2.6.3. Faktor Biologi
Faktor biologis penyebab penyakit akibat kerja banyak ragamnya, yaitu virus, bakteria, riketsia, protozoa, jamur, cacing, kutu, pinjal, malahan mungkin pula
tumbuhan atau hewan besar atau bahan dari padanya. Penyakit virus misalnya penyakit kuku dan mulut dapat pindah dari ternak
menulari pekerja dalam perusahaan peternakan. Atau misal lain vaksinia vaccinia dapat di derita oleh pemerah susu sapi yang tidak kebal oleh karena belum mendapat
suntikan vaksin terlebih dahulu sebelum bekerja di peternakan. Bakteri seperti antraks sering menghinggapi pekerja pejagalan, penyamakan kulit, atau pengeringan tulang
dan pengolahan bahan dari hewan lainya. Demikian pula penyakit kuda, yang disebabkan bakteri pfeiferella mallei dapat menulari manusia. Atau seorang pekerja
mungkin sekali di hinggapi penyakit Weil, apabila ia bekerja di tempat yang tikusnya menderita penyakit tersebut. Pemelihara burung merpati ada kemungkinan menderita
penyakit psitakosis psitaccosis yang di sebabkan oleh riketsia jasad renik yang berukuran sedikit lebih besar dari virus. Oleh karena profesinya seorang dokter atau
perawat tidak mustahil ketularan penyakit yang berasal dari penderita yang diobati dan dirawatnya, seperti tifes perut, difteri, gonorea gonorrhoea, angina oleh karena
streptokokkus, atau efek primer penyakit sifilis yang menghinggapi dokter dan ditularkan kepadanya melalui suatu luka pada jari atau di tangan langsung menjadi
stadium kedua penyakit sifilis demikian dikenal sebagai syphilis demblee, atau syphilis honoris causa. Juga ketika hebat-hebatnya wabah penyakit pes merajalela
Universitas Sumatera Utara
pada masa silam, tidak sedikit dokter dan petugas kesehatan lainnya yang menjadi korban penyakit tersebut.
Penyebab penyakit yang tergolong kepada protozoa antara lain adalah parasit plasmodium malaria. Untuk negara yang bebas penyakit malaria, apabila seorang
pelaut dari negara tersebut menderitanya oleh karena pelayaran ke negara yang masih berjangkit malaria, penyakit itu dianggap sebagai sakit akibat kerja. Demikian pula
penyakit tidur di Afrika, untuk tenaga kerja dari negara lain yang di kirim ke sana merupakan penyakit akibat kerja. Sporotrikhosis adalah salah satu contoh penyakit
akibat kerja yang disebabkan oleh jamur. Penyakit jamur pada kuku sering diderita oleh pekerja yang tempat kerjanya lembab dan basah, atau bila mereka terlalu banyak
merendam tangan dan kaki di dalam air seperti misalnya pekerja yang pekerjaanya mencuci pakaian. Candida albicans biasanya tumbuh di tempat - tempat yang kadar
gulanya tinggi, sehingga pekerjaan seperti yang terdapat di perusahaan roti atau pembuat manisan sering menimbulkan penyakit infeksi oleh jamur tersebut.
Jenis cacing yang berbahaya terutama bagi pekerja tambang dan perkebunan adalah ankilostomiasis cacing tambang, yang disebabkan oleh ancylostoma
duodenale dan necator americanus. Seperti penyebab faktor biologis lainnya, penyakit cacing pun mungkin didapat di negara atau daerah lain, oleh karena
penugasan melakukan pekerjaan. Kutu dan pinjal sering terdapat di tempat kerja dan biasanya menjadi sebab kelainan kulit. Terkenal kutu alang-alang atau kutu padi
suma’mur, 2009.
Universitas Sumatera Utara
2.6.4. Faktor Fisiologi dan Ergonomi