Pola Pemukiman Hubungan Sosial dan Organisasi Sosial

pohon-pohon rindang di Parbutaran tidak seperti dulu karena sudah banyak ditebang untuk dijadikan rumah sehingga membuat desa ini agak sedikit gersang.

2.4 Pola Pemukiman

Pola pemukiman di Parbutaran cukup padat. Banyak rumah warga yang jaraknya hanya 1 meter dengan rumah warga lainnya bahkan ada juga yang tanpa pemisah, namun ada juga yang jarak antar rumah agak jauh. Bila ditinjau dari bangunan, banyak rumah warga yang tergolong semi permanen, permanen dan masih ada juga yang menggunakan papan. Bangunan rumah di Desa Parbutaran bisa menggambarkan tingkat ekonomi seseorang. Sekitar kurang lebih 10 tahun lalu masih ada beberapa rumah warga yang beratapkan daun rumbia sebagai atap dan anyaman bambu atau yang sering disebut gedek sebagai dinding rumahnya. Namun sekarang sebagian rumah warga bangunannya bergaya mewah dan biaya yang dikeluarkan tidaklah murah, akan tetapi bangunan semi permanen masih lebih mendominasi di Desa Parbutaran. Universitas Sumatera Utara Gambar 1 Rumah di Parbutaran Dokumentasi pribadi

2.5 Jumlah Penduduk

Menurut data yang diperoleh dari kantor Kepala Desa Parbutaran jumlah penduduk Parbutaran adalah 3233 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada jenis kelamin perempuan dengan perincian penduduk laki-laki yang berjumlah 1622 jiwa, sedangkan penduduk perempuan berjumlah 1611 jiwa. Keseluruhan penduduk merupakan Warga Negara Indonesia. Untuk lebih jelas tentang keadaan penduduk Desa Parbutaran, dibawah ini akan dipaparkan tentang jumlah penduduk berdasarkan agama, tingkat umur, tingkat dan pendidikan. Universitas Sumatera Utara

2.5.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Hanya agama Islam dan Kristen yang ada di Desa Parbutaran. Penduduk Desa Parbutaran mayoritas memeluk agama Islam. Jumlah penganut agama Islam mencapai 3024 jiwa dari keseluruhan jumlah penduduk. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL 1 PENDUDUK MENURUT AGAMA YANG DIANUT No. Agama Jumlah jiwa Persentase 1. Islam 3024 93,54 2. Kristen Protestan 209 6,46 Jumlah 3233 100 Sumber : Kantor Kelurahan Parbutaran 2014

2.5.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Umur

Penduduk Desa Parbutaran terbagi lagi dalam beberapa kelompok umur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT UMUR N Tingkat Umur Jumlah Persentase 1. 00-04 Tahun 286 8.85 2. 05-09 Tahun 252 7.79 3. 10-14 Tahun 224 6.93 Universitas Sumatera Utara 4. 15-19 Tahun 293 9.06 5. 20-24 Tahun 256 7.92 6. 25-29 Tahun 307 9.50 7. 30-34 Tahun 281 8.69 8. 35-39 Tahun 357 11.04 9. 40-44 Tahun 320 9.90 10. 45-49 Tahun 428 13.24 11. 50 ke atas 229 7.08 Jumlah 3233 100 Sumber : Kantor Kelurahan Parbutaran 2014

2.5.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk Desa Parbutaran tergolong rendah. Hal ini terlihat dari banyaknya penduduk yang hanya menamatkan sekolah sampai jenjang SD dan SMP . Untuk lebih jelas tentang jumlah penduduk Desa Parbutaran berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat dalam tabel berikut ini: TABEL 3 JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN No. Tamatan Jumlah Persentase 1. Tamat SD 939 32,75 2. Tamat SMP 1521 53,05 3. Tamat SMA 358 12,49 Universitas Sumatera Utara 4. Tamat Diploma 32 1,12 5. Tamat Perguruan Tinggi 17 0,52 Total 2867 100 Sumber : Kantor Kelurahan Parbutaran 2014 Dari tabel tersebut terlihat bahwa banyak warga Desa Parbutaran yang hanya menamatkan pendidikan sampai jenjang SD dan SMP. Setelah menamatkan SMP hanya sedikit orang yang mau melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

2.6 Mata Pencaharian

Sebagian besar masyarakat Desa Parbutaran bermata pencaharian sebagai petani. Mereka bertani kelapa sawit yang terletak sedikit jauh dari Desa Parbutaran bahkan ada yang menanamkan aset kelapa sawitnya sampai ke luar Provinsi misalnya saja Pekanbaru karena banyak lahan yang baru buka dan harga yang sedikit murah karena letak lahan yang agak pedalaman. Selain bertani masyarakat Desa Parbutaran juga bermata pencaharian sebagai PNS, karyawan perkebunan, buruh lepas, pekerja serabutan, berdagang dan operator 32 . Sedikitnya lapangan pekerjaan di Desa Parbutaran membuat penduduk yang berpendidikan rendah memilih pergi merantau sebagai operator ke luar kota maupun provinsi dengan alasan guna memenuhi kebutuhan hidup. Biasanya para laki-laki lebih memilih 32 Seseorang yang mengoperasikan alat berat untuk memotong atau memindahkan kayu- kayu besar Universitas Sumatera Utara merantau ke Pekanbaru dan para perempuan memilih bekerja sebagai pembantu dan pelayan di rumah makan di kota besar seperti Kota Medan. 2.7 Sarana dan prasarana

2.7.1 Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di Desa Parbutaran belum cukup lengkap karena hanya ada TK,SD dan SMP yang letaknya tidak jauh dari pemukiman penduduk. Hanya ada 1 TK yaitu TK Albayan di Desa ini yang letaknya sama dengan SD dan Tsanawiyah. TK ini baru berdiri sekitar 5 tahun yang terdiri dari 1 kelas karena jumlah muridnya yang lumayan banyak, maka ada yang masuk pagi dan ada yang masuk siang . Biasanya anak-anak diantar jemput oleh orang tuanya menuju TK atau jika orang tuanya sibuk maka biasanya si anak akan dititipkan kepada tetangga yang kebetulan anaknya TK juga. Tak jarang orang tua menunggu si anak selama 3 jam apabila si anak menangis karena tidak mau ditinggal. Universitas Sumatera Utara Gambar 2 Taman Kanak Albayan Dokumentasi Pribadi Berbeda dengan TK pada umumnya yang memiliki banyak mainan atau pun gambar-gambar kartun yang lucu yang ditempelkan di dinding bangunannya untuk menambah daya tarik anak-anak, di TK Albayan ini bisa dilihat tidak ada mainan maupun gambar kartun lucu. Terdapat beberapa SD di Parbutaran ini yaitu ada 5 yang meliputi SD Negeri Afd V Mayang, SD Negeri 1, SD Negeri 2, SD Inpres dan SD Al- Wasliyah. Letak SD Negeri Afd V Mayang cukup jauh dari ke empat SD lainnya. Anak SD biasanya memilih sekolah yang dekat dengan tempat tinggal mereka sehingga mereka bisa pergi sekolah dengan berjalan kaki. Ada juga yang diantar jemput oleh orang tuanya, bahkan ada anak SD yang mengendarai sendiri sepeda motornya ke sekolah. Untuk SD terdiri dari 6 kelas. Universitas Sumatera Utara Gambar 3 Sekolah Dasar Alwasliyah Dokumentasi pribadi Gambar 4 Anak SD pulang sekolah Dokumentasi pribadi Universitas Sumatera Utara Gambar 5 Sekolah menengah Pertama Negeri 2 Bosar maligas Dokumentasi Pribadi Gambar 6 Madrasah Tsanawiyah Albayan Dokumentasi Pribadi Universitas Sumatera Utara Sekolah tingkat SMP ada 2 yaitu SMP Negeri 2 Bosar Maligas dan Madrasah Tsanawiyah Albayan yang letaknya berdekatan. Untuk tingkat SD 1 guru mengajar 1 kelas. Sedangkan untuk SMP guru mengajar sesuai dengan mata pelajaran masing-masing. Di SMP Negeri 2 Bosar Maligas sudah ada fasilitas seperti komputer walaupun ada 2 unit dan laboratorium. SMP Negeri 2 Bosar Maligas terdiri dari 10 kelas. Bukan hanya anak Desa Parbutaran saja yang bersekolah di desa ini melainkan dari desa lain juga. Untuk menuju sekolah biasanya anak-anak naik sepeda motor, dan berjalan kaki bagi murid yang rumahnya dekat dengan sekolah. Untuk lebih jelasnya tentang jumlah sarana pendidikan di Desa Parbutaran dapat dilihat pada tabel berikut ini: TABEL 4 SARANA PENDIDIKAN DI DESA PARBUTARAN No. Jenis Sekolah Jumlah 1. TK 1 2. SD 5 3. SMP 2 4. SMA - 5. Perguruan Tinggi - Jumlah 8 Sumber : Kantor Kelurahan Parbutaran 2014 Universitas Sumatera Utara

2.7.2 Sarana Ibadah

Bagi pemeluk agama di Desa Parbutaran tidak ada kendala untuk menjalankan ibadah menurut agamanya masing-masing. Di desa ini sarana ibadah tiap-tiap agama tersedia dengan lengkap. Untuk tempat beribadah penduduk yang beragama Islam terdapat 6 Mesjid serta 1 Musholla. Untuk yang beragama Kristen Protestan dan Kristen Katolik terdapat 1 Gereja. Mesjid sebagai sarana beribadah bagi umat Islam, mereka pergunakan terutama untuk melaksanakan ibadah sholat lima waktu. Hal yang sama juga terjadi untuk Musholla. Perbedaanya hanyalah dalam pelaksanaan sholat jumat. Musholla tidak pernah digunakan untuk melaksanakan sholat jumat. Pelaksanaan sholat jumat dipusatkan di mesjid-mesjid yang ada. Selain itu mesjid juga digunakan untuk melaksanakan pengajian, terutama untuk mendengarkan ceramah-ceramah tentang keagamaan. Seluruh mesjid dan musholla ini dibangun dan dikelola dengan dana swadaya masyarakat sendiri. Hanya terdapat 1 gereja di desa ini karena memang tidak banyaknya penduduk yang beragama Kristen di Desa Parbutaran ini. Bukan hanya penduduk Parbutaran saja yang datang untuk beribadah di gereja akan tetapi ada juga beberapa orang dari desa seberang yang juga beribadah di gereja ini. Universitas Sumatera Utara

2.7.3 Sarana Kesehatan

Untuk sarana kesehatan terdapat 1 Puskesmas yang dikelola beberapa Bidan akan tetapi penduduk lebih memilih berobat ke tempat praktek Bidan dirumahnya dari pada ke Puskesmas yang disebabkan kurang aktifnya kegiatan di Puskesmas. Jika penyakitnya cukup parah maka Bidan akan merujuk ke RS yang ada di Siantar yang jaraknya kurang lebih 2 jam. Sebenarnya ada juga 1 RS di Perdagangan yang jaraknya lebih dekat yaitu kurang lebih 1 jam, akan tetapi Bidan dan masyarakat Desa Parbutaran lebih percaya pada RS yang di Siantar. Ada 3 Posyandu di desa ini dengan kegiatan seperti penimbangan bayi, penyuntikan imunisasi, pemberian obat dan pemberian vitamin pada balita. Posyandu biasanya berada di rumah Kepala Dusun dan hampir sebulan sekali Bidan yang bertugas datang dengan jadwal yang tidak tentu dan sebagai tanda Posyandu dimulai biasanya akan ada bedug di MesjidMusholla di kampung tempat Posyandu akan dilaksanakan. Walaupun sudah ada Bidan dan Puskesmas masih ada warga yang bersalin dengan menggunakan jasa dukun beranak. Padahal biaya yang digunakan tidak jauh beda akan tetapi sebagian masyarakat masih mempercayakan proses persalinan pada dukun beranak. Universitas Sumatera Utara

2.7.4 Sarana Transportasi dan komunikasi

Selain mini bus tidak ada lagi angkutan umum di desa ini karena masyarakat Desa Parbutaran lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi miliknya dengan alasan lebih hemat dan cepat kecuali apabila mereka ingin ke Medan atau luar provinsi baru mereka menggunakan transportasi umum. Jalan di desa cukup rusak karena banyak jalan yang berlubang dan berbatu dan sangat menyusahkan warga yang hendak pergi. Hanya huta IV Tanjungan II yang jalannya disemen itu pun karena adanya PNPM Mandiri. PNPM Mandiri adalah program nasional yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Dana PNPM diberikan secara bergilir di Desa Parbutaran ini, sedangkan huta lain menggunakan dana PNPM untuk membuat parit dan sebagainya. Sumber informasi yang utama di Parbutaran adalah TV yang dapat menghibur dengan segala macam acara dan berita yang ditawarkan di tengah melepas penat setelah bekerja seharian. Hampir setiap rumah warga terdapat TV. Siaran yang paling sering ditonton adalah RCTI dan MNCTV karena banyak sinetron yang digemari para orang tua dan anak-anaknya. Siaran yang menjadi favorit warga Parbutaran adalah Tukang Bubur Naik Haji, Anak-anak Manusia dan Raden Kian Santang. Alasan mereka lebih menyukai siaran tersebut karena di anggap peran yang dimainkan pemain sinetron tersebut seperti kehidupan sehari-hari, enak ditonton, lucu, dan tidak seperti sinetron yang lainnya yang bercerita tentang percintaan remaja. Tidak banyak warga yang suka menonton berita kalau pun itu ada hanya Universitas Sumatera Utara beberapa orang saja. Mereka malas menonton berita karena terlalu sering pemberitaan tentang pejabat yang korupsi. Selain TV masyarakat Parbutaran masih ada juga yang memakai radio untuk mendengarkan lagu ketika mereka sedang masak pagi ataupun sedang santai. Lagu yang sering didengarkan adalah lagu dangdut dan biasanya penikmatnya adalah orang tua. Tidak jarang orang tua dan anak mereka agak berselisih paham ketika akan memutar lagu karena si anak yang cenderung memilih aliran musik pop. Sumber informasi lain yang digunakan di Desa Parbutaran adalah koran. Walaupun ada pengantar koran tapi tidak banyak masyarakat Parbutaran yang berlangganan koran biasanya hanya warung makan atau warung tuak yang berlangganan koran itu pun karena pembeli yang mengusulkannya karena sambil minum tuak biasanya mereka menghabiskan waktu dengan mengobrol dan ada juga yang membaca. Biasanya mereka suka membaca berita kriminal dari pada berita tentang permasalahan di negeri ini. Tidak banyak warga yang suka membaca koran karena memang budaya membaca di desa ini sangat kurang. Masyarakat Desa Parbutaran juga tidak terlepas dari penggunaan HP baik orang tua maupun anak SD. Penggunaan Hp di desa ini sudah menjadi hal yang sangat biasa karena anak SD pun sudah memiliki Hp pribadi walaupun pemakaiannya tidak terlalu sering. Para anak SD biasanya menggunakan HP ketika ingin bertanya PR kepada temannya selebihnya mereka jarang memakainya. Jaringan di desa tidak terlalu bagus karena Universitas Sumatera Utara posisi tower yang agak jauh, hanya kartu tertentu yang memiliki sinyalnya cukup bagus yaitu AS dan Simpati.

2.8 Hubungan Sosial dan Organisasi Sosial

Hubungan sosial penduduk di Desa Parbutaran ini cukup baik. Terkadang terjadi juga perselisihan antara warga yang satu dengan warga yang lainnya, akan tetapi tidak butuh waktu lama untuk kembali berdamai. Apabila ada pertengkaran yang sudah sangat parah yaitu sudah mengancam nyawa maka biasanya masalah itu akan di musyawarahkan dengan Kepala Desa dan Maujana, kemudian membuat perjanjian dengan menggunakan materai, sehingga suatu saat apabila ada pihak yang masih mengancam maka akan dibawa ke kantor Polisi. Ibu-ibu di Desa Parbutaran ini sering berkumpul dengan para tetangga yang lain sambil menghabiskan waktu luang. Biasanya kegiatan ini mereka lakukan setelah mereka selesai membereskan pekerjaan rumah yaitu disiang dan sore hari. Biasanya topic cerita adalah tentang orang lain. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Jawa, Indonesia, dan Batak. Akan tetapi banyak orang Batak yang juga menggunakan bahasa Jawa karena lingkungan mereka memang banyak yang memakai bahasa Jawa. Sedangkan para bapak biasanya berkumpul di warung tuak yang ada. Ada yang memesan tuak, teh,kopi, pudar 33 , holat 34 sambil berbincang- bincang. 33 Pudar adalah makanan yang terbuat dari daging ayam atau daging bebek yang dimasak dengan dicampur darah ayam atau bebek tersebut. Universitas Sumatera Utara Gambar 7 Suasana di Warung Tuak Dokumentasi pribadi Dari aktifitas ibu-ibu dan bapak-bapak inilah yang terkadang tanpa mereka sadari menjadi penyebab timbulnya perselisihan. Cerita yang awalnya dianggap biasa kemudian bisa menjadi bumerang untuknya dilain waktu. Sehingga ada sebagian orang yang jarang berkumpul-kumpul karena mereka merasa nantinya akan menimbulkan dosa karena membicarakan orang lain. Organisasi sosial di Desa ini cukup beragam. Ada perkumpulan marga, STM, perwiritan, partaiangan 35 . Akan tetapi tidak semua penduduk 34 Holat adalah makanan yang terbuat dari ayam yang dibakar yang dipotong kecil-kecil yang diberi santan yang sudah dibumbui. 35 Perwiritan untuk orang Batak yang beragama Kristen Universitas Sumatera Utara aktif dalam organisasi sosial, biasanya warga yang tidak aktif tidak dikenakan sangsi tetapi akan jadi bahan pembicaraan orang.

2.9 Sistem Kekerabatan

Dokumen yang terkait

Persepsi Keluarga Pemulung Terhadap Pendidikan Formal Anak (Studi Deskriptif Terhadap Keluarga Pemulung di Daerah Pinang Baris, Medan)

14 168 105

Persepsi Masyarakat Tentang Pengobatan Tradisional Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004

0 27 124

Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kesehatan Masyarakat (Studi Kantor kelurahan Kendana Kabupaten Labuhan Batu)

15 92 101

Persepsi Masyarakat Tentang Pentingnya Pendidikan Formal 12 Tahun (Studi kasus kp.pejamuran, Ds.Pasilian, Kec.Kronjo, Kab.Tangerang)

2 47 111

Persepsi Masyarakat Nelayan terhadap Pendidikan Formal (Kasus di Pantai Pamayang Desa Cikawungading, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat)

0 13 136

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DAN PENDIDIKAN NON FORMAL TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DAN PENDIDIKAN NON FORMAL TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENSUKSESKAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TRUKAN, PRACI

0 1 13

PERSEPSI KELUARGA PETANI TERHADAP PENDIDIKAN FORMAL ANAK DI DESA SUNGAI TOMAN KECAMATAN SALATIGA KABUPATEN SAMBAS ARTIKEL PENELITIAN

0 0 12

BAB II GAMBARAN UMUM - Persepsi Masyarakat Desa Parbutaran Terhadap Pendidikan Formal (Studi Etnografi Mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Formal di Desa Parbutaran Kec. Bosar Maligas Kab. Simalungun)

0 1 27

BAB I PENDAHULUAN - Persepsi Masyarakat Desa Parbutaran Terhadap Pendidikan Formal (Studi Etnografi Mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Formal di Desa Parbutaran Kec. Bosar Maligas Kab. Simalungun)

0 2 24

Persepsi Masyarakat Desa Parbutaran Terhadap Pendidikan Formal (Studi Etnografi Mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Formal di Desa Parbutaran Kec. Bosar Maligas Kab. Simalungun)

0 0 15