91
memastikan bahwa semua anggota kelompoknya menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Unsur terakhir yaitu pemrosesan kelompok, guru berperan
mengecek hasil kerja siswa, dan memberikan bimbingan kepada siswa yang menemui kesulitan dalam mengerjakan tugas.
Pada penerapan metode learning together dalam model pembelajaran cooperative guru tetap dapat menggunakan metode ceramah untuk
mengiformasikan tujuan dan materi pembelajaran, sedang diskusi kelompok digunakan untuk mempelajari materi pembelajaran dan memecahkan masalah
serta latihan untuk melatih siswa agar menguasai materi yang diberikan. Siswa dituntut untuk bekerjasama menyelesaikan tugas diskusi yang
diberikan oleh guru. Melalui penerapan metode learning together dalam model pembelajaran
cooperative yang di dalamnya terdapat lima unsur tersebut di atas, diharapkan aktivitas siswa dapat meningkat, sehingga kompetensi pembuatan pola
kemeja siswa dapat tercapai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditentukan oleh pihak sekolah SMK Negeri 1 Pandak, yaitu
untuk mata pelajaran pembuatan pola adalah ≥75.
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka pertanyaan penelitiannya sebagai berikut :
Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran pembuatan pola kemeja dengan menerapkan metode learning together?
92
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas maka hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Penerapan metode learning together dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada pembelajaran pembuatan pola di SMK Negeri 1 Pandak.
2. Penerapan metode learning together dapat meningkatkan pencapaian
kompetensi pembuatan pola kemeja di SMK Negeri 1 Pandak.
93
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas PTK. Suharsimi 2008:2 mengungkapkan pengertian penelitian tindakan kelas dari tiga kata
yang membentuk pengertian tersebut yaitu: 1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk siswa. 3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesiifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah
kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran dari guru yang sama pada waktu yang sama pula.
Suharsimi 2008 mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah
penelitian kolaborasi, yaitu pihak yang melakukan tindakan adalah guru mata pelajaran itu sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap
berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti bukan seorang guru yang melakukan tindakan. Penelitian tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif
antara 2 orang atau 2 pihak, ialah praktisi dan peneliti. Dalam hal ini peneliti merupakan observer utama dan guru dipandang sebagai praktisi yang tidak
mempunyai kesempatan melakukan observasi atau monitoring, melainkan semata-mata menjalankan skenario pembelajaran. Guru hanya berperan
mengembangkan pembelajaran tindakan menurut rencana tindakan yang telah