Model dan Prosedur Pengembangan
101 Menurut Sugiyono 2011: 298 langkah-langkah penelitian dan
pengembangan terdiri dari: 1 identifikasi masalah, 2 pegumpulan informasi, 3 desain produk, 4 validasi desain, 5 perbaikan desain,
6 uji coba produk, 7 revisi produk, 8 uji coba pemakaiaan, 9 revisi produk akhir, dan 10 produk masal.
Sedangkan Borg dan Gall 1989 dalam Sukmadinata 2006:169, ada sepuluh langkah pelaksanaanstrategi penelitian dan pengembangan
sebagai berikut: 1. Penelitian dan pengumpulan data
research and information collecting. Pengukuran kebutuhan, studi literature, penelitian dalam
skala kecil, dan pertimbangan dari segi nilai. 2. Perencanaan
planning. Menyusun rencana penelitian, meliputi kemamapuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan
penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian kemungkinan dalam lingkup terbatas.
3. Pengembangan draft produk develop prelimnary form of produk.
Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrument evaluasi.
4. Uji coba lapangan awal preliminary field testing. Selama ujicoba
diadakan pengamatan wawancara dan pengedaran angket. 5. Merevisi hasil ujicoba
main produsk revision. Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba.
6. Uji coba lapangan main field testing. Melakukan uji coba yang
lebih luas.
102 7. Penyempurnaan hasil produk hasil uji lapangan
operasional field testing. Menyempurnakan produk hasil uji lapangan.
8. Uji pelaksanaan lapangan operasional field testing
9. Penyempurnaan produk akir final produk revision. Penyempurnaan
didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan. 10. Desiminasi dan implementasi
dissemination and implementation. Melaporkan hasilnya dalam pertemuan professional dan dalam
jurnal. Model lain yang sering dipakai dalam penelitian dan
pengembangan luas adalah model pendekatan sistem yang dirancang oleh Dick Carey 2001 dalam bukunya Punaji Setyosari 2010: 201-
202, terdiri atas sepuluh langkah, yaitu 1 melakukan analisis kebutuhan 2 melakukan analisis pembelajaran 3 menganalisis
pembelajaran dan konteks, 4 menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan yang lebih spesifik, 5 mengembangkan instrumen
assesment, 6 mengembangkan strategi pembelajaran, 7 mengembangkan dan
memilih bahan pembelajaran, 8 merancang dan melakukan evaluasi formatif, 9 melakukan revisi, dan 10 melakukan evaluasi sumatif.
Selain itu model penelitian dan pengembangan lainya yang juga sering digunakan yaitu model 4D dan model ADDIE. Model 4D
merupakan empat tahapan yang terdiri dari Define, Design,
Development dan Dissemination yang dikembangkan oleh Thiagarajan 1974, sedangkan model ADDIE terdapat lima tahapan yaitu
Analysis, Design,
Development, Implementation
dan Evaluations
yang
103 dikembangkan oleh Dick and Carry 1996 dalam bukunya Endang
Mulyatiningsih, 2012: 194. Kedua model tersebut walaupun nama dan istilahnya yang digunakan sama tetapi memiliki inti kegiatan yang sama.
Berdasarkan berbagai pendapat para ahli diatas model penelitian pengembangan yang digunakan dalam membuat media pembelajaran
interaktif sistem bahan bakar sepeda motor salah satunya dapat digunakan model 4D yang terdiri empat tahapan yaitu
Define, Design, Development dan Dissemination yang dikembangkan oleh Thiagarajan
1974 dalam bukunya Endang Mulyatiningsih, 2012: 194: 1. Define Pendifinisian
a. Analisis kurukulum b. Analisis karakteristik peserta didik
c. Analisis materi d. Merumuskan tujuan
2. Design Perancangan Dalam perancangan, peneliti sudah membuat produk
awal prototype atau perancangan produk. Pada konteks pengembangan bahan ajar, tahap ini dilakukan membuat produk
sesuai pengembangan model pembelajaran, tahap ini diisi dengan kegiatan menyiapkan kerangka konseptual model dan
perangkat pembelajaran materi, media, alat evaluasi dan mensimulasikan penggunaan model dan perngkat pembelajaran
tersebut dalam lingkup kecil. 3. Develop pengembangan
104 a. Validasi model oleh ahlipakar
b. Revisi model berdasarkan masukan dari para pakar pada saat validasi.
c. Uji coba terbatas dalam pembelajaran di kelas. d. Revisi model berdasarkan hasil uji coba.
e. Implementasi model pada wilayah yang lebih luas.
4. Disseminate Penyebarluasan Pada konteks pengembangan bahan ajar, tahap
dessiminate dilakukan dengan cara sosialisasi bahan ajar melalui pendistribusian dalam jumlah terbatas kepada guru dan peserta
didik. Pendistribusian ini dimaksudkan untuk memperoleh respon, umpan balik terhadap bahan ajar yang telah
dikembangkan. Apabila respon sasaran pengguna bahan ajar sudah baik maka baru dilakukan pencetakan dalam jumlah
banyak dan disebarluaskan supaya bahan ajar itu digunakan oleh sasaran yang lebih luas.