Bagaimana Hubungan dengan Teman Kerja dan Pemilik Pencetakan Batu Bata?
Berikut cuplikan wawancara dengan pekerja Informan 3: “Mana ada penghargaan ataupun bonus, paling dibeli kopi untuk kami waktu
toke datang itu pun waktu bayar gaji”. Berikut cuplikan wawancara dengan pekerja Informan 4:
“Tidak pernah ada semacam penghargaan ataupun bonus, walaupun bata banyak laku dijual untuk orang, gaji saja tidak ditambah”.
Berikut cuplikan wawancara dengan pekerja Informan 5: “Tidak ada yang namanya penghargaan ataupun bonus, tapi kalau saya
sudah diberi pinjaman saja sudah jadi karena kita memang kerja sama dia”.
4.5.17. Bagaimana Hubungan dengan Teman Kerja dan Pemilik Pencetakan Batu Bata?
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diperoleh informasi bahwa
hubungan tenaga kerja dengan sesama teman kerja selalu baik dan harmonis demikian juga dengan pemilik pencetakan batu bata.
Berikut hasil wawancara dengan pekerja Informan 1: “Ya baik semua, tetapi dengan toke kadang-kadang jengkel juga, kalau kita
sedang butuh uang mendadak kadang tidak diberikan pinjaman seperti yang kita harapkan, padahal sudah jelas kita bekerja untuk dia”.
Berikut hasil wawancara dengan pekerja Informan 2: “Ya tidak tentu, tetapi dengan toke kadang-kadang tidak enak juga, kalau
kita sedang perlu uang mendadak kadang tidak diberikan, dengan macam- macam alasan, padahal sudah jelas kita bekerja sama dia, kalau dengan
teman ya biasa saja”. Berikut hasil wawancara dengan pekerja Informan 3:
“Ya kadang baik kadang tidak tetapi dengan toke banyak tidaknya dan saya rasa itu biasa karena toke, tidak enak dengan toke gaji kita tidak ada di
tambah sedikitpun untuk kita pekerja ini, apa lagi bonus maunya kan ada”.
Universitas Sumatera Utara
Berikut hasil wawancara dengan pekerja Informan 4: “Ya kalau kita lagi tidak ada masalah pribadi baik semua, tetapi kalau
dengan toke memeng jengkel selalu, karena dia itu pelit mungkin makanya dia jadi toke, kalau kita minta pinjaman saja susah setengah mati pada hal kita
kerja sama dia”. Berikut hasil wawancara dengan pekerja Informan 5:
“Ya kalau saya baik semua, semua tergantung sama kita bagaimana cara kita dalam bekerja dan berkawan, kalau kita baik orang tetap akan baik dengan
kita.”
Bagaimana kalau ada keluhan rasa sakit pada badan? Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diperoleh informasi bahwa
bila ada keluhan kesehatan pada tenaga kerja, maka pengobatan sering dilakukan baik kepada dukun maupun kepada tenaga kesehatan.
Berikut hasil wawancara dengan pekerja Informan 1: “Kalau badan terasa sakit ya berobat kadang kemantri kalau mau di kusuk
saya ke dukun tukan kusuk supaya dikusuk seluruh badan”. Berikut hasil wawancara dengan pekerja Informan 2:
“Kalau badan terasa sakit pasti berobat dan tegantung sakit apa, kalau capek dan keram rasa nyeri badan cukup dikusuk saja”.
Berikut hasil wawancara dengan pekerja Informan 3: “Kalau seluruh badan terasa sakit saya kusuk saja tapi kalau demam kadang
berobat kemantri”. Berikut hasil wawancara dengan pekerja Informan 4:
“Bila terasa sakit saya cari obat kampung yang sering dipakai dari dulu, kalau mau di kusuk saya ke dukun tukang kusuk kalau badan terasa sangat
lelah”.
Universitas Sumatera Utara
Berikut hasil wawancara dengan pekerja Informan 5: “Saya kalau sakit ya berobat cukup dengan di kusuk saya ke dukun kusuk
supaya dikusuk seluruh badan biar badannya segar”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diketahui bahwa jika para pekerja merasa sakit seperti nyeri pada anggota badan mereka cukup hanya dengan
melakukan kusuk pada dukun atau tukang kusuk, jika merasa demam mereka baru mendatangi tenaga kesehatan seperti mantri atau puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
Setelah penulis mempelajari hasil penelitian mengenai faktor-faktor timbulnya gangguan kesehatan pada tenaga kerja pencetakan batu bata di Gampong Beureugang
dengan melihat dari perspektif orang yang dipelajari, dan setelah dianalisis dengan cara mengelompokkan dan membandingkan informasi yang sama atau informasi yang
saling terkait kemudian dibuat dalam area tematik, maka dapat dijelaskan bagaimana timbulnya gangguan kesehatan tenaga kerja pencetakan batu bata dari faktor Fisik,
kimia, Biologi, Fisiologi dan Ergonomi serta Psikososial. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan penulis, pencetakan batu bata
dari awal sampai menjadi batu bata mempunyai beberapa tahap pengerjaan yang mana pada tahap-tahap ini berisiko terjadi bahaya atau gangguan kesehatan kerja dari
cara kerja dan alat-alat yang digunakan, berikut cuplikan dari salah satu informan: Berikut hasil wawancaranya dengan Informan 2:
“Pencetakan bata ini punya beberapa tahap mulai mengeruk tanah, mencampur, mencetak, diangin-angin dan dibakar, tempat melakukannya
juga beda-beda bahkan alat-alat yang digunakan juga beda-beda seperti grek untuk mudah mengangkut ada juga sekrop, cangkul, timba, motor hand,
cetakan dan pemotong tanah ketika sedang dicetak”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka berikut ini
pembahasannya untuk mengetahui bahaya faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan tenaga kerja pada pencetakan batu bata tradisional di Gampong
Beureugang Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat:
75
Universitas Sumatera Utara