79 siswa dengan kesulitan belajar spesifik hanyak diberi tanggung jawab
dalam melaksanakan tugas piket harian. Seperti yang dikatakan oleh guru kelas, sebagai berikut:
“Iya, tapi AH dan AT tidak masuk dalam daftar pengurus kelas. Tanggung jawab untuk AH dan AT biasanya mengembalikan
buku atau barang ke ruang guru, membagikan buku tugas kepada teman-teman satu kelas, atau piket harian.”
Apabila ada tugas kelompok, guru menentukan kelompok- kelompok belajar siswa dengan tidak membedakan antara anak
berkebutuhan khusus ABK dan siswa reguler. Hal ini membuat siswa dengan kesulitan belajar spesifik seperti AT dan AH
sekelompok dengan siswa reguler lainnya.
f. Peran guru sebagai fasilitator
Berdasarkan observasi dan wawancara, diperoleh data mengenai peran guru di kelas sebagai fasilitator. Peran-peran tersebut
yakni kemudahan siswa dalam menggunakan berbagai alat bantu yang disediakan oleh guru misalnya dalam tugas membuat kliping, guru
menyediakan koran bagi siswa yang tidak mengerjakan tugas tersebut. Seperti yang dikatakan oleh guru kelas, sebagai berikut:
“Untuk fasilitas bagi siswa AT dan AH sama saja dnegan siswa lain, seperti poster-poster penunjang materi yang
ditempel di dinding kelas, poster gambar penjelasan mengenai macam-macam tanaman pada pembelajaran IPA. Tempat
hasil karya tangan siswa yang ditempel di dinding dari kegiatan kerajinan atau SBK. Kipas angin juga ada.”
Fasilitas yang diberikan untuk siswa AH dan AT sama dengan siswa reguler lainnya. Fasilitas tersebut antara lain poster-poster
80 penunjang materi yang ditempel di dinding kelas. Tempat hasil karya
tangan siswa yang ditempel di dinding dari kegiatan menulis identitas diri dengan membuat media pembelajaran sendiri.
g. Peran guru sebagai evaluator
Berdasarkan wawancara dan observasi, diperoleh data mengenai peran guru di kelas sebagai evaluator yakni bentuk evaluasi
yang diberikan oleh guru adalah evaluasi harian. Evaluasi bagi siswa AH dan AT sama dengan siswa reguler, baik bentuk soal maupun
jumlah soal. Evaluasi yang berikan berupa tes secara tertulis dengan mengerjakan soal dan tes lisan yang langsung dijawab saat guru
memberikan pertanyaan mengenai materi yang telah disampaikan. Nilai rata-rata yang digunakan untuk siswa AH dan AT sama
dengan siswa reguler. Seperti yang dikatakan oleh guru kelas, sebagai berikut:
“AT dan AH siswa reguler, jadi ya ikut nilai rata-rata siswa reguler lainnya. Gak ada nilai rata-rata sendiri.”
Cara pemberian nilai dilihat dari sikap siswa saat mengikuti pelajaran di kelas dan praktek saat mengerjakan soal tertulis yang
diberikan. Penghitungan nilai akhir bagi siswa AH dan AT sama dengan siswa reguler. Apabila siswa AH dan AT mendapat nilai
rendah, maka guru memberikan remedial berupa tugas tambahan yang harus dikerjakan atau mengulang materi pelajaran dengan penjelasan
yang lebih mudah dipahami siswa AH dan AT. Seperti yang dikatakan oleh guru kelas, sebagai berikut:
81 “Ada, remedial biasanya kalo ada ulangan per materi
pelajaran. Remedial mengerjakan tugas tambahan.”
Remedial untuk AT dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berupa kegiatan membaca yang lebih banyak dibiasakan oleh guru.
Sedangkan, siswa AH karena mengerjakan soal secara tertulis membutuhkan waktu lebih lama, guru memberikan waktu lebih untuk
mengerjakan tugas atau dapat dikerjakan di rumah dengan beberapa kesepakatan.
2. Deskripsi Partisipasi Siswa Berkesulitan Belajar Spesifik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Partisipasi siswa berkesulitan belajar spesifik dalam pembelajaran di kelas menyangkut beberapa hal, yakni kemauan siswa untuk bertanya
saat sesi tanya jawab atau saat proses pembelajaran sedang berlangsung, perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas
Bahasa Indonesia, dan partisipasi siswa saat kegiatan diskusi baik kelompok kecil maupun kelompok besar.
a. Kemauan siswa dalam bertanya.
Berdasarkan observasi, wawancara dan ceklist kemampuan Bahasa Indonesia siswa yang diisi oleh guru kelas, dalam aspek
pendengaran dan menerima informasi secara auditory siswa AT dan AH tidak mengalami kesulitan memahami perintah lisan,
mampu menyusun kata menjadi kalimat saat berbicara, dan pelafalan saat berbicara jelas. Namun, kedua siswa berkesulitan
belajar spesifik secara keseluruhan memiliki sikap yang pasif