Jenis Penelitian Subjek Penelitian
wawancara sistematis non-systematic interview, atau wawancara bebas.
Dalam wawancara terpimpin, evalutor melakukan tanya jawab lisan dengan pihak-pihak yang diperlukan dalam rangka menghimpun bahan-
bahan keterangan untuk penilaian terhadap peserta didiknya. Wawancara ini sudah dipersiapkan secara matang, yaitu dengan berpegang pada
panduan wawancara interview guide. Sedangkan wawancara bebas, pewawancara selaku evalutor mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
pihak-pihak yang diperlukan tanpa dikendalikan oleh pedoman tertentu. Mereka dengan bebas mengemukakan jawabannya. Hanya saja saat
menganalisis dan menarik kesimpulan hasil wawancara bebas ini pewawancara atau evalutor akan dihadapkan pada kesulitan-kesulitan,
terutama apabila jawaban mereka beraneka ragam. Kelebihan wawancara ialah bisa kontak langsung dengan pihak yang
bersangkutan sehingga dapat mengungkapkan jawaban secara lebih bebas dan mendalam. Lebih dari itu, hubungan dapat dibina lebih baik
sehingga pihak yang diwawancarai bebas mengemukakan pendapatnya. Wawancara bisa direkam sehingga jawaban bisa dicatat secara lengkap.
Melalui wawancara, data bisa diperoleh dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Pertanyaan yang tidak jelas dapat diulang dan dijelaskan lagi.
Sebaliknya, jawaban yang belum jelas bisa diminta lagi dengan lebih terarah dan lebih bermakna asal tidak mempengaruhi atau mengarahkan
jawaban pihak yang diwawancarai.
Menurut Sudjana 2006 : 68, ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam melaksanakan wawancara, yakni :
a. Tahap awal pelaksanaan wawancara. Tahap ini bertujuan untuk mengondisikan
situasi wawancara
di mana
situasi yang
mengungkapkan suasana
keakraban sehingga
pihak yang
diwawancarai tidak merasa takut dan terdorong untuk mengemukakan pendapatnya secara bebas dan benar atau jujur.
b. Penggunaan pertanyaan. Setelah kondisi awal cukup, barulah diajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan tujuan wawancara.
Pertanyaan diajukan secara bertahap dan sistematis berdasarkan rambu-rambu atau kisi-kisi yang telah dibuat sebelumnya.
c. Pencatatan hasil wawancara. Hasil wawancara sebaiknya dicatat saat itu juga supaya tidak lupa. Mencatat hasil wawancara berstruktur
cukup mudah sebab tinggal memberikan tanda pada alternatif jawaban, misalnya melingkari salah satu jawaban yang ada.
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan siswa secara langsung di mana peneliti mengambil masing-masing tiga sampel dari
kelas eksperimen maupun kelas konvensional. Tujuan dilakukan wawancara untuk mengetahui jawaban siswa mengenai pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Dari hasil wawancara pada siswa kelas eksperimen tersebut dapat dilihat dan dianalisis antara tes tertulis dan
kuesioner dengan wawancara apakah ada kecocokan.