Alasan Memilih Sekolah Persepsi Masyarakat Desa Parbutaran Terhadap Pendidikan Formal (Studi Etnografi Mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Formal di Desa Parbutaran Kec. Bosar Maligas Kab. Simalungun)

Banyak ibu-ibu di Parbutaran yang pendidikannya rendah, tidak bekerja sehingga tidak bisa membantu perekonomian keluarga. Ada pun yang bekerja biasanya sebagai buruh dengan pendapatan Rp. 500.000 sampai Rp. 700.000, sedangkan ibu-ibu dengan tamatan SMA, D3 dan S1 bisa bekerja di pabrik bahkan ada juga yang menjadi PNS dengan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan ibu-ibu yang cuma tamat SD. Pada umumnya anak gadis yang hanya menamatkan sekolah sampai jenjang SMP memutuskan untuk bekerja sebagai pengasuh bayi atau pelayan di rumah makan, dengan alasan tidak memerlukan ijazah. Sedangkan yang tamatan SMA atau SMK lebih memilih bekerja di pabrik di Batam. Alasan mereka memilih kerja di Batam karena ada saudara dan gaji yang lumayan. Bukan hanya itu saja, orang tua yang pintar atau tamatan SMA atau D3 lebih bisa mengajari anaknya belajar atau membantunya mengerjakan PR, sedangkan ibu yang tamatan SD hanya bisa mengajari anaknya setingkat SD juga, sehingga tidak jarang anak merasa tertekan ketika ada PR karena dia tidak tahu mengerjakan tambahan lagi orang tua yang tidak bisa membantu.

4.3 Alasan Memilih Sekolah

Lulusan sekolah dasar yang orang tuanya berkecukupan umumnya memilih melanjutkan ke sekolah menengah umum dibandingkan dengan mereka yang berasal dari tingkat sosial ekonomi yang rendah. Hal ini bisa dimengerti mengingat sekolah umum memberikan pilihan lebih luas untuk melanjutkan kependidikan lebih tinggi. Para anak yang orang tuanya mampu tidak begitu memikirkan untuk cepat-cepat bekerja dan terus Universitas Sumatera Utara melanjutkan pelajaran karena mereka tahu orang tuanya mampu membiayainya. Anak yang orang tuanya mampu akan memilih masuk SMP maupun SMA dari pada sekolah Kejuruan. Di pihak lain, anak-anak yang memilih masuk sekolah Kejuruan umumnya berasal dari keluarga yang status sosial maupun latar belakang pendidikannya lebih rendah. Mereka ini bukan karena tidak terlalu memikirkan melanjutkan pelajaran ke tingkat yang tinggi, tapi juga didesak segera mencari kerja untuk mempertaruhkan nasibnya. C. E. Beeby, 1980: 174. Tidak bisa dipungkiri ketika anak ingin bersekolah tidak akan lepas dari saran dan keputusan orang tuanya memilih sekolah yang mana akan dijalani anaknya. Orang tua biasanya akan memilih sekolah negeri untuk anak tingkat SD dan SMP karena mereka berpendapat bahwa sekolah negeri itu lebih murah biayanya dari pada sekolah swasta. Untuk sekolah ditingkat SMA, biasanya para orang tua yang kurang mampu menyekolahkan anaknya akan memilih sekolah Kejuruan dibandingan dengan SMU. Dengan alasan bahwa SMU hanya untuk orang yang akan melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi lagi sehingga tidak ada gunanya kalau tidak lanjut sekolah masuk ke SMU. Sehingga orang tua memilih Kejuruan karena di anggap walupun nantinya tidak melanjut setidaknya mempunyai keahlian khusus. Seperti penuturan informan berikut ini: “……yoo mending masuk SMK lah dek, SMU itu untuk orang yang mau kuliah kalo gak kuliah masuk SMK aja, kalo gak mau kuliah tapi malah masuk SMU itu salah jurusan, mau jadi apa nanti kalo tamat cuma SMU. Suarmi, 23 tahun Universitas Sumatera Utara Selain itu biasanya faktor NEM atau hasil ujian akhir mempengaruhi pemilihan sekolah juga. Untuk masuk SMU biasanya memakai standar minimal NEM yang diterima sedangkan kalau di Kejuruan tidak. Seperti penuturan salah seorang informan sebagai berikut: “……long dulu NEM ku aja rendah gak nyampe standar minimal yang di tetapkan , mana bisa masuk SMU ya masuk SMK aja lah dari pada gak sekolah toh memang aku pengen masuk SMK juga karena gak mau lanjut kuliah kok. Reni 22 tahun.

4.4 Harapan-Harapan Masyarakat Parbutaran Setelah

Dokumen yang terkait

Persepsi Keluarga Pemulung Terhadap Pendidikan Formal Anak (Studi Deskriptif Terhadap Keluarga Pemulung di Daerah Pinang Baris, Medan)

14 168 105

Persepsi Masyarakat Tentang Pengobatan Tradisional Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004

0 27 124

Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kesehatan Masyarakat (Studi Kantor kelurahan Kendana Kabupaten Labuhan Batu)

15 92 101

Persepsi Masyarakat Tentang Pentingnya Pendidikan Formal 12 Tahun (Studi kasus kp.pejamuran, Ds.Pasilian, Kec.Kronjo, Kab.Tangerang)

2 47 111

Persepsi Masyarakat Nelayan terhadap Pendidikan Formal (Kasus di Pantai Pamayang Desa Cikawungading, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat)

0 13 136

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DAN PENDIDIKAN NON FORMAL TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DAN PENDIDIKAN NON FORMAL TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENSUKSESKAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TRUKAN, PRACI

0 1 13

PERSEPSI KELUARGA PETANI TERHADAP PENDIDIKAN FORMAL ANAK DI DESA SUNGAI TOMAN KECAMATAN SALATIGA KABUPATEN SAMBAS ARTIKEL PENELITIAN

0 0 12

BAB II GAMBARAN UMUM - Persepsi Masyarakat Desa Parbutaran Terhadap Pendidikan Formal (Studi Etnografi Mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Formal di Desa Parbutaran Kec. Bosar Maligas Kab. Simalungun)

0 1 27

BAB I PENDAHULUAN - Persepsi Masyarakat Desa Parbutaran Terhadap Pendidikan Formal (Studi Etnografi Mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Formal di Desa Parbutaran Kec. Bosar Maligas Kab. Simalungun)

0 2 24

Persepsi Masyarakat Desa Parbutaran Terhadap Pendidikan Formal (Studi Etnografi Mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Formal di Desa Parbutaran Kec. Bosar Maligas Kab. Simalungun)

0 0 15