2.7.4 Sarana Transportasi dan komunikasi
Selain mini bus tidak ada lagi angkutan umum di desa ini karena masyarakat Desa Parbutaran lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi
miliknya dengan alasan lebih hemat dan cepat kecuali apabila mereka ingin ke Medan atau luar provinsi baru mereka menggunakan transportasi umum.
Jalan di desa cukup rusak karena banyak jalan yang berlubang dan berbatu dan sangat menyusahkan warga yang hendak pergi. Hanya huta IV
Tanjungan II yang jalannya disemen itu pun karena adanya PNPM Mandiri. PNPM Mandiri adalah program nasional yang berbasis pemberdayaan
masyarakat. Dana PNPM diberikan secara bergilir di Desa Parbutaran ini, sedangkan huta lain menggunakan dana PNPM untuk membuat parit dan
sebagainya. Sumber informasi yang utama di Parbutaran adalah TV yang dapat
menghibur dengan segala macam acara dan berita yang ditawarkan di tengah melepas penat setelah bekerja seharian. Hampir setiap rumah warga
terdapat TV. Siaran yang paling sering ditonton adalah RCTI dan MNCTV karena banyak sinetron yang digemari para orang tua dan anak-anaknya.
Siaran yang menjadi favorit warga Parbutaran adalah Tukang Bubur Naik Haji, Anak-anak Manusia dan Raden Kian Santang. Alasan mereka lebih
menyukai siaran tersebut karena di anggap peran yang dimainkan pemain sinetron tersebut seperti kehidupan sehari-hari, enak ditonton, lucu, dan
tidak seperti sinetron yang lainnya yang bercerita tentang percintaan remaja. Tidak banyak warga yang suka menonton berita kalau pun itu ada hanya
Universitas Sumatera Utara
beberapa orang saja. Mereka malas menonton berita karena terlalu sering pemberitaan tentang pejabat yang korupsi.
Selain TV masyarakat Parbutaran masih ada juga yang memakai radio untuk mendengarkan lagu ketika mereka sedang masak pagi ataupun
sedang santai. Lagu yang sering didengarkan adalah lagu dangdut dan biasanya penikmatnya adalah orang tua. Tidak jarang orang tua dan anak
mereka agak berselisih paham ketika akan memutar lagu karena si anak yang cenderung memilih aliran musik pop.
Sumber informasi lain yang digunakan di Desa Parbutaran adalah koran. Walaupun ada pengantar koran tapi tidak banyak masyarakat
Parbutaran yang berlangganan koran biasanya hanya warung makan atau warung tuak yang berlangganan koran itu pun karena pembeli yang
mengusulkannya karena sambil minum tuak biasanya mereka menghabiskan waktu dengan mengobrol dan ada juga yang membaca. Biasanya mereka
suka membaca berita kriminal dari pada berita tentang permasalahan di negeri ini. Tidak banyak warga yang suka membaca koran karena memang
budaya membaca di desa ini sangat kurang. Masyarakat Desa Parbutaran juga tidak terlepas dari penggunaan HP
baik orang tua maupun anak SD. Penggunaan Hp di desa ini sudah menjadi hal yang sangat biasa karena anak SD pun sudah memiliki Hp pribadi
walaupun pemakaiannya tidak terlalu sering. Para anak SD biasanya menggunakan HP ketika ingin bertanya PR kepada temannya selebihnya
mereka jarang memakainya. Jaringan di desa tidak terlalu bagus karena
Universitas Sumatera Utara
posisi tower yang agak jauh, hanya kartu tertentu yang memiliki sinyalnya cukup bagus yaitu AS dan Simpati.
2.8 Hubungan Sosial dan Organisasi Sosial