Analisis Data PERAN GURU DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR SPESIFIK KELAS III DI SEKOLAH DASAR NEGERI GADINGAN KULONPROGO.
63 sumber daya insani yang memiliki integritas tinggi, kreatif, cerdas, terampil,
dan percaya diri; terlaksananya pembelajaran dan bimbinga dengan intensif untuk mencapai tingkat ketuntasan dan daya serap yang tinggi; terbekalinya
siswa agar memiliki suatu ketrampilan hidup di masyarakat life skill; menanamkan pendidikan karakter melalui semua mata pelajaran;
mengembangkan gemar membaca, rasa ingin tahu, toleransi, bekerja sama antar semua peserta didik.
SD Negeri Gadingan memiliki beberapa kegiatan ekstrakurikuler, diantaranya yakni drumband, tari, batik, volley, dan pramuka. Ekstrakurikuler
drumband dilaksanakan setiap hari Kamis yang wajib diikuti oleh siswa kelas IV. Ekstrakurikuler tari dapat diikuti siswa kelas I sampai kelas VI yang
memiliki minat dibidang tersebut dan dilaksanakan setiap hari Kamis. Ekstrakurikuler batik yang khusus diikuti oleh siswa kelas V dan
dilaksanakan setiap hari Jumat. Ekstrakurikkuler volley diikuti oleh siswa kelas III dan kelas IV dan dilaksanakan pada hari Sabtu. Sedangkan, untuk
ekstrakurikuler pramuka diwajibkan untuk semua siswa kelas III sampai dengan kelas V yang dilaksanakan setiap hari Sabtu.
SD Negeri Gadingan merupakan salah satu sekolah penyelenggara pendidikan inklusif. Awalnya pendidikan inklusif diselenggarakan karena
diindikasi terdapat satu siswa yang mengalami keterlambatan pada mata pelajaran dan setelah dilakukan pemeriksaan ternyata siswa tersebut
penyandang tunarungu. Hal tersebut membuat Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo menunjuk SD Negeri Gadingan sebagai sekolah inklusi.
64 Pendidikan inklusif diselenggarakan di SD Negeri Gadingan sejak tahun 2007.
Sekolah pertama-tama melakukan diagnosis kepada semua siswa dari semua kelas, melakukan sosialisasi pada lingkungan sekolah dan orang tua siswa
dengan anak berkebutuhan khusus. Sampai saat ini, SD Negeri Gadingan bekerjasama dengan SLB 1 Kulon Progo sebagai sekolah induk dalam
kegiatan yang berhubungan dengan siswa berkebutuhan khusus, baik diagnosa maupun tes intelektual.
Penelitian ini dilakukan di ruang kelas III SD Negeri Gadingan dengan gambaran ruang kelas secara fisik terdiri 1 meja dan kursi guru, 1
papan tulis, 2 meja buku tugas atau karya siswa, 17 meja dan 33 kursi siswa. Semua meja dan kursi siswa diatur dengan posisi membentuk huruf U
menghadap papan tulis. Posisi duduk siswa berubah setiap minggu atau setiap hari tergantung sikap belajar dari masing-masing siswa saat pelajaran
berlangsung. Namun, hal ini tidak berlaku untuk satu siswa dengan penyandang autis. Siswa tersebut duduk sendiri tepat di depan meja guru.
Sedangkan, posisi duduk subjek penelitian bernama AT selalu berubah, berbeda dengan subjek bernama AH yang sejak awal penelitian dimulai tetap
pada posisi awal.