93
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas PTK. Suharsimi 2008:2 mengungkapkan pengertian penelitian tindakan kelas dari tiga kata
yang membentuk pengertian tersebut yaitu: 1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk siswa. 3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesiifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah
kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran dari guru yang sama pada waktu yang sama pula.
Suharsimi 2008 mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah
penelitian kolaborasi, yaitu pihak yang melakukan tindakan adalah guru mata pelajaran itu sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap
berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti bukan seorang guru yang melakukan tindakan. Penelitian tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif
antara 2 orang atau 2 pihak, ialah praktisi dan peneliti. Dalam hal ini peneliti merupakan observer utama dan guru dipandang sebagai praktisi yang tidak
mempunyai kesempatan melakukan observasi atau monitoring, melainkan semata-mata menjalankan skenario pembelajaran. Guru hanya berperan
mengembangkan pembelajaran tindakan menurut rencana tindakan yang telah
94
dirancang. Sementara bagaimana dampak dan situasi kelas, sebelum, selama, dan setelah tindakan adalah menjadi tanggung jawab penelliti atau observer
Pardjono: 2007. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian tindakan kelas pada penelitian ini menggunakan Model
Kemmis dan Mc Tanggart. Model yang dikemukakan Kemmis dan Mc Taggart pada hakekatnya berupa perangkat- perangkat atau untaian- untaian
dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi, Wijaya Kusumah:2012.
1. Penyusunan rencana planning Rencana penelitian merupakan tindakan yang tersusun dan
mengarah pada tindakan, fleksibel, dan refleksi. Rencana tindakan yang tersusun dan mengarah pada tindakan ini dimaksudkan bahwa rencana
yang dibuat harus melihat permasalahan ke depan sehingga semua tindakan sosial dalam batas tertentu tidak dapat diramalkan. Fleksibel
berarti rencana harus dapat diadaptasikan dengan faktor-faktor tak terduga yang muncul selama proses diadakan. Refleksi diartikan bahwa
rencana harus dibuat berdasarkan hasil pengamatan awal yang reflektif dan sesuai dengan kenyataan dan permasalahan yang munncul.
95
2. Tindakkan acting Tindakan disini adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan
terkendali yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Tindakan dilakukan berdasarkan rencana, meskipun tidak harus mutlak
dilaksanakan semua. Yang perlu diperhatikan bahwa tindakan harus mengarahkan pada perbaikan dari keadaan sebelumnya.
3. Pengamatan observing Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh
tindakan terkait bersama prosesnya. Observasi merupakan landasan bagi refleksi tindakan saat itu, dan dijadikan orientasi pada tindakan yang
akan datang. 4. Refleksi reflecting
Refleksi merupakan kegiatan mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi.
Kegiatan refleksi merupakan kegiatan memaknai proses, persoalan, dan kendala yang muncul selama proses tindakan.
Adapun model penelitian tidakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
96
Gambar 3. Model PTK Kemmis dan Tanggart
Berdasarkan gambar di atas Kemmis dan Taggart menjelaskan bahwa acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Artinya
kedua kegiatan harus dilakukan dalam kesatuan waktu, ketika tindakan dilaksanakan, begitu pula observasi juga harus dilaksanakan, Wijaya
Kusumah:2012.
B. Setting Penelitian