Definisi Kesehatan Kerja dr. Halinda Sari Lubis, M.KKK 3. Ir. Kalsum, M.Kes

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pencetakan Batu Bata Tradisional

Pencetakan batu bata adalah suatu proses pembuatan batu bata untuk bahan bangunan dalam hal ini masih dilakukan dengan cara tradisional dengan proses pekerjaannya yang diperoleh secara alami dan turun temurun dari nenek moyang. Batu bata merupakan salah satu bahan bangunan yang banyak dipakai oleh masyarakat hingga saat ini. Pada umumnya proses pembuatan batu bata dilakukan dalam empat tahap, yaitu tahap pencampuran bahan baku hingga menghasilkan campuran batu bata, tahap pencetakan campuran batu bata, tahap pengeringan dan tahap pembakaran. Hampir disetiap industri pembuat batu bata, keempat proses tersebut dilakukan dengan metoda yang sedikit berbeda baik dari jenis campurannya, cara pelaksanaannya maupun alat yang digunakan. Pada dasarnya industri-industri tersebut berupaya untuk menghasilkan batu bata dengan kualitas yang baik. Campuran batu bata terdiri dari tanah liat yang dicampur air dan aci dengan komposisi yang telah ditentukan. Campuran tersebut kemudian dicetak, dikeringkan dan dibakar Shantika, 2009.

2.2. Definisi Kesehatan Kerja

Definisi kesehatan kerja mengacu pada komisi Gabungan ILOWHO dalam kesehatan kerja pada tahun 1950 yang disempurnakan pada sesi ke-12 tahun 1995. Kesehatan kerja adalah upaya mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan 9 Universitas Sumatera Utara fisik, mental dan kesejahteraan sosial semua pekerja yang setinggi-tingginya. Mencegah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; melindungi pekerja dari faktor risiko pekerjaan yang merugikan kesehatan; penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja disesuaikan dengan kapabilitas fisiologi dan psikologinya, dan disimpulkan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia kepada pekerjaannya Kurniawidjaja, 2012. Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat setinggi- tingginya, baik fisik atau mental maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor- faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum Suma’mur, 2009. Menurut Harrington dan Gill 2003, Kesehatan kerja merupakan promosi dan pemeliharaan kesejateraan fisik, mental dan sosial pekerja pada jabatan apapun dengan sebaik-baiknya. 2.3. Tujuan Kesehatan Kerja Menurut Suma’mur 2009, tujuan kesehatan kerja adalah : a Melaksanakan promosi dan memelihara kesehatan fisik, mental dan sosial semua pekerja yang setinggi-tingginya. b Mencegah pekerja dari gangguan kesehatan akibat kondisi kerja. c Melindungi pekerja terhadap semua faktor risiko bahaya kesehatan. Universitas Sumatera Utara d Menempatkan dan memelihara pekerja dalam lingkungan kerja yang sesuai dengan kemampuan fisiologik dan psikologiknya yang secara singkat dapat dikatakan penyesuaian pekerjaan terhadap manusia dan setiap manusia dengan pekerjaannya. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. Menurut Kurniawidjaja, 2012, Fokus utama upaya kesehatan kerja mencapai tiga tujuan: 1. Pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan dan kapasitas kerjanya. 2. Perbaikan kondisi lingkungan kerja dan pekerjaan yang kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja. 3. Pengembangan pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja kearah yang mendukung keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Bab XII tentang Kesehatan Kerja pasal 164 menyebutkan: 1. Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. 2. Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi pekerja di sektor formal dan informal. 3. Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang berada di lingkungan tempat kerja. Universitas Sumatera Utara 4. Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 berlaku juga bagi kesehatan pada lingkungan tentara nasional Indonesia baik darat, laut, maupun udara serta kepolisian Republik Indonesia. 5. Pemerintah menetapkan standar kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2. 6. Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 5 dan menjamin lingkungan kerja yang sehat serta bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja. 7. Pengelola tempat kerja wajib bertanggung jawab atas kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Sedangkan pada pasal 165 menyatakan bahwa: 1. Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja. 2. Pekerja wajib menciptakan dan menjaga kesehatan tempat kerja yang sehat dan menaati peraturan yang berlaku di tempat kerja. Dalam penyeleksian pemilihan calon pegawai pada perusahaaninstansi, hasil pemeriksaan kesehatan secara fisik dan mental digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan Depkes, 2009. Universitas Sumatera Utara

2.4. Kesehatan Tenaga Kerja