia adalah narator dalam perumpamaan orang Samaria yang baik hati. Dalam menuturkan kisah Yesus
adalah narator yang serba tahu omniscient narrator. Ia mengetahui kedalaman hati orang Samaria yang tergerak oleh belas kasih. Ia juga ada dimana-mana cerita
itu dikisahkan jalan dari Yerusalem ke Yerikhho dan penginapan. Peranan narator dibedakan menjadi narator yang ditokohkan dramatised
narrator dan narator yang tak ditokohkan undramatised narrator. Narator yang
ditokohkan adalah narator yang hadir dalam cerita sebagai salah satu tokohnya. Sedangkan narator yang tidak ditokohkan tidak hadir dalam cerita Martin
Suhartono, 1999:8.
Pada perumpamaan orang Samaria yang baik hati Yesus tidak ikut serta dalam pengisahan. Yesus tidak menjadi tokoh dalam pengisahan perumpamaan
orang Samaria yang baik hati, maka hal ini disebut narator yang tidak ditokohkan undramatised narrator.
Cara pengisahan ada dua yaitu narator yang selalu mengatakan telling dan memperlihatkan showing peristiwa itu di panggung. Telling mengatakan
pada pembaca apa yang harus dipikirkan tentang para tokoh. Showing membiarkan pembaca menilai sendiri atau membiarkan seorang tokoh
mengatakan sesuatu tentang tokoh lain Martin Suhartono, 1999:10. Cara pengisahan Yesus menggunakan Showing yaitu dengan memberikan
pertanyaan terbuka pada dialog akhir kepada Ahli Taurat. Dengan demikian Ahli Taurat menyimpulkan sendiri apa yang ditanyakannya. Keterlibatan Yesus pada
perumpamaan ini hanya sebagai pengamat dari luar dan menceritakan reaksi- reaksi para tokoh. Yesus membiarkan pendengar ceritanya untuk menemukan
sendiri nilai dari perumpamaan orang Samaria yang baik hati.
b. Ahli Taurat sebagai Naratee
Naratee adalah pendengar kisah yang dituturkan oleh narator. Ia juga
sebagai penerima pesan dari narator. Ada beberapa macam-macam pembaca dalam konteks naratif yaitu pembaca sesungguhnya real reader dan pembaca
tersirat implied reader Martin Suhartono, 1999:13.
Disini Ahli Taurat sebagai naratee. Ia merupakan orang pertama yang menjadi tujuan dari pesan dari kisah yang dituturkan oleh Yesus. Ahli Taurat
sebagai pembaca sesungguhnya real reader. Ahli Taurat adalah orang yang ahli
dalam Hukum Taurat. Sebagai orang yang Ahli dalam hukum ia taat dalam melaksanakan hukum. Minat Ahli Taurat juga sekitar persoalan hukum. Dalam
perumpamaan orang Samaria yang baik hati Yesus mengajak Ahli Taurat untuk memandang hukum secara berbeda yaitu memandang Hukum Taurat secara lebih
mendalam. Hukum Taurat bukan dimaksudkan untuk membatasi seseorang dalam bertindak namun lebih sebagai motivasi seseorang untuk bertindak.
Ada tiga posisi utama naratee yaitu 1 Pembaca yang lebih tahu dari pada tokoh dalam narasi reader elevating position, 2 Tokoh lebih tahu dari pada
pembaca character elevating position, 3 Pembaca maupun tokoh dalam narasi mempunyai pengetahuan yang sama evenhanded position Martin Suhartono,
1999:13. Disini naratee lebih tahu dari pada tokoh dalam narasi yang disebut
dengan reader elevating position. Pertama, orang yang disamun itu tidak diketahui kebangsaannya. Akan tetapi naratee mengerti orang yang disamun yang
dimaksudkan oleh Yesus adalah orang Yahudi dari kebiasaan orang yang disamun itu melewati jalan dari Yerusalem ke Yerikho. Kedua, naratee mengetahui alasan
Imam dan Lewi tidak mau menolong orang yang disamun itu karena baru saja menjalankan tugas di Bait Allah walaupun tidak dijelaskan. Ketiga, Naratee juga
mengetahui bahwa Imam dan Lewi mengira orang yang disamun sudah mati sehingga najis bagi Imam maupun Lewi. Keempat, naratee mengetahui alasan
orang Samaria menolong adalah tergerak hatinya oleh belas kasih. Pada dialog terakhir baik naratee mengetahui bahwa sesama bagi orang yang disamun itu
adalah orang Samaria.
Plot menimbulkan rasa ingin tahu naratee. Ada 3 minat dalam narasi. 1
Minat kognitif atau intelektual berhubungan dengan kebenaran, 2 Minat estetik atau kualitatif berhubungan dengan keindahan, 3 Praktis berhubungan dengan
kebaikan Martin Suhartono, 1999:13-14. Ahli Taurat lebih berminat pada minat kognitif atau intelektual. Ia
bertanya soal hukum. Ia lebih tertarik pada kebenaran suatu hukum. Karena sudah mempelajari Kitab Taurat merasa diri paling tahu Taurat. Pertanyaannya bukan
karena ia tidak mengerti lalu bertanya, akan tetapi ingin menjebak atau mencobai dan mengadu kepintaran.
Minat estetik atau kualitatif terlihat pada skema plot, kita melihat keindahan dari pengisahan orang Samaria yang baik hati. Adegan demi adegan seperti
berpasangan. Dialog awal dengan dialog akhir. Pertanyaan siapa sesamaku manusia ay.29 dijawab dengan orang yang menunjukkan belas kasih ay. 37. Keindahan
dari skema ini juga terlihat dari Ahli Taurat yang bertanya dan Ahli Taurat sendiri yang menjawab. Ada ajakan untuk melaksanakan pemahaman yang benar berada
pada dialog awal ay. 28 dan dialog akhir ay. 37. Selain itu minat estetik atau kualitatif terlihat dari pertentangan tindakan
yang diambil Imam dan Lewi dengan orang Samaria. Seorang Lewi yang melewati orang yang disamun ay. 32 dipertentangkan dengan orang Samaria merawat orang
yang disamun ditempat ay. 34. Seorang Imam yang melewati orang yang disamun ay. 31 dipertentangkan orang Samaria menitipkan orang yang disamun kepada
pemilik penginapan ay. 35.
Minat praktis terlihat pada akhir cerita Ahli Taurat menemukan pemahaman yang benar. Narator menyakinkan pembaca untuk melaksanakan
pemahaman yang benar demi memperoleh hidup yang kekal dengan melaksanakan Hukum Terutama. Pemahaman yang benar adalah melaksanaan
Hukum Terutama dengan menjadi sesama yang baik bagi orang lain. Ada beberapa reaksi naratee terhadap tokoh yaitu: 1 Empati yaitu
pembaca ambil bagian dalam pengalaman dan perasaan tokoh, 2 Simpati yaitu pembaca dapat memahami, turut merasakan, akan tetapi tidak dapat masuk secara
penuh dalam perasaan tokoh, 3 Antipati yaitu tidak memahami dan tidak merasakan dalam perasaan tokoh Martin Suhartono, 1999:14.
Ahli Taurat diceritakan 2 kali menghidari rasa malu. Pertama, malu karena tidak berhasil mencobai Yesus. Kedua, malu dengan mengakui bahwa orang
Samaria yang telah menjadi sesama bagi orang yang disamun walaupun ia mengetahui bahwa orang Samarialah yang menjadi sesama dengan menunjukkan
belaskasih. Ahli Taurat simpati pada tindakan orang Samaria yang menolong orang yang disamun akan tetapi ia tidak masuk secara penuh dalam perasaan
orang Samaria.
2. Tokoh pengisahan Tokoh pengisahan adalah tokoh-tokoh yang berperan pada kisah orang
Samaria yang baik hati. Seringkali dibedakan antara tokoh dinamis dan statis. Dimanis
adalah tokoh yang berkembang secara batin selama narasi. Statis adalah tokoh yang tidak berkembang secara batin. Dibedakan pula antara tokoh flat,
round, dan agen. Flat adalah tokoh yang diperkenalkan pembaca hanya
permukaan pribadinya saja atau hanya diperkenalkan secara singkat. Round adalah tokoh yang digambarkan mempunyai kedalaman tertentu dan kepribadian
mereka penuh kecenderungan-kecenderungan yang saling bertentangan. Agen adalah tokoh-tokoh yang tak penting yang hanya dipakai untuk lebih
menampilkan tokoh-tokoh utama. Cara tokoh ditampilkan secara langsung maupun tidak langsung Martin Suhartono, 1999:11.
S. Chatman yang dikutip oleh A. Hari Kustono 2012: 249 membedakan peranan para tokoh dalam pengisahan antara lain protagonist sebagai tokoh
utama, seluruh perhatian diarahkan kepadanya dan ia menentukan arah perkembangan plot. Antagonist, yaitu lawan tokoh protagonist, mereka tidak
terlalu tampil atau penampilannya dalam narasi hanya berfungsi untuk mengubah, mempengaruhi, atau menonjolkan karakterisasi dari tokoh utama. Foils adalah
tokoh yang ditampilkan secara kontras dengan tokoh utama dengan maksud agar kualitas pribadi tokoh utama dipertegas. Functionaries peran mereka hanya
membantu jalannya alur kisah. Crowds, walk-ons, chorus adalah tokoh-tokoh yang masuk dalam kelompok ini sama sekali pasif, peran mereka hanya kecil
dalam plot atau sama sekali tidak mempengaruhi resolusi atau plot.
a. Orang yang disamun
Orang yang disamun diperkenalkan kepada pembaca hanya permukaan pribadinya saja atau hanya diperkenalkan secara singkat dalam cerita ini yang
disebut dengan flat. Orang yang disamun tidak diperinci lebih jelas lagi. Pembaca diajak untuk mereka-reka siapakah penyamun ini. Akan tetapi dari kebiasaannya
melewati jalan dari Yerusalem menuju Yerikho, pendengar dapat menyimpulkan
bahwa orang yang disamun ini adalah orang Yahudi. Seorang yang disamun ini memiliki peran yang cukup penting. Tokoh ini menentukan penilaian, dan
membandingkan tindakan yang diambil oleh Imam dan Lewi dengan tindakan
yang ditunjukkan oleh orang Samaria. Tokoh ini berperan untuk membantu
jalannya cerita Functionaries.
b. Penyamun
Penyamun sekilas muncul dan yang memunculkan kejadian. Perkerjaan penyamun adalah merampok karena terhimpit oleh keadaan. Agar mendapatkan
barang jarahan yang banyak para penyamun mengambil barang korban secara paksa. Mereka tidak jarang melakukan tindak kekerasan dan juga bisa sampai
membunuh. Para penyamun biasa menunggu para korban di padang gurun atau tempat yang sepi, sebab disitu jarang ada orang dan jika ada yang disamun jarang
orang akan tahu dan menolong orang yang disamun. Penyamun merupakan tokoh Statis
karena tokoh tidak berkembang secara batin. Penyamun memiliki karakter peran antagonis dan diceritakan secara langsung.
c. Imam
Karakter Imam bertentangan dengan pekerjaan yang ditekuninya. Imam adalah orang yang bertugas merayakan dan mempersembahkan korban di Bait
Allah. Ia tahu melihat seorang yang membutuhkan pertolongan akan tetapi ia tidak peduli. Sebab ia terhalang oleh alasan-alasan lain seperti tugas, sibuk atau
keselamatan. Imam seorang yang menjadi panutan orang lain akan tetapi tidak bisa menjadi teladan. Imam tidak mempunyai belas kasih seperti yang dimiliki
oleh orang Samaria yang dianggap kafir. Imam berperan sebagai foils. Imam
digambarkan mempunyai kedalaman tertentu dan kepribadian mereka penuh kecenderungan-kecenderungan yang saling bertentangan round. Imam
diceritakan secara langsung. Imam tidak mengalami perkembangan
perkembangan secara batin atau disebut dengan statis.
d. Lewi
Lewi mempunyai tugas khusus membantu Imam menyelenggarakan
ibadah dalam Bait Allah. Lewi digambarkan mempunyai persamaaan sikap seperti
Imam yaitu menghindari orang yang disamun sejauh mungkin, walaupun Lewi adalah orang yang keseharian bekerja dalam Bait Allah dan tahu akan perintah
Allah. Sikap yang diambil Lewi berlawanan dengan sikap orang Samaria yang dianggap kafir. Lewi berperan sebagai Foils. Sama seperti dengan Imam, Lewi
digambarkan mempunyai kedalaman tertentu dan kepribadian mereka penuh kecenderungan-kecenderungan yang saling
bertentangan round
. Lewi
diceritakan secara langsung. Lewi tidak mengalami perkembangan batin atau disebut statis.
e. Orang Samaria
Orang Samaria adalah tokoh utama dalam perumpamaan. Orang Samaria berkembang secara batin selama narasi dinamis. Perkembangan batin orang
Samaria terlihat pada tergeraklah hati orang Samaria oleh belas kasih. Orang Samaria juga round yaitu tokoh yang digambarkan mempunyai kedalaman
tertentu dan kepribadian mereka penuh kecenderungan-kecenderungan yang saling bertentangan, meskipun kafir ia memiliki belas kasih. Belas kasih orang
Samaria tidak terbatasi oleh masalah pribadi musuh, suku, agama, budaya, dll.
Orang Samaria mau mengorbankan perasaan, tenaga, biaya, dan waktu. Ia menolong secara penuh. Tindakannya sangat ironis dengan Imam dan Lewi.
Peran orang Samaria adalah protagonis.
f. Pemilik penginapan
Pemilik penginapan hanya muncul sekilas saja. Pemilik penginapan sebagai agen yang menguatkan tokoh utama dalam menolong orang yang disamun
tidak setengah-setengah. Peran pemilik penginapan adalah Crowds, walk-ons, chorus
.
F. Setting Latar