9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian tentang Siswa Berkesulitan Belajar Spesifik
1. Pengertian Siswa Berkesulitan Belajar Spesifik Siswa berkesulitan belajar spesifik yang dikemukakan oleh
Federal Govermant Smith Tyler, 2010: 159 menjelaskan bahwa ketidakmampuan belajar spesifik berarti gangguan dalam satu atau lebih
dari proses psikologis dasar yang terlibat dalam pemahaman atau dalam menggunakan bahasa lisan atau tertulis, mendengarkan, berpikir,
berbicara, membaca, menulis, mengeja, matematika atau berhitung. Termasuk juga pada kondisi seperti kesalahan persepsi, cedera otak,
disfungsi minimal otak, disleksia, dan aphasia. Sedangkan kondisi yang diakibatkan dari visual, pendengaran, atau ketidakmampuan motorik,
keterbelakangan mental, gangguan emosional, kerugian lingkungan, budaya, atau ekonomi tidak termasuk dalam masalah belajar dari siswa
yang memiliki kesulitan belajar spesifik. Menurut Mercer Pullen 2009: 19 menunjuk pada kondisi yang bersifat heterogen dalam bentuk
kesulitan atau gangguan yang terjadi dalam aspek akademik dan mencakup kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis,
mengeja, dan matematika atau berhitung. Berdasarkan penjelasan dari para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa siswa berkesulitan belajar spesifik merupakan kondisi yang bersifat heterogen dan mengalami gangguan disfungsi minimal otak.
10 Siswa berkesulitan belajar spesifik hanya mengalami gangguan dalam
satu aspek bidang tertentu dengan aspek bidang lain menunjukkan bakat dan prestasi jauh di atas. Bentuk kesulitan atau gangguan yang terjadi
dalam aspek akademik mencakup kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, mengeja, dan matematika atau berhitung.
Oleh karena terdapat berbagai aspek kesulitan belajar tersebut, peneliti hanya memfokuskan pada kesulitan belajar bahasa aspek
membaca dan menulis. Siswa yang mengalami kesulitan belajar membaca biasa disebut dengan disleksia dan siswa yang mengalami
kesulitan belajar menulis disebut dengan disgraphia. Siswa dengan disleksia memiliki kondisi yang berkaitan dengan kemampuan membaca
yang sangat tidak memuaskan namun memiliki IQ normal bahkan di atas rata-rata, akan tetapi memiliki kemampuan membaca 1 atau 1½ tingkat di
bawah IQ nya Martini Jamaris, 2014: 139. Sedangkan, siswa dengan disgraphia
menunjuk pada
keadaan atau
kesulitan dalam
mengeskpresikan pikiran dalam bentuk tulisan. Pendapat mengenai disleksia tersebut diperjelas oleh Bryan
Bryan yang dikutip oleh Mercer dalam Mulyono Abdurrahman 2003: 204 yang mengungkapkan bahwa disleksia merupakan suatu sindroma
kesulitan dalam mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat serta dalam segala sesuatu yang berkenaan dengan waktu, arah, dan masa.
Sedangkan disgraphia
menurut Martini
Jamaris 2014:
172 mengungkapkan bahwa secara umum disgraphia berkaitan dengan tulisan