Peran guru sebagai fasilitator
83 penglihatan, kedua siswa tidak mengalami masalah dalam
mengenali huruf atau kata. Sehingga, seharusnya kedua siswa dapat mengikuti pelajaran dan memperhatikan materi yang ditulis di
papan tulis. Perhatian siswa saat proses pembelajaran Bahasa Indonesia lebih banyak kearah asik atau bermain sendiri. Saat
kegiatan apersepsi atau awal pembelajaran, perhatian kedua siswa berkesulitan belajar spesifik tertuju pada materi yang disampaikan
oleh guru. Namun, perhatian tersebut tidak bertahan lama. Masuk pada kegiatan inti pembelajaran perhatian siswa mulai hilang, baik
untuk siswa AH saat kegiatan menulis maupun untuk siswa AT saat kegiatan membaca. Seperti yang dikatakan oleh guru kelas, sebagai
berikut: “Untuk AT dan AH sama aja mbak, kadang asik sendiri
dengan mainannya yang dibuat dari kertas bukulah, main pake pulpen yang dipegang lah, mainan tipe-x lah. Tapi kalo
AT memang cenderung orangnya diam dan memperhatikan pelajaran lebih banyak daripada AH. Kalo AH kadang-
kadang memperhatikan pembelajaran, kalo perhatiannya sudah beralih paling saya tegur saja nanti balik lagi ke
pelajaran.”
Guru selalu menegur saat melihat kedua siswa berkesulitan belajar spesifik tidak memperhatikan pembelajaran. Karena teguran
dari guru, perhatian kedua siswa kembali pada kegiatan pembelajaran.