4.5 Hubungan Persepsi Orang Tua Terhadap Minat Sekolah Anak
Minat adalah suatu dorongan yang menyebabkan terikatnya individu pada objek tertentu seperti pekerjaan. Minat berhubungan dengan sesuatu
yang menguntungkan dan dapat menimbulkan kepuasaan bagi dirinya. Semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan akan semakin kuat
minat tersebut, sebaliknya minat akan menjadi pupus kalau tidak ada kesempatan untuk mengekspresinya Jahja Yudrik, 2011. Unsur-unsur
minat meliputi: a.
Perasaan senang Sardiman A. M mengungkapkan bahwa minat merupakan
kecenderungan jiwa seseorang kepada aktifitas yang disertai dengan rasa senang. Dengan kata lain, minat adalah suatu kata lebih suka
pada suatu hal atau aktifitas.
b. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan pada suatu objek. Minat dan perhatian merupakan suatu gejala jiwa yang selalu berkaitan.
Seseorang yang memiliki minat terhadap sesuatu akan timbul perhatiannya terhadap sesuatu yang diminati tersebut.
Universitas Sumatera Utara
c. Motif
Menurut Sumadi Suryabatra motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktifitas-aktifitas
tertentu guna mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi motif bukanlah hal yang diamati tetapi hal yang dapat disimpulkan karena adanya
sesuatu yang kita saksikan. Tiap aktifitas yang dilakukan seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang itu.
Kekuatan pendorong inilah yang disebut motif.
Pandangan orang tua yang menganggap pendidikan belum tentu menjamin masa depan secara tidak langsung bisa mempengaruhi minat anak
untuk sekolah. Ketika orang tua membicarakan masalah pendidikan kepada anaknya maka tanpa disadari tersosialisasikan kepada sang anak, sehingga si
anak juga akan berpikir demikian. Keluarga merupakan institusi yang paling penting pengaruhnya
terhadap proses sosialisasi manusia. Hal ini dimungkinkan karena berbagai kondisi yang dimiliki oleh keluarga. Pertama, keluarga merupakan
kelompok primer yang selalu tatap muka di antara anggotanya, sehingga dapat selalu mengikuti perkembangan anggota-anggotanya. Kedua, orang
tua mempunyai kondisi yang tinggi untuk mendidik anak-anaknya, sehingga menimbulkan hubungan emosional dimana hubungan ini sangat diperlukan
dalam proses sosialisasi. Ketiga, adanya hubungan sosial yang tetap, maka dengan sendirinya orang tua mempunyai peranan penting terhadap proses
sosialisasi anak. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, 2004: 92
Universitas Sumatera Utara
Ketika si anak besar minatnya untuk bersekolah kalau orang tuanya kurang mendukung, maka lambat laun minat anak juga akan berkurang .
Seperti yang penuturan informan berikut ini: “…..ya kalo sekolah aja siapa yang gak pingin tapi ya awak
mau sekolah kayak mana la uang orang tua gak ada, sekolah pun belum tentu nya dapat kerja, yo mending kerja aja lah
biar dapet duet hitung-hitung sekalian bantu orang tua juga,
” orang tua ku pun cumat tamat SD bisanya tetep makan sampe sekarang. Putra, 22 tahun
Ketika peneliti mewawancarai salah seorang informan yang hanya tamat SMP, terlihat dari wajah dan keterbata-bataan dalam menjawab yang
menunjukkan kekecewaan pada dirinya sendiri karena adanya keinginan yang tak bisa tercapai yaitu sekolah. Untuk mengatasi situasi tersebut,
peneliti mencoba mengalihkan pembicaraan agar informan tidak terlalu sedih. Peneliti bisa memahami bagaimana perasaan informan karena
kebetulan informan adalah teman semasa SD. Selain faktor ekonomi, persepsi orang tuanya terhadap pendidikan
membuat informan harus mengurungkan niatnya untuk melanjutkan SMA dan bekerja seperti bapak dan abangnya yang lain. Tidak jarang terucap
perkataan “enaklah orang tua kalian ada uang jadi bisa kalian sekolah,
bersyukurlah kalian gak kerja, tinggal sekolah terus tinggal minta uang aja sama bapak kalian
” Putra, 22 tahun. Ketika masalah ekonomi menjadi penghambat untuk anak
mengenyam pendidikan ditambah lagi dengan persepsi orang tua yang seperti itu membuat membuat minat anak untuk bersekolah pun semakin
Universitas Sumatera Utara
berkurang. Sehingga usaha-usaha yang dilakukan untuk tetap bisa sekolah pun tidak ada. Melihat pandangan orang tua terhadap pendidikan serta
kondisi keuangan keluarga yang kurang mampu, membuat minat anak untuk bersekolah perlahan hilang. Si anak jadi lebih memfokuskan untuk mencari
pekerjaan agar dapat membantu orang tua dari pada sekolah.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan