Pemanfaatan Program Cabri 3D dalam Proses Pembelajaran
telah diterimanya kepada teman-teman yang kurang mengerti. Kemudian dari pembelajarn yang mereka dapatkan menunjukkan sebagian besar
siswa dapat membedakan bagian-bagian dari limas melalui jaring-jaring limas yang digunakan untuk menyelesaikan lembar kerja siswa LKS.
Program Cabri 3D sendiri membuat sebagian besar siswa bisa menangkap materi dengan melihat bagian-bagian dari limas yang dapat
diputar sehingga dapat dibuka menjadi sebuah jaring-jaring. Dari jaring- jaring tersebut dapat ditentukan luas permukaan limas sendiri. Untuk
volume limas dengan cara melihat bangun limas itu tersendiri tanpa harus membukanya menjadi sebuah jaring-jaring limas dikarenakan untuk
mencari volume limas dapat ditentukan dari tampak luar bangun limas tersebut.
Keeefektifan pembelajaran Program Cabri 3D dengan model Problem Based Instruction
dibandingkan pembelajaran dengan model Problem Based Instruction
tanpa Program Cabri 3D dapat dilihat dari hasil LKS I dari kedua kelas yang tampak pada tabel 4.2 dan tabel 4.3. Berdasarkan
tabel 4.2 dan tabel 4.3 maka perbandingan nilai LKS I pada kedua kelas tampak pada tabel berikut.
Tabel 5.1 Perbandingan Nilai LKS I
Komponen VIII A
VIII B
Rata-rata 70,05
54,35 Max
98,6 84,3
Min 14,3
18,6
Komponen VIII A
VIII B
Standar Deviasi 26,23
21,21
Dari kedua tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata dari kedua kelas menunjukkan hasil yang signifikan di mana kelas VIII A
mendapatkan rata-rata 70,05 sedangkan kelas VIII B mendapatkan rata- rata 54,35. Selain itu, siswa kelas VIII A yang tidak tuntas sesuai KKM
ada tujuh siswa. Kelas VIII B yang tidak tuntas sesuai KKM berjumlah sembilan siswa. Nilai maksimum yang diperoleh siswa kelas VIII A
adalah 98,6 dan siswa kelas VIII B adalah 84,3. Sedangkan nilai minimum yang diperoleh siswa kelas VIII A sebesar 14,3 dan siswa kelas VIII B
adalah 18,6. Kemudian standar deviasi kelas VIII A sebesar 26,23 dan kelas VIII B sebesar 21,21. Di samping itu, keefektifan dapat dilihat dari
hasil nilai LKS II yang telah disinggung pada tabel 4.4 dan 4.5. Perbandingan nilai dari kedua kelas yang tampak pada tabel berikut.
Tabel 5.2 Perbandingan Nilai LKS II
Komponen VIII A
VIII B
Rata-rata 81,20
89,62 Max
100 98,7
Min 34
61,2 Standar Deviasi
24,32
Berdasarkan hasil LKS II yang diperoleh dari kelas VIII A memberikan kesimpulan bahwa kelas VIII A mendapatkan rata-rata 81,20.
Sedangkan dari kelas VIII B dari hasil LKS II mendapatkan rata-rata 89,62. Selain itu, nilai maksimum siswa kelas VIII A pada LKS II sebesar
100 dan nilai minimum yang diperoleh siswa kelas VIII A adalah 34 dengan standar deviasi 24,32. Nilai maksimum yang diperoleh siswa kelas
VIII B adalah 98,7 dan nilai minimum siswa kelas VIII B sebesar 61,2 dengan standar deviasi 0. Hal tersebut menunjukkan bahwa dilihat dari
kemampuan berpikir geometri siswa kelas VIII B mengalami peningkatan yang drastis. Kemudian kelas VIII A juga mengalami peningkatan tetapi
tidak sama dengan kelas VIII B yang mengalami peningkatan yang drastis. Selain itu, apabila rata-rata kedua kelas dibandingkan maka kelas VIII B
memiliki rata-rata yang lebih tinggi daripada kelas VIII A. Untuk membandingkan keefektifan dari kedua kelas dapat dilihat juga dari hasil
tes tertulis kedua kelas yang telah dibahas pada bab sebelumnya pada tabel 4.7 dan tabel 4.8. Berikut adalah perbandingan nilai tes dari kedua kelas.
Tabel 5.3 Perbandingan Nilai Tes Tertulis
Komponen VIII A
VIII B
Rata-rata
a Rata-rata nilai soal no 1
b Rata-rata nilai soal no 2
c Rata-rata nilai soal no 3
d Rata-rata nilai soal no 4
e
Rata-rata nilai soal no 5
83,33
8,27 8,67
9,38 7,44
7,89
82,6
8,7 7,45
8,65 8,45
8,05
Max 100
100 Min
20 36
Standar Deviasi 20,99
19,78