Peran guru sebagai pengarah atau direktor

81 “Ada, remedial biasanya kalo ada ulangan per materi pelajaran. Remedial mengerjakan tugas tambahan.” Remedial untuk AT dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berupa kegiatan membaca yang lebih banyak dibiasakan oleh guru. Sedangkan, siswa AH karena mengerjakan soal secara tertulis membutuhkan waktu lebih lama, guru memberikan waktu lebih untuk mengerjakan tugas atau dapat dikerjakan di rumah dengan beberapa kesepakatan. 2. Deskripsi Partisipasi Siswa Berkesulitan Belajar Spesifik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Partisipasi siswa berkesulitan belajar spesifik dalam pembelajaran di kelas menyangkut beberapa hal, yakni kemauan siswa untuk bertanya saat sesi tanya jawab atau saat proses pembelajaran sedang berlangsung, perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas Bahasa Indonesia, dan partisipasi siswa saat kegiatan diskusi baik kelompok kecil maupun kelompok besar. a. Kemauan siswa dalam bertanya. Berdasarkan observasi, wawancara dan ceklist kemampuan Bahasa Indonesia siswa yang diisi oleh guru kelas, dalam aspek pendengaran dan menerima informasi secara auditory siswa AT dan AH tidak mengalami kesulitan memahami perintah lisan, mampu menyusun kata menjadi kalimat saat berbicara, dan pelafalan saat berbicara jelas. Namun, kedua siswa berkesulitan belajar spesifik secara keseluruhan memiliki sikap yang pasif 82 dalam hal bertanya. Hal ini nampak saat kegiatan diskusi yang membahas mengenai isi dari bahan bacaan yang telah dibaca. Guru mengajukan pertanyaan mengenai dimana, kapan, siapa, mengapa, bagaimana, apa, namun tidak ada respon menjawab kedua siswa berkesulitan belajar spesifik. Berbeda halnya ketika materi membaca watak dan fisik siswa yang ditunjuk untuk maju ke depan, kedua siswa sangat bersemangat dengan menjawab beberapa pertanyaan yang diminta oleh guru kelas. Artikulasi saat menjawab pertanyaan jelas sehingga seluruh siswa dapat mendengarkan jawaban siswa. Meskipun kecenderungan kedua siswa berkesulitan belajar spesifik adalah pasif atau diam, namun untuk siswa AH lebih banyak atau kadang bertanya tanpa diminta oleh guru kelas dibanding dengan siswa AT. Seperti yang dikatakan oleh guru kelas, sebagai berikut: “Kalo suruh bertanya, AH yang lebih aktif, selalu bertanya tanpa diminta. Kadang kalo ada sesi tanya jawab juga AH selalu bertanya. Apapun itu pasti ditanya. Misalnya ditengah materi membaca dan siswa ketinggalan, AH langsung manggil “Bu, sampai mana?” tanpa angkat tangan dulu. Kalo AT sih pasif mbak, kadang mau bertanya saat diminta, tapi lebih banyak diam dan tidak mau bertanya meskipun diminta.”

b. Perhatian siswa dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan observasi, wawancara, dan ceklist kemampuan Bahasa Indonesia siswa yang diisi oleh guru kelas. Pada aspek 83 penglihatan, kedua siswa tidak mengalami masalah dalam mengenali huruf atau kata. Sehingga, seharusnya kedua siswa dapat mengikuti pelajaran dan memperhatikan materi yang ditulis di papan tulis. Perhatian siswa saat proses pembelajaran Bahasa Indonesia lebih banyak kearah asik atau bermain sendiri. Saat kegiatan apersepsi atau awal pembelajaran, perhatian kedua siswa berkesulitan belajar spesifik tertuju pada materi yang disampaikan oleh guru. Namun, perhatian tersebut tidak bertahan lama. Masuk pada kegiatan inti pembelajaran perhatian siswa mulai hilang, baik untuk siswa AH saat kegiatan menulis maupun untuk siswa AT saat kegiatan membaca. Seperti yang dikatakan oleh guru kelas, sebagai berikut: “Untuk AT dan AH sama aja mbak, kadang asik sendiri dengan mainannya yang dibuat dari kertas bukulah, main pake pulpen yang dipegang lah, mainan tipe-x lah. Tapi kalo AT memang cenderung orangnya diam dan memperhatikan pelajaran lebih banyak daripada AH. Kalo AH kadang- kadang memperhatikan pembelajaran, kalo perhatiannya sudah beralih paling saya tegur saja nanti balik lagi ke pelajaran.” Guru selalu menegur saat melihat kedua siswa berkesulitan belajar spesifik tidak memperhatikan pembelajaran. Karena teguran dari guru, perhatian kedua siswa kembali pada kegiatan pembelajaran.

c. Partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi.

Berdasarkan observasi dan wawancara, partisipasi atau keikutsertaan siswa dalam kegiatan diskusi baik diskusi kelompok

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PAPAN ALFABET UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS BERKESULITAN BELAJAR SPESIFIK DI SEKOLAH DASAR

2 64 18

PENANGANAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

0 4 26

PERAN GURU DALAM MEMBIMBING ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SDN DLEPIH I KECAMATAN Peran Guru Dalam Membimbing Anak Berkesulitan Belajar Matematika Pada Siswa Kelas III SDN Dlepih I Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri.

0 4 16

PERAN GURU DALAM MEMBIMBING ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SDN DLEPIH I KECAMATAN Peran Guru Dalam Membimbing Anak Berkesulitan Belajar Matematika Pada Siswa Kelas III SDN Dlepih I Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri.

0 2 15

EFEKTIVITAS PERMAINAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASIBELAJAR PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA EFEKTIVITAS PERMAINAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS III SEKOLAH DASAR.

0 1 14

PENDAHULUAN EFEKTIVITAS PERMAINAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS III SEKOLAH DASAR.

0 1 6

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR BANGUNREJO 2 YOGYAKARTA.

0 2 154

PENERAPAN AKOMODASI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN DI KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI JAGAMANGSAN 1 BERBAH SLEMAN YOGYAKARTA.

1 16 175

LAYANAN GURU BAGI SISWA LAMBAN BELAJAR DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI GADINGAN WATES.

0 0 189

Anak dengan Berkesulitan Belajar sebuah

0 2 44