Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Return on Asset

Variabel moderasi4 memberikan nilai koefisien parameter sebesar 0,152 dengan tingkat signifikansi 0,045 0,05. Variabel moderasi4 yang merupakan interaksi X4,Z ternyata signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel variabel Z merupakan variabel moderasi.

1.9 Pembahasan Hasil Penelitian

1.9.1 Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Return on Asset

Pengaruh karakteristik perusahaan yang diproyeksikan kedalam asset total ukuran perusahaan, umur perusahaan, likuiditas dan leverage terhadap kinerja perusahaan ROA dapat dijabarkan sebagai berikut. 1 Asset total Terhadap Return on Asset ROA Hasil analisis inferensial membuktikan bahwa asset total memberi pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y return on asset ROA. Hal ini diindikasikan oleh nilai t- hitung X1 4.219 t- tabel 1.99 dan p-value 0.000 0.05. Dengan kata lain, semakin tinggi asset total perusahaan, semakin tinggi return on asset perusahaan. Semakin besar total asset akan semakin baik karena semakin efisien seluruh aktiva yang digunakan untuk menunjang kegiatan. Return On Assets ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin besar. Apabila Universitas Sumatera Utara ROA meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham. Ukuran perusahaan merupakan suatu indikator yang dapat menunjukkan kondisi perusahaan. Disini terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan, seperti banyaknya jumlah pegawai pada perusahaan untuk melakukan aktifitas operasi perusahaan, nilai penjualan pendapatan yang diperoleh dan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan disinyalir sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Penentuan ukuran perusahaan ini berdasarkan kepada total asset perusahaan Machfoeds, 1994 Moses 1987 menemukan bukti bahwa perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih besar pula untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang lebih kecil. Untuk itu, perusahaan besar kemungkinan melakukan praktik perataan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang besar. Hal ini dilakukan karena fluktuasi laba yang besar menunjukkan risiko yang besar dalam investasi sehingga mempengaruhi kepercayaan investor terhadap perusahaan. Maka dari uraian diatas, peneliti menduga bahwa semakin besar ukuran perusahaan x1, maka semakin besar pula dorongan perusahaan melakukan praktek perataan laba Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian Nugraheni dan Hapsoro 2007 serta penelitian Arini 2009 mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ROA. Namun berbeda dengan hasil penelitian Kosmidou 2008 juga penelitian Dietrich dan Wanzenried 2009 yang mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap ROA. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sudarsi 2000,4 yang menyatakan dividen merupakan cash out flow tentu saja memerlukan posisi cash yang kuat sehingga mampu membayar dividen. Hal ini tentu dapat di mengerti sebab pembayaran Dividen tunai merupakan arus cash keluar yang tentu saja memerlukan tersedianya cash yang cukup atau posisi likuiditas harus terjaga sehingga walaupun perusahaan memperoleh laba yang tinggi dan beban hutang beserta bunga yang rendah namun jika tidak didukung oleh Asset total yang kuat maka kemampuan pembayaran dividennya rendah.Oleh sebab itu pihak manajemen dituntut untuk tetap mengelola kasnya atau aktiva-aktiva yang setara dengan kas secara benar sehingga likuiditas perusahaan tidak terganggu. 2 Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap return on asset ROA Hasil analisis inferensial membuktikan bahwa umur perusahaan memberi pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y return on asset ROA. Hal ini diindikasikan oleh nilai t- hitung X2 4.013 t- Universitas Sumatera Utara tabel 1.99 dan p-value 0.000 0.05. Dengan kata lain, semakin lama umur perusahaan, semakin tinggi return on asset perusahaan. Umur perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan cara mengukur umur perusahaan dari tanggal terdaftarnya di bursa efek Indonesia Uwusa dan Ansah, 2000. Pengukuran ini dilakukan dari tanggal perusahaan terdaftar di BEI karena pada saat itu perusahaan tersebut akan mulai mempublikasikan laporan keuangannya kepada pemakai laporan keuangan. ROA dipilih untuk mengukur profitabilitas pada penelitian ini karena dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba Munawir, 1992. Return on Assets ROA merupakan bagian dari salah satu teknik analisis yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan Umur perusahaan adalah lamanya suatu perusahaan berdiri, apakah perusahaan telah lama atau baru berdiri. Yang terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh Merry 2006 yang menemukan pengaruh umur perusahaan terhadap tindakan perataan laba yang dilakukan perusahaan. Secara teoritis perusahaan yang telah lama berdiri diasumsikan akan dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi dari pada perusahaan yang baru berdiri. Perusahaan yang baru berdiri. Perusahaan yang telah lama berdiri akan meningkatkan labanya karena adanya pengalaman dari manajemen sebelumnya dalam mengelola Universitas Sumatera Utara bisnisnya, sehingga perusahaan yang telah lama berdiri memiliki dorongan untuk melakukan perataan laba, dengan mengurangi risiko fluktuasi laba perusahaan yang pertumbuhannya tinggi akan menggunakan kontrak kompensasi dan utangnya berdasarkan akuntansi, dan untuk mengurangi risiko fluktuasi laba yang tak terkendali di masa depan maka perusahaan melakukan praktik perataan labaMerry, 2006 3 Pengaruh Likuiditas Terhadap return on asset ROA Hasil analisis inferensial membukt ikan bahwa likuiditas memberi pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y return on asset ROA. Hal ini diindikasikan oleh nilai t- hitung X3 2.776 t- tabel 1.99 dan p-value 0.007 0.05 Dengan kata lain, semakin baik likuiditas perusahaan, semakin tinggi return on asset perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Firiyai Rizka 2013, dengan judul Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas ROA studi kasus pada PT. Sumi Indo Kabel Tbk tahu 006-2011 dan membuktikan bahwa likuiditas memberi pengaruh signifikan terhadap return on asset profitabilitas dengan p- value 0.05. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Lisna Silaen, 2010 Universitas Sumatera Utara dengan judul Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Rasio Profitabilitas ROA Pada Pt.Hilon Sumatera Medan dan membuktikan bahwa likuiditas memberi pengaruh signifikan terhadap ROA. Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan penjelasan yang mengatakan bahwa ketersediaan modal dalam membiayai aktivitas operasional perusahaan merupakan hal penting untuk meningkatkan perolehan laba. Apabila ketersediaan modal kurang maka aktivitas operasional akan macet, barang untuk dijual tidak tersedia, penjualan rendah dan perolehan laba juga rendah.Tingkat ketersediaan modal dapat dilihat dari rasio lancar, karena semakin tinggi rasio lancar berarti pembiayaan operasi dengan menggunakan modal sendiri semakin besar. Sedangkan ukuran kemampuan menghasilkan laba dapat dilihat dari return on asset ROA. 4 Pengaruh Leverage Terhadap return on asset ROA Hasil analisis inferensial membuktikan bahwa leverage memberi pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y return on asset ROA. Hal ini diindikasikan oleh nilai 2.547 t- tabel 1.99 dan p- value 0.013 0.05 Dengan kata lain, semakin tinggi leverage perusahaan, semakin tinggi return on asset perusahaan. Leverage merupakan hasil dari penggunaan biaya tetap suatu aktiva atau dana untuk memperbesar pengembalian kekayaan pemilik perusahaan Gitman 2006:538. Tujuan perusahaan menggunakan leverage yaitu supaya keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya aset dan sumber dananya. Nilai rata-rata leverage perusahaan yang melakukan perataan laba lebih tinggi daripada non perataan laba. Universitas Sumatera Utara Variabel leverage dalam penelitian ini diukur dengan financial leverage. Leverage ratio digunakan untuk mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang. Hal ini mengidentifikasikan seberapa besar tingkat resiko perusahaan yang dapat berdampak pada nilai perusahaan diduga semakin tinggi tingkat leverage ratio, maka semakin besar risiko yang harus ditanggung oleh pemilik modal dan kreditor juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu, untuk mengimbangi tingkat resiko yang tingg, maka pihak manajemen akan melakukan perataan laba agar dapat menarik minat investor untuk berinvestasi, tindakan manajer untuk meratakan laba ini diduga karena manajer ingin menunjukkan bahwa perusahaan yang di pimpinnya mempunyai resiko yang rendah dan merupakan lahan yang menarik untuk menanamkan modal bagi para investor Widyasarie dalam Pratamasari, 2006. Financial leverage timbul karena adanya kewajiban-kewajiban keuangan yang sifatnya tetap yang harus dikeluarkan perusahaan. Kewajiban-kewajiban keuangan yang tetap ini tidaklah berubah dengan adanya perubahan tingkat EBIT dan harus dibayar tanpa melihat sebesar apapun tingkat EBIT yang dicapai oleh perusahaan. Perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap dikatakan menghasilkan leverage yang menguntungkan favorable financial leverage atau efek yang positif jika pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut lebih besar daripada beban tetap dari Universitas Sumatera Utara penggunaan dana itu. Financial leverage merugikan unfavorable leverage jika perusahaan tidak dapat memperoleh pendapatan dari penggunaan dana tersebut sebanyak beban tetap yang harus dibayar Riyanto, 1995:375-376. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Narsa dalam Pratamasari, 2006 bahwa dengan menggunakan asumsi bahwa investor atau kreditor adalah risk average menghindari atau menolak resiko maka investor atau kreditor akan enggan menanamkan modal atau meminjamkan dananya bila perusahaan yang bersangkutan memiliki rasio leverage yang besar. Hutang yang besar mengakibatkan risiko semakin meningkat, jadi semakin besar resiko leverage maka resiko yang ditanggung oleh pemilik modal juga akan semakin meningkat. Rasio leverage yang besar menyebabkan turunnya minat investor untuk enurunkan modalnya pada perusahaan tersebut. Sehingga dapat memicu adanya tindakan perataan laba. Dengan kata lain, leverage yang diukur dengan financial leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula risiko yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Universitas Sumatera Utara

1.9.2 Pengaruh

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas Perusahaan dengan Komisaris Independen sebagai Variabel Moderating (Studi pada Perusahaan Perkebunan yang Ada di Indonesia)

5 95 103

Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal, Rasio Saham, dan Size Terhadap Return Saham Dengan Komisaris Independen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Wholesale dan Retail Trade di Bursa Efek Indonesia

1 54 116

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba dengan Profitabilitas sebagai variabel moderating Pada Perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 46 80

Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Return on Assets Terhadap Manajemen Laba dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating pada Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 36 97

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 5 96

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 15 88

Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Return on Assets Terhadap Manajemen Laba dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating pada Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 7 97

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KOMISARIS INDEPENDEN, DAN RETURN ON INVESTMENT (ROI) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 143

1.2 Sub sektor perkebunan - Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Return On Assets dengan Komisaris Independen sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 27

Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Return On Assets dengan Komisaris Independen sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 15