89
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan secara sistematis dan terarah pada terjadinya proses belajar. Tidak adanya variasi pembelajaran
membuat siswa merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran, sehingga mengakibatkan siswa melakukan aktivitas-aktivitas yang tidak mendukung
proses pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya penggunaan metode pembelajaran yang dapat menjadikan aktivitas-aktivitas siswa di dalam kelas
menjadi lebih baik, sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi pembuatan pola. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian kompetensi belajar siswa. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas
belajar dan pencapaian kompetensi pembuatan pola kemeja adalah metode learning together. Metode learning together merupakan salah satu bagian
dari model pembelajaran cooperative.Dalam metode learning together siswa diminta untuk mencari bantuan dari teman-temannya sebelum bertanya
kepada guru. Dengan itu siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai dan
menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing, sehingga pencapaian kompetensi dapat menyeluruh pada semua siswa.
Metode learning together dalam model pembelajaran cooperative merupakan metode pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa untuk
bekerja secara aktif. Metode pembelajaran ini merupakan metode pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, metode pembelajaran ini bisa
90
digunakan pada berbagai jenjang pendidikan dan hampir bisa diterapkan pada semua materi. Metode learning together menekankan pada lima unsur dimana
kelima unsur tersebut menekankan pada keaktifan siswa. Dalam metode ini siswa belajar secara berkelompok, para siswa dikelompokkan ke dalam tim
dengan empat sampai lima orang per tim dan heterogen kemampuannya. Unsur pertama yaitu interdependence positif, unsur ini memiliki makna
bahwa keberhasilan kelompok bergantung pada keberhasilan masing-masing individu. Setiap usaha anggota kelompok sangat dibutuhkan karena turut
menentukan keberhasilan kelompok tersebut untuk mencapai tujuannya, sehingga tidak ada satupun anggota yang boleh bersantai ria, sementara
anggota lainnya bekerja keras. Unsur yang kedua adalah akuntabilitas individu, dalam unsur ini siswa
diharapkan dapat saling membantu teman satu kelompoknya dalam menyelesaikan tugas, siswa tidak hanya dituntut aktif bertanya pada guru, tapi
juga aktif bertanya pada teman satu kelompoknya. Unsur yang ketiga adalah interaksi langsung, dimana setiap siswa saling mendorong, membantu
anggota kelompoknya dalam menyelesaikan tugas kelompok. Siswa dapat saling berbagi, bertukar pengetahuan, pemahaman, dan saling mendukung
untuk mencapai tujuan bersama. Unsur selanjutnya adalah keterampilan sosial, yaitu sikap saling
mengerti, menerima dan mendukung satu sama lain. Siswa dituntut aktif berkomunikasi dengan teman satu kelompoknya, mengerjakan tugas yang
diberikan guru, dan saling mengecek tugas teman, sehingga dapat
91
memastikan bahwa semua anggota kelompoknya menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Unsur terakhir yaitu pemrosesan kelompok, guru berperan
mengecek hasil kerja siswa, dan memberikan bimbingan kepada siswa yang menemui kesulitan dalam mengerjakan tugas.
Pada penerapan metode learning together dalam model pembelajaran cooperative guru tetap dapat menggunakan metode ceramah untuk
mengiformasikan tujuan dan materi pembelajaran, sedang diskusi kelompok digunakan untuk mempelajari materi pembelajaran dan memecahkan masalah
serta latihan untuk melatih siswa agar menguasai materi yang diberikan. Siswa dituntut untuk bekerjasama menyelesaikan tugas diskusi yang
diberikan oleh guru. Melalui penerapan metode learning together dalam model pembelajaran
cooperative yang di dalamnya terdapat lima unsur tersebut di atas, diharapkan aktivitas siswa dapat meningkat, sehingga kompetensi pembuatan pola
kemeja siswa dapat tercapai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditentukan oleh pihak sekolah SMK Negeri 1 Pandak, yaitu
untuk mata pelajaran pembuatan pola adalah ≥75.
D. Pertanyaan Penelitian