Partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi.

87 masing kelompok diwakilkan satu siswa untuk menulis di papan tulis secara bergiliran sampai 6 babak. Hal ini membuat semua siswa khususnya siswa berkesulitan belajar spesifik tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain menulis sesuai dengan EYD, guru dan siswa bersama-sama membaca tulisan yang telah peserta tulis di papan tulis. Siswa AH dan AT mendapat giliran sebagai peserta. Siswa AH, menulis dengan semua huruf kecil namun kalimat yang ditulis tidak ada kesalahan ada penulisan karena didikte oleh kelompok. Meskipun guru secara keseluruhan menggunakan metode drill dalam mengajar, membuat suasana belajar di kelas menyenangkan dan menarik minat siswa untuk belajar, dan membuat siswa aktif. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Supardi 2013: 92 yakni guru harus melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran baik aspek fisik maupun mental secara bermakna dengan melakukan berbagai kegiatan dan pengalaman belajar Peran guru selanjutnya yaitu sebagai organisator atau administrator. Guru menggunakan Kurikulum 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Rencana Program Pembelajaran RPP yang digunakan untuk siswa berkesulitan belajar spesifik sama dengan siswa reguler lainnya. Dari wawancara yang dilakukan, penggunaan kurikulum dan RPP yang sama dengan siswa reguler lainnya adalah karena siswa AH dan AT tidak termasuk dalam daftar siswa berkebutuhan khusus. Hal ini berbeda seperti yang dikemukakan oleh Budiyanto 2009: 19 yaitu 88 menyusun program pembelajaran dengan kurikulum modifikasi bersama- sama dengan guru pendamping khusus. Guru kelas menganggap bahwa siswa AH dan AT merupakan siswa reguler karena tidak masuk dalam daftar siswa berkebutuhan khusus, sehingga kurikulum yang digunakan adalah sama dengan siswa reguler pada umumnya. Merujuk pada pendapat yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik 2013: 54 bahwa guru harus berusaha mengumpulkan dan mencari bahan dari berbagai sumber, menyediakan perlengkapan atau media pengajaran, dan ikut serta menyusun jadwal pelajaran. Mencermati pendapat di atas, guru menyusun jadwal pelajaran yang dilakukan melalui musyawarah dengan guru lainnya pada saat rapat setiap pergantian semester baru. Penggunaan media dan metode yang berkesinambungan dengan materi pelajaran yang diberikan yakni membaca dan menulis. Guru menggunakan metode drill dengan siswa berkesulitan belajar diminta selalu membaca beberapa paragraf, dan materi menulis dengan dan tanpa didikte serta menyalin. Peran guru selanjutnya yaitu sebagai motivator. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, guru sebagai motivator lebih banyak memberikan nasehat-nasehat pada siswa berkesulitan belajar spesifik untuk lebih giat belajar terlebih dalam membaca untuk siswa AT dan menulis untuk siswa AH, serta konsekuensi jika tidak rajin belajar di rumah yakni tidak naik ke kelas IV. Guru kelas menjelaskan pada siswa mengenai akibat yang akan didapat oleh siswa karena tidak rajin dan 89 fokus dalam belajar baik di kelas maupun di rumah. Nasihat untuk siswa dengan kesulitan membaca dan menulis hampir sama, yaitu meminta kedua siswa untuk lebih rajin berlatih membaca dan menulis di rumah. Merujuk pada pendapat yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik 2013: 54 bahwa guru sebagai motivator adalah untuk meningkatkan semangat dan gairah belajar yang tinggi. Motivasi tersebut baik dapat berupa motivasi dari dalam diri sendiri intrinsik maupun dari luar ekstrinsik, yang utama berasal dari gurunya sendiri. Dapat dilihat bahwa guru kelas berusaha membangun semangat siswa untuk belajar lebih giat meskipun kalimat motivasi tersebut cenderung seperti ancaman agar tidak naik kelas. Guru berusaha memotivasi siswa untuk rajin sekolah dan belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Sudirman A.M 2011: 144 bahwa guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mengembangkan potensi siswa, menumbuhkan aktivitas dan kreatifitas siswa. Menumbuhkan aktivitas dan kreatifitas siswa dalam kegiatan belajar untuk siswa berkesulitan belajar spesifik tidak mudah dilakukan oleh guru kelas. Saat siswa tidak masuk sekolah, guru menunjukkan sikap peduli. Hal ini nampak dengan cara guru bertanya dengan teman yang bertetangga dengan siswa AH atau siswa AT mengenai keberadaan siswa tersebut. Peran selanjutnya yaitu peran guru sebagai inovator. Berdasarkan observasi dan wawancara, peran guru sebagai inovator, guru terlihat

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PAPAN ALFABET UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS BERKESULITAN BELAJAR SPESIFIK DI SEKOLAH DASAR

2 64 18

PENANGANAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

0 4 26

PERAN GURU DALAM MEMBIMBING ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SDN DLEPIH I KECAMATAN Peran Guru Dalam Membimbing Anak Berkesulitan Belajar Matematika Pada Siswa Kelas III SDN Dlepih I Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri.

0 4 16

PERAN GURU DALAM MEMBIMBING ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SDN DLEPIH I KECAMATAN Peran Guru Dalam Membimbing Anak Berkesulitan Belajar Matematika Pada Siswa Kelas III SDN Dlepih I Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri.

0 2 15

EFEKTIVITAS PERMAINAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASIBELAJAR PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA EFEKTIVITAS PERMAINAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS III SEKOLAH DASAR.

0 1 14

PENDAHULUAN EFEKTIVITAS PERMAINAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS III SEKOLAH DASAR.

0 1 6

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR BANGUNREJO 2 YOGYAKARTA.

0 2 154

PENERAPAN AKOMODASI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN DI KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI JAGAMANGSAN 1 BERBAH SLEMAN YOGYAKARTA.

1 16 175

LAYANAN GURU BAGI SISWA LAMBAN BELAJAR DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI GADINGAN WATES.

0 0 189

Anak dengan Berkesulitan Belajar sebuah

0 2 44