Kesehatan Tenaga Kerja Gangguan Kesehatan dan Penyakit Akibat Kerja

2.4. Kesehatan Tenaga Kerja

Meningkatnya peranan tenaga kerja dan disertai meningkatnya pemamfaatan teknologi diberbagai kegiatan sektor usaha yang mengakibatkan semakin tingginya risiko yang mengancam keselamatan dan kesehatan tenaga kerja sehingga diperlukan upaya perlindungan tenaga kerja melalui kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Suma’mur 2009, Kesehatan berpengaruh penting bagi terwujudnya keselamatan. Sebaliknya gangguan kesehatan atau penyakit dapat menjadi sebab kecelakaan. Orang sakit tidak boleh dipaksa bekerja, ia perlu pengobatan, perawatan dan istirahat. Jika dipaksa untuk bekerja, sangat besar kemungkinan orang sakit mengalami kecelakaan. Bukan hanya penyakit keras saja, gangguan kesehatan ringan pun misalnya pusing kepala, rasa kurang enak badan, atau merasa sekedar hidung tersumbat menyebabkan risiko terjadinya kecelakaan. Sekalipun ringan, gangguan kesehatan menurunkan konsentrasi dan mengurangi kewaspadaan sehingga kecelakaan terjadi.

2.5. Gangguan Kesehatan dan Penyakit Akibat Kerja

Penyakit akibat kerja occupational disesase merupakan penyakit yang timbul disebabkan oleh pekerjaan. Seorang pekerja sebelum bekerja dinyatakan sehat berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, kemudian bekerja di tempat kerja yang terdapat faktor penyebab pemapar, cepat atau lambat dapat menderita penyakit akibat kerja. Faktor pemapar menentukan jenis penyakit akibat kerja yang diderita Silaban, 2012. Ditinjau dari sudut keilmuan, kesehatan dan keselamatan kerja Universitas Sumatera Utara adalah ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja Widjasena,2012. Kesehatan kerja menunjukan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi, atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja Diah, 2004. Menurut Harianto, 2012, Walaupun gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja sangat sering ditemukan, tetapi kedua masalah tersebut umumnya kurang mendapat perhatian, karena: 1. Hubungan antara penyakit dan pekerja sering kali tidak terdeteksi, baik oleh penderita sendiri atau bahkan oleh dokter yang memeriksanya. Hal ini mungkin disebabkan : a. Gejala penyakit yang timbul sangat mirip dengan penyakit umum, misalnya penyakit asma, ekzema, kanker kandung kemih, aborsi spontan, dan sinusitis. b. Masa laten penyakit akibat kerja biasanya sangat lama, misalnya pada pneumokoniosis dan kanker akibat kerja memerlukan waktu untuk bermanifestasi lebih dari 10 tahun. 2. Keengganan para penderita penyakit akibat kerja untuk melaporkan penyakitnya karena takut diberhentikan. Trauma mekanik ditimbulkan oleh pelepasan energi mekanik, listrik, suhu yang tak terkontrol pada tubuh pekerja. Misalnya, jatuh ketinggian, terpeleset, terpotongterbenturterjepit mesin yang sedang bergerak, kecelakaan lalu lintas, dan lain-lain. Umumnya, trauma mekanik lebih banyak terjadi pada pekerja laki-laki, Universitas Sumatera Utara terutama pada pekerja pertambangan, industri pengecoran logam, perkayuan, konstruksi, pergudangan, dan transportasi. Kanker akibat kerja antara lain leukemia, terutama mesotelitik akut dan limfositik kronik pada pekerja yang terpajan benzena atau yang berhubungan dengan radiasi sinar radioaktif; mesotelioma dan kanker paru akibat terpajan oleh asbes; kanker lidah pada pekerja lapangan akibat terpajan sinar matahari; kanker kandung kemih pada pekerja yang berhubungan dengan proses dan penggunaan zat pewarna derivat benzena industri cat, tekstil, kabel, pekerja salon, tukang listrik; kanker kelenjar getah bening; kanker hati akibat terpajan oleh vinil klorida bahan mentah PVC. Pekerja yang bekerja pada indrustri pengolahan daging, pemotongan hewan dan petani berisiko untuk tertular penyakit infeksi yang umumnya terjadi pada binatang, misalnya bruselosi, demam Q, dan leptospirosis. Sedangkan para pekerja kesehatan beresiko untuk tertular beberapa jenis infeksi virus seperti HIV dan hepatitis B. pekerja kantor dapat terjangkit penyakit Legionair. Infertilisasi dapat disebabkan oleh pajanan beberapa zat kimia seperti merkuri, pestisida pada wanita hamil. Abortus spontan dapat terjadi akibat pajanan gas anestesi, timah hitam, dan Kadmium. Beberapa zat kimia seperti pestisida, logam berat, dan beberapa pelarut organik dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada beberapa sistem tubuh. Misalnya, beberapa pelarut organik dapat menyebabkan gangguan pada kulit, sistem saraf, sistem hemopoietik dan hati, timah hitam dapat Universitas Sumatera Utara menyebabkan gangguan sistem saraf, sistem reproduksi, sistem hemopoietik, dan ginjal. Pada tahun 1983 Naosh mempublikasikan 10 jenis gangguan kesehatan di tempat kerja yang diprioritaskan berdasarkan frekuensi, gradasi, dan strategi pencegahan gangguan kesehatan akibat kerja. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip ilmu kedokteran kerja. Berikut ini adalah 10 jenis gangguan kesehatan di tempat kerja yang diprioritaskan Harianto, 2012: 1. Penyakit paru akibat kerja 2. Penyakit musculoskeletal 3. Kanker akibat kerja selain kanker paru 4. Akibat kecelakaan kerja yang berat, seperti amputasi, patah tulang, kebutaan, kematian akibat penyakit pembuluh darah jantung pada pekerja 5. Penyakit hipertensi koroner, misalnya infark jantung ringan yang akut 6. Penyakit Reproduksi 7. Penyakit Neurotoksis 8. Tuli akibat kerja 9. Penyakit kulit akibat kerja 10. Penyakit jiwa akibat kerja Universitas Sumatera Utara 2.6. Faktor-faktor Kesehatan Kerja 2.6.1. Faktor Fisik