2.4.6 Penerbitan Sendiri
Perpustakaan tidak hanya memiliki koleksi yang dilanggan, dibeli, hadiah dan yang ditukar tetapi halnya perpustakaan juga mampu memiliki koleksi terbitan sendiri
yang penerbitnya adalah perpustakaan tersebut. Menurut Siregar 2013: 18 pengadaan dengan penerbitan sendiri mencakup
pengertian:
1. Penerbitan dari lembaga dimana perpustakaan itu bernaung. Dalam hal
ini: -
Perpustakaan menjadi tempat penyimpanan semua terbitan lembaga induknya.
- Perpustakaan sebagai penyalur semua terbitan lembaga induknya.
2. Penerbitan oleh perpustakaan sendiri seperti bulletin, daftar tambahan
koleksi, bibliografi, abstrak, indeks, dan lain-lain. Terbitan berseri merupakan koleksi dengan informasi yang sangat penting dan
sangat berguna bagi setiap kalangan namun disamping itu ada beberapa kesulitan yang di hadapi oleh perpustakaan dan persoalan yang di hadapi pustakawan dalam
pengadaanya secara berlangganan sebagaimana dinyatakan oleh Siregar 2013:19: a.
Jarak perpustakaan dengan penerbit jauh Dibutuhkan lebih banyak waktu, biaya dan tenaga karena majalah ilmiah
dan jurnal lebih banyak diterbitkan di Amerika dan di Eropa. b.
Masalah klaim Perpustakaan sering menerima terbitan berseri secara tidak lengkap,
sedangkan untuk mengadakan klaim memakan waktu yang lama. c.
Masalah pos Jika majalah dikirim melalui pos udara biayanya mahal, sedangkan
melalui pos laut waktunya lama sekitar 2-3 bulan sehingga sering terlambat.
d. Informasi
e. Informasi tentang majalah jurnal yang diterbitkan sulit diketahui,
tertutama jurnal dalam negeri dan jurnal yang diterbitkan oleh instansi pemerintah.
f. Harga
Harga majalah mahal dan cenderung naik pada tahun berikutnya, oleh sebab itu perpustakaan sering berhenti berlangganan karena dana terbatas.
Sehubungan dengan masalah pengadaan majalahjurnal di atas pendapat yang
Universitas Sumatera Utara
sama dikemukakan oleh, Yulia 2010: 6.28- 6.29 bahwa persoalan yang di hadapi pustakawan dalam pengadaan bahan pustaka antara lain:
1. Dana yang tersedia tidak selalau tersedia pada waktu diperlukan, terutama
untuk perpustakaan pemerintah. 2.
Terbitan berkala serta informasinya dari Asia lebih sulit di dapat daripada terbitan Eropa Barat atau Amerika.
3. Beberapa penyandang dana sering membuat peraturan yang kurang
menguntungkan, misalnya dengan menentukan terbitan berkala yang dilanggan harus dari penerbit tertentu atau dari asal Negara pemberi dana.
4. Prosedur pembayaran sering kali terlalu berbelit-belit, baik untuk
pembayaran dalam bentuk rupiah maupun mata uang asing walaupun di beberapa instansi pemerintah sekarang ini sudah bisa di permudah.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa dalam pengadaan terbitan berseri harus diperhatikan kendala-kendala yang akan dihadapi.
2.5 Inventarisasi Terbitan Berseri
Langkah awal yang harus dilakukan perpustakaan terhadap terbitan berseri yang diterima baik yang dipesan maupun yang tidak dipesan, mencakup kegiatan
penerimaan dan inventarisasi. Kegiatan penerimaan meliputi pemeriksaan terhadap terbitan berseri yang diterima. Dalam hal ini terbitan berseri yang diterima harus
benar-benar sesuai dengan terbitan yang dipesan. Pada waktu penerimaan terbitan berseri harus diperiksa keutuhan terbitannya
dan faktur dicocokkan dengan terbitan dan kartu pesanan yang ada dalam file perpustakaan. Jika terbitan berseri yang diterima tidak cocok dengan yang tercantum
dalam kartu pesanan maka dilakukan klaim kepada toko bukuagen yang mengirim terbitan tersebut. Terbitan berseri yang telah diterima diberi tanda atau cap
perpustakaan, selanjutnya diinventarisasi dalam bukuinventaris. Informasi yang dicatat dalam buku induk adalah:
1. Judul terbitan
2. ISSN
3. Penerbit
4. Alamat
5. Kala terbit
6. Harga langganan
Universitas Sumatera Utara