Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal, Rasio Saham, dan Size Terhadap Return Saham Dengan Komisaris Independen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Wholesale dan Retail Trade di Bursa Efek Indonesia

(1)

(2)

PERUSAHAANWHOLESALEDANRETAIL TRADE DI BURSA EFEK INDONESIA

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Oleh

ANNA BASRIYANI 117017064/ Akt

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(3)

INDEPENDEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN WHOLESALE DANRETAIL TRADEDI BURSA EFEK INDONESIA Nama Mahasiswa : ANNA BASRIYANI

Nomor Pokok : 117017064 Program Studi : Ilmu Akuntansi

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Dr. Rina Bukit, S.E, M.Si, Ak) (Drs.Syamsul Bahri TRB, MM, Ak)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis,


(4)

Tanggal: 19 Mei 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Rina Bukit, S.E, M.Si, Ak

Anggota : 1. Drs.Syamsul Bahri TRB, MM, Ak

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA 3. Drs. Rasdiyanto, M.Si, Ak


(5)

PERUSAHAANWHOLESALEDANRETAIL TRADE DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengujii dan menganalisis pengaruh profitabilitas, struktur modal, rasio saham dan size terhadap return saham secara simultan dan parsial. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh moderasi komisaris independen pada hubungan antara profitabilitas, struktur modal, rasio saham dansize denganreturnsaham. Populasi penelitian ini adalah perusahaan Wholesale dan Retail Trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 sebanyak 41 perusahaan. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan metodepurposive sampling yang berjumlah 26 perusahaan. Data diolah dengan menggunakan metode uji statistik regresi linier berganda dan uji residual. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa profitbilitas, struktur modal, rasio saham dansize berpengaruh terhadapreturn saham secara simultan. Namun secara parsial hanya variabel Rasio saham yaitu EPS yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Selanjutnya penelitian ini menunjukkan bahwa komisaris independen dapat memoderasi hubungan antara profitabilitas, struktur modal, rasio saham dansizedenganreturnsaham, namun hasil tidak signifikan.

Kata kunci : PROFITABILITAS, STRUKTUR MODAL, RASIO SAHAM ,SIZE DAN RETURN SAHAM.


(6)

AND RETAIL TRADE IN THE INDONESIA STOCK EXCHANGE

ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the influence of profitability, capital structure, common stock ratio and size on stock returns simultaneously and partially. This study also aimed at eamining and analyzing the moderating effect of independent commissioner on the relationship between profitability, capital structure, common stock ratio and size on stock returns. The population of this study was 41 wholesale and retail Trade companies listed in the Indonesia Stock Exchange within the period of 2008-2012. Twenty six (26) companies were selected to be the samples for this study through purposive sampling technique. The data obtained were processed through multiple linier regression statistic test and residual test. The results of this study proved that, simultaneously profitability, capital structure, common stock ratio and size had influence on stock returns, but partially, only common stock ratio such as EPS that had positive significant influence on stock return. Further, the result of this study showed that independent commissioner can moderate the relationship between profitability, capital structure, common stock ratio and size with stock return but the results is not significant.

Keywords: PROFITABILITY, CAPITAL STRUCTURE, COMMON STOCK RATIO, SIZE, STOCK RETURN, AND INDEPENDENT COMMISSIONER.


(7)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat -Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian dalam rangka penulisan tesis yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal, Rasio Saham, dan Size Terhadap Return Saham Dengan Komisaris Independen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Wholesale dan Retail Trade di Bursa Efek Indonesia”, memenuhi salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister Sains (M.Si) pada Program Studi Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini peneliti telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini, khususnya kepada:

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara beserta seluruh stafnya.

2. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara beserta seluruh stafnya.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Universitas Sumatera Utara dan juga selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini..

4. Ibu Dr. Rina Bukit, S.E, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing utama tesis, yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk


(8)

5. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi masukan, saran-saran, arahan dan bimbingan yang sangat membantu penulis dalam penyusunan tesis ini.

6. Bapak Drs. Rasdiyanto, M.Si, Ak selaku dosen pembanding yang telah memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis dalam penyempurnaan tesis ini.

7. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Akuntansi Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

8. Kedua orang tua penulis yaitu ayahanda Albasra dan Ibunda Hj. Martianna Br. Bagariang yang selalu memberikan dukungan moril maupun dukungan materil, motivasi dan doa, yang diberikan dengan tulus dari awal hingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

9. Acu dan Kakak: Acu Irhamsyah dan Kak Wilda Mariyanti, terimakasih selalu memberikan dukungan moril maupun dukungan materil, doa dan semangat untuk penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

10. Seluruh Bapak/Ibu Dosen serta pegawai akademik Program Studi Ilmu Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

11. Teman-teman seperjuangan Kak Yois, Bang Budi, Bang Sugiarto, Bang Malesa, Bang Faisal, Pak Basuki, dan Kak fitri terima kasih banyak atas bantuan dan motivasinya dan teman-teman lainnya stambuk 2011/2012.


(9)

menyelesaikan tesis ini yang tidak mungkin disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, sehingga masih diperlukan masukan dan saran yang membangun guna perbaikan dan kesempurnaan, dan akhirnya harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 19 Mei 2014


(10)

Data Pribadi

Nama : Anna Basriyani

Tempat/Tgl Lahir : Sibolga / 12 Januari 1989

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 4 (Empat) dari 4 (Empat) bersaudara

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Mahoni No.83- Sibolga

No.HP : 085276617775

E-mail : anna_basriyani@ymail.com

Orangtua : Albasra (Ayah)

Hj. Martianna Br. Bagariang (Ibu)

Pendidikan

2012- 2014 : Magister Ilmu Akuntansi - USU

2007 - 2011 : FKIP Akuntansi–UMSU

2004 - 2007 : SMK Negeri 1 Sibolga

2001 - 2004 : SMP Negeri 1 Sibolga


(11)

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian... 12

1.4 Manfaat Penelitian... 12

1.5 Originalitas ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 15

2.1. Landasan Teori ... 15

2.1.1. Pasar Modal ... 15

2.1.2. Signal Theory... 16

2.1.3. ReturnSaham... 17

2.1.4. Profitabilitas... 19

2.1.5. Struktur Modal... 21

2.1.6. Rasio Saham ... 22

2.1.5.1 Earning Per Share(EPS) ... 23

2.1.5.2 Price Book Value(PBV)... 24

2.1.7. Size ... 25

2.1.8. Komisaris Independen ... 27

2.2. Penelitian Sebelumnya ... 29

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 32

3.1 Kerangka Konsep ... 32

3.2 Hipotesis Penelitian ... 36

BAB IV METODE PENELITIAN ... 37

4.1. Jenis Penelitian ... 37

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 37

4.3. Populasi dan Sampel... 37

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 39


(12)

4.6.1.2. Uji Multikolinieritas... 45

4.6.1.3. Uji Autokorelasi ... 45

4.6.1.4. Uji Heteroskedastisitas... 46

4.6.2. Pengujian Hipotesis ... 46

4.6.2.1. Analisis Regresi Berganda... 46

4.6.2.2. Uji Parsial (Uji- t) ... 47

4.6.2.3. Uji Simultan (Uji -F) ... 48

4.6.3. Uji Koefesien Determinasi ... 48

4.6.4 Uji Moderating ... 49

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 51

5.1. Deskriptif Data ... 51

5.2 Uji Asumsi Klasik Sebelum Transformasi ... 53

5.2.1 Uji Normalitas Sebelum Transformasi ... 54

5.2.2 Uji Multikolonieritas Sebelum Transformasi ... 56

5.2.3 Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi ... 57

5.2.4 Uji Autokolerasi Sebelum Transformasi ... 58

5.3 Uji Asumsi Klasik Setelah Transformasi ... 59

5.3.1 Uji Normalitas Setelah Transformasi ... 59

5.3.2 Uji Multikolonieritas Setelah Transformasi ... 61

5.3.3 Uji Heteroskedastisitas Setelah Transformasi ... 61

5.3.4 Uji Autokolerasi Setelah Transformasi ... 62

5.4 Hasil Ananlisis Data Hipotesis Pertama ... 63

5.4.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 63

5.4.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)... 64

5.4.3 Koefisien Determinasi ... 67

5.5 Hasil Ananlisis Data Hipotesis Kedua ... 68

5.6 Pembahasan Hasil Penelitian... 70

5.6.1 Hasil Uji Simultan (Uji-F)... 70

5.6.2 Hasil Uji Parsial (Uji-t)... 70

5.6.3 Pengaruh Variabel Moderating Komisaris Independen... 75

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 76

6.1 Kesimpulan... 76

6.2 Keterbatasan Penelitian ... 76

6.3 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78


(13)

Nomor Judul Halaman

1.1 Nilai return Saham Pada Beberapa PerusahaanWholesale

danRetail Tradedi BEI Periode 2009-2012... 4

1.2 Originalitas Penelitian ... 14

2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 31

4.1 Populasi dan Sampel ... 38

4.3 Defenisi Operasional Variabel ... 43

5.1 Descriptive Statistik ... 51

5.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 55

5.3 Hasil Uji Multikolonearitas Sebelum Transformasi ... 56

5.4 Tabel Autokorelasi Sebelum Transformasi... 58

5.5 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 60

5.6 Hasil Uji Multikolonearitas Setelah Transformasi... 61

5.7 Tabel Autokorelasi Setelah Transformasi ... 62

5.8 Uji-F ... 63

5.9 Hasil Uji Statistik t ... 64

5.10 Koefisien Determinasi... 67

5.11 Hasil Pengujian ROE, DER, EPS, PBV, danSizeTerhadap KI . 68 5.12 Hasil Pengujian Variabel Moderating ... 69


(14)

Nomor Judul Halaman

1.1 Kerangka Konseptual ... 32

5.1 Grafik Histogram Sebelum Transformasi ... 54

5.2 Normal P-Plot Sebelum Transformasi ... 55

5.3 Scatterplot Hateroskedastisitas Sebelum Transformasi ... 58

5.4 Grafik Histogram Setelah Transformasi ... 59

5.5 Normal P-Plot Setelah Transformasi ... 60


(15)

Nomor Judul Halaman

1 Rencana Jadwal Penelitian... 82

2 Daftar Perusahaan Wholesale dan Retail Trade yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 83

3 Uji Asumsi Klasik Sebelum Transformasi... 84

4 Uji Asumsi Klasik Setelah Transformasi ... 87

5 Uji Regresi Berganda ... 90

6 Uji Moderating ... 91

7 Daftar Sampel Return Saham PerusahaanWholesaledanRetail Tradedi BEI Periode 2008-2012 ... 93

8 Daftar Sampel ROE PerusahaanWholesaledanRetail Tradedi BEI Periode 2008-2012... 94

9 Daftar Sampel DER PerusahaanWholesaledanRetail Tradedi BEI Periode 2008-2012... 95

10 Daftar Sampel EPS PerusahaanWholesaledanRetail Tradedi BEI Periode 2008-2012... 96

11 Daftar Sampel PBV PerusahaanWholesaledanRetail Tradedi BEI 2008-2012 ... 97

12 Daftar SampelSizePerusahaanWholesaledanRetail Tradedi BEI 2008-2012 ... 98

13 Daftar Sampel Komisaris Independen PerusahaanWholesale danRetail Tradedi BEI Periode 2008-2012... 99


(16)

PERUSAHAANWHOLESALEDANRETAIL TRADE DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengujii dan menganalisis pengaruh profitabilitas, struktur modal, rasio saham dan size terhadap return saham secara simultan dan parsial. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh moderasi komisaris independen pada hubungan antara profitabilitas, struktur modal, rasio saham dansize denganreturnsaham. Populasi penelitian ini adalah perusahaan Wholesale dan Retail Trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 sebanyak 41 perusahaan. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan metodepurposive sampling yang berjumlah 26 perusahaan. Data diolah dengan menggunakan metode uji statistik regresi linier berganda dan uji residual. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa profitbilitas, struktur modal, rasio saham dansize berpengaruh terhadapreturn saham secara simultan. Namun secara parsial hanya variabel Rasio saham yaitu EPS yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Selanjutnya penelitian ini menunjukkan bahwa komisaris independen dapat memoderasi hubungan antara profitabilitas, struktur modal, rasio saham dansizedenganreturnsaham, namun hasil tidak signifikan.

Kata kunci : PROFITABILITAS, STRUKTUR MODAL, RASIO SAHAM ,SIZE DAN RETURN SAHAM.


(17)

AND RETAIL TRADE IN THE INDONESIA STOCK EXCHANGE

ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the influence of profitability, capital structure, common stock ratio and size on stock returns simultaneously and partially. This study also aimed at eamining and analyzing the moderating effect of independent commissioner on the relationship between profitability, capital structure, common stock ratio and size on stock returns. The population of this study was 41 wholesale and retail Trade companies listed in the Indonesia Stock Exchange within the period of 2008-2012. Twenty six (26) companies were selected to be the samples for this study through purposive sampling technique. The data obtained were processed through multiple linier regression statistic test and residual test. The results of this study proved that, simultaneously profitability, capital structure, common stock ratio and size had influence on stock returns, but partially, only common stock ratio such as EPS that had positive significant influence on stock return. Further, the result of this study showed that independent commissioner can moderate the relationship between profitability, capital structure, common stock ratio and size with stock return but the results is not significant.

Keywords: PROFITABILITY, CAPITAL STRUCTURE, COMMON STOCK RATIO, SIZE, STOCK RETURN, AND INDEPENDENT COMMISSIONER.


(18)

1.1. Latar Belakang

Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai wadah untuk bertemunya antara pemilik modal (investor) dan pihak yang membutuhkan modal (emiten). Saham merupakan salah satu instrumen keuangan yang paling sering diperdagangkan di pasar modal. Menurut Sunyoto (2013:119) saham adalah alat bukti kepemilikan atas asset suatu perusahaan yang menerbitkannya baik saham biasa (common stock) maupun saham preferen (preferred stock).

Tujuan para investor melakukan transaksi pada saham di pasar modal adalah untuk memperoleh keuntungan (return) yang optimal (Widayanti dan Haryanto, 2013). Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan investasi. Return dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: return realisasi (return yang sudah terjadi) dan return ekspektasi (return yang belum terjadi yang diharapkan di masa mendatang) (Jogiyanto, 2003:109). Salah satu alat pengukuran returnrealisasi adalahreturntotal.

Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam periode tertentu. Return total terdiri dari capital gain dan yield (Jogianto, 2003:110). Yield merupakan komponen dari return yang mencerminkan aliran kas (pendapatan)yang diterima secara periodik dari investasi. Yield pada saham ditunjukkan dengan besarnya deviden yang diperoleh investor. Capital gain (loss) adalah kenaikan (penurunan) harga saham yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor (Tandelili, 2001:48).


(19)

Harga pasar saham yang semakin tinggi menunjukan bahwa saham tersebut sangat diminati oleh investor, karena dengan semakin tinggi harga saham maka akan menghasilkan capital gain yang semakin besar (Jogianto, 2009:200). Dan capital gainyang semakin besar tentu akan sangat berpengaruh pada tingkat keuntungan (return) yang akan diterima oleh para investor. Investor sangat berharap dapat memperoleh return yang optimal sebagai imbalan atas investasi yang dilakukannya. Namun fenomena yang terjadi di berbagai perusahaan, tidak mampu memberikanreturn yang optimal seperti yang diharapkan investor. Untuk itu para investor perlu melakukan analisis sebelum melakukan investasi di suatu perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi return tersebut. Dalam penelitian ini yang menjadi perhatian peneliti adalah return saham pada perusahaan wholesale dan retail trade yang telahgo public.

Perusahaan ritel (retail trade) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan yang melakukan aktivitas penjualan langsung pada konsumen akhir. Masyarakat Indonesia lebih senang berbelanja di ritel modernkarena faktor gengsi, kebersihan, kenyamanan dan kepraktisan, yang dapat memicu meningkatnya gairah berbelanja masyarakat menjadi konsumtif (Purnomo, Serfiyani dan Hariyani, 2013:213). Bisnis ritelmodern digolongkan menjadi toko modern (hypermarket, supermarket, departement store, minimarket dan lainnya) dan pusat perbelanjaan (mall, plaza, square,dantrade center). Bisnis ritelmodern di Indonesia saat ini berkembang semakin pesat seiring kemajuan perekonomian Indonesia. Sejak Desember 2011 Indonesia kembali pada status negara yang layak investasi (invesment grade) yang dulu lepas sejak tahun 1997 akibat krisis


(20)

ekonomi. Status sebagai negara layak investasi mendorong masuknya investasi asing ke dalam negeri dalam jumlah besar-besaran. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya perusahaan ritel modern yang membuka cabang di berbagai daerah, sehinga memperketat persaingan diantara mereka, yang akan berpengaruh pada keuntungan yang diperoleh perusahaan dan tentu juga akan berdampak pada return yang di terima para investor.

Sama halnya dengan perusahaan ritel perusahaan kategori wholesale aktivitas utamanya juga bergerak dibidang perdagangan.Wholesaleadalah pegang besar (grosir) yang aktivitas utamanya adalah distributor jual beli dalam partai besar. Perdagang jenis ini melakukan transaksi bukan kepada pemakai akhir seperti halnya ritel, melainkan melakukan transaksi jual beli kepada pedagang lain yaitu pengecer atau kepada pemakai industri dalam jumlah besar. Perusahaan wholesale dan retail trade telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam bidang perdagangan. Perkembangan tersebut membuat persaingan semakin ketat dan dituntut untuk dapat meningkatkan potensinya dan memanfaatkan peluang yanga ada secara efektif dan efesien dalam kegiatan operasionalnya, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan yang akan berpengaruh pada penilaian perusahaan dimata para investor. Hal inilah yang menjadi daya tarik peneliti untuk memilih objek pada perusahaan wholesale dan retail trade karena kedua jenis perusahaan ini sama-sama bergerak dalam bidang perdagangan, dan sektor ini memiliki prospek investasi yang cukup beresiko sehingga perlu adanya analisis yang mendalam dalam menilai return sahamnya. Berikut ini adalah gambaran pergerakan return saham beberapa perusahaan wholesale dan Retail Tradeyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(21)

Tabel 1.1

NilaiReturnSaham Pada Beberapa PerusahaanWholesaledanRetail Tradedi BEI Periode 2009-2012

EMITEN PERRUSAHAAN THN H. SAHAM

SEKARANG

H.SAHAM SEBELUMNYA

RETURN SAHAM Sub sektor : Wholesale

AIMS

Akbar Indo

Makmur Stimec

Tbk

2009 115 137 -0,1606

2010 135 115 0,1739

2011 255 135 0,8889

2012 240 255 -0,0588

BMSR

Bintang Mitra

Semestaraya Tbk

2009 200 300 -0,3333

2010 265 200 0,3250

2011 210 265 -0,2075

2012 190 210 -0,0952

WICO

Wicaksana Overseas

International Tbk

2009 50 50 0,0000

2010 50 50 0,0000

2011 61 50 0,2200

2012 53 61 -0,1311

Sub sektor : Retail Trade

LPPF

Matahari

Departement Store Tbk

2009 700 50 13,0000

2010 2550 700 2,6429

2011 2400 2550 -0,0588

2012 2700 2400 0,1250

HERO Hero Supermarket

Tbk

2009 4000 4000 0,0000

2010 4300 4000 0,0750

2011 1100

0 4300 1,5581

2012 4325 11000 -0,6068

RALS Ramayana Lestari

Sentosa Tbk

2009 620 500 0,2400

2010 850 620 0,3710

2011 720 850 -0,1529

2012 1220 720 0,6944

Sumber:www.idx.co.id yang diolah 2013

Berdasarkan data pada Tabel 1.1 dapat dilihat pergerakan return saham pada perusahaan wholesale dan retail trade secara garis besar mengalami fluktuasi selama kurun waktu 2009-2012. Jika diperhatikan return saham tersebut mengalami kenaikan tertinggi pada tahun 2009 sebesar 13,00 pada perusahaan LPPF, dan diperolehreturnsaham terendah pada tahun 2012 sebesar -0,6068 pada perusahaan HERO. Hal ini menunjukkan bahwa return saham yang diharapkan


(22)

investor perlu dianalisis lebih lanjut mengenai beberapa faktor yang mempengaruhinya, agar prediksi investor dalam membeli saham perusahaan dapat menghasilkan return yang positif artinya terjadi peningkatan return yang akan diterima investor. Isu yang berkembang saat ini bisnis ritel modern di Indonesia sudah semakin menjamur hampir di seluruh wilayah Indonesia, sehingga menyebabkan persaingan yang semakin ketat. Menurut Purnomo, Serfiyani dan Hariyani (2013:213) bisnis ritel sangat prospektif dan menjanjikan keuntungan yang tidak sedikit, sehingga memicu banyak pelaku usaha berlomba-lomba membangun bisnis ritel. Namun kenyataannya jika diperhatikan pada tabel 1.1 return yang diterima investor tidak stabil dan dapat pula ada pula tidak meguntungkan. Hal ini tentu saja menjadi daya tarik peneliti untuk mengangkat masalah return saham pada perusahaan wholesale dan retail trade yang terdaftar di BEI.

Penelitian mengenai return saham telah banyak dilakukan oleh penelitian terdahulu dengan menggunakan faktor-faktor yang berbeda yang diduga dapat mempengaruhi return saham dengan hasil yang berbeda-beda pula, seperti penelitian: Arista dan Astohar (2012) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi return saham. Hasil risetnya menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Price Book Value (PBV) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan Return On Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. Begitu juga hasil dari penelitian yang dilakukan Susilowati dan Turyanto (2011) dari hasil penelitiannya mengenai reaksi signal rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas terhadap return


(23)

saham hanya mampu membuktikan DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Variabel lain yang digunakannya yaitu EPS, Net Profit Margin (NPM), ROA, dan Return On Equity (ROE) berpengaruh positif naum tidak signifikan terhadapreturnsaham.

Sugiarto (2010) juga melakukan riset tentang return saham dengan menggunakan variabel BETA, Size, DER dan PBV. Hasil risetnya membuktikan Size dan PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan BETA berpengaruh positif tetapi tidak signifikan dan DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian Hermawan (2012) yang melakukan penelitian mengenai return saham dengan menguji variabel DER, EPS, dan NPM. Dari hasil penelitiannya yang terbukti dapat mempengaruhireturnsaham secara positif dan signifikan hanya EPS.

Penelitian lain mengenai return saham, dilakukan oleh Sari dan Venusita (2013) dengan menggunakan variabel Economic Value Added(EVA), EPS, ROE, NPM terhadap return saham. Hasil penelitiannya hanya mampu membuktikan ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan variabel EVA dan NPM berpengaruh positif namun tidak signifikan.

Berdasarkan survey literatur diatas banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi return saham. Menurut Samsul (2006:200), faktor-faktor yang mempengaruhi return saham terdiri atas faktor makro dan faktor mikro. Faktor makro adalah faktor yang berada di luar perusahaan seperti kurs, politik, dan inflasi. Fakto mikro merupakan faktor yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri seperti: laba bersih per saham, nilai buku per saham, rasio utang terhadap ekuitas dan rasio keuangan lainnya.


(24)

Penelitian ini akan menggunakan faktor mikro, dimana faktor mikro mampu mencerminkan kondisi perusahaan melalui analisis rasio-rasio keuangan yang secara rutin diterbitkan oleh emiten dalam laporan keuangan (Samsul, 2006:203). Rasio keuangan dianalisis dengan menggunakan informasi yang tertera dalam laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi penting yang dapat memprediksi laba saham melalui angka-angka yang ada dalam neraca, laporan laba rugi, perubahan modal dan arus kas. Analisis pada laporan keuangan disebut juga analisis fundamental.

Ada perbedaan kepentingan antara manajemen perusahaan dengan pihak investor dalam menganalisis rasio keuangan. Rasio likuiditas dan rasio aktivitas sangat penting bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui besar kecilnya keuntungan yang diperoleh setiap bulannya tergantung pada pengelolaan dana likuiditas serta persediaan dan piutang. Tapi bagi investor yang terpenting adalah hasil pengelolaan bukan pada cara pengelolaannya. Karena tidak semua rasio keuangan yang dianalisis dari laporan keuangan tersebut dibutuhkan oleh para investor. Oleh sebab itu rasio yang penting bagi investor adalah laba usaha per saham, laba bersih per saham, dan nilai buku per saham (Samsul, 2006:204).

Maka penelitian ini menggunakan variabel fundamental dengan berfokus pada penggunaan faktor mikro dengan menggunakan variabel profitabilitas, struktur modal, Rasio Saham (Common Stock Ratios) dan ukuran perusahaan (size) serta menggunakan komisaris independen sebagai penerapan dari prinsip-prinsipGood Corporate Governance(GCG).

Rasio profitabilitas sering digunakan sebagai indikator kinerja fundamental perusahaan yang mewakili kinerja manajemen. Rasio sangat penting


(25)

untuk diperhatikan para pemegang saham, sebab akan berdampak pada harga saham serta dividen yang akan diterima investor (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:64). Alat ukur profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Equity(ROE). ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan menggunakan modal sendiri. ROE yang semakin tinggi dari suatu perusahaan akan semakin menarik minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut, karena ROE perusahaan yang tinggi berarti return yang akan diterima nantinya juga semakin besar. Hal ini diperkuat dari hasil penelitian Sari dan Venusita (2013) membuktikan bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham. Tetapi tidak begitu dengan hasil penelitian Susilowati dan Turyanto (2011) yang menyatakan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini lah menjadi alasan penggunaan ROE sebagai salah satu alat ukur variabel independen dalam penelitian ini sebab masih beragam hasil yang ditemukan para peneliti terdahulu.

Variabel lainnya yang digunakan dalam penelitian ini yaitu struktur modal. Struktur modal pada setiap perusahaan akan ditetapkan dengan memperhitungkan berbagai aspek atas dasar kemungkinan akses dana, keberanian perusahaan menanggung resiko, rencana strategis pemilik, serta analisis biaya dan manfaat yang diperoleh dari tiap sumber dana tersebut (Sugiarto, 2009:2). Struktur modal merupakan alat analisis solvabilitas yang dapat dilihat dari beberapa prespektif, salah satunya adalah dengan menganalisis prespektif perbedaan antara utang dan ekuitas yang disebut dengan Debt to Equity Ratio (DER). DER yang tinggi menunjukkan bahwa total hutang lebih besar dibanding modal sendiri. Rasio ini secara umum menunjukkan tentang kelayakan dan resiko keuangan suatu


(26)

perusahaan (Kasmir, 2012:158). Pemilihan variabel ini diperkuat oleh hasil riset Susilowati dan Turyanto (2011) yang menyatakan DER berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Sebaliknya hasil penelitian Anik dan Indriana (2010) menyatakan DER tidak berpengaruh signifikan return saham. Hal ini lah menjadi alasan penggunaan DER sebagai salah satu variabel independen dalam penelitian ini sebab masih beragam hasil penelitian sebelumnya.

Rasio Saham (Common Stock Ratios) merupakan rasio yang menunjukkan bagian dari laba suatu perusahaan, dividen, dan modal yang dibagikan pada setiap saham. Ada beberapa cara pengukuran rasio ini diantaranya Earning Per Share (EPS), Price Book Value (PBV) dan lain-lain (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:66).

Komponen utama yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis perusahaan adalah EPS atau laba per lembar saham. EPS dapat menggambarkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap untuk dibagikan pada semua pemegang saham (Tandelilin, 2001:241). EPS yang lebih tinggi akan menggambarkan prospek perusahaan lebih baik, yang berpengaruh terhadap harga saham dan return saham. Oleh karena itu para investor akan lebih tertarik untuk berinvestasi di perusahaan yang mempunyai EPS lebih tinggi. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Hermawan (2012) membuktikan bahwa EPS berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Namun menurut hasil penelitian Sari dan Venusita (2013) EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, begitu juga dengan hasil penelitian Susilowati dan Turyanto (2011). Hasil penelitian mengenai EPS masih beragam hal ini menjadi alasan penggunaan EPS sebagai salah satu variabel dalam penelitian ini.


(27)

Investor juga dapat menggunakan Price Book Value (PBV) sebagai indikator dalam pengambilan keputusan investasi. PBV merupakan rasio pasar yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai buku (Sugiarto, 2010). Tinggi atau rendahnya nilai PBV akan berpengaruh pada tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan. Dimana harga saham akan berdampak pada return yang akan diterima para investor. Hal ini diperkuat dari hasil penelitian Sugiarto (2010) yang membuktikan bahwa PBV berpengaruh positif signifikan terhadapreturnsaham.

Variabel independen lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu size (ukuran perusahaan). Besar kecilnya Ukuran (size) suatu perusahaan akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menanggung risiko yang mungkin timbul akibat berbagai situasi yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan kegiatan operasinya. Size perusahaan dapat dilihat dari total aktiva perusahaan tersebut (Sunyoto, 2013:115). Perusahaan yang besar memiliki pertumbuhan yang relatif lebih besar dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil yang akan berpengaruh pada tingkat pengembalian (return) saham. Investor akan lebih berspekulasi untuk memilih perusahaan besar dengan harapan memperoleh keuntungan (return) yang besar pula. Hal ini diperkuat oleh hasil riset Sugiarto (2010) mampu membuktikan bahwa size suatu perusahaan berpengaruh positif terhadapreturnsaham.

Penelitian ini menggunakan komisaris independen sebagai salah satu implementasi untuk mewujudkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). Menurut Riandi dan Siregar (2011) Peran dan tuntutan para investor dan kreditor asing mengenai penerapan GCG merupakan salah satu faktor dalam


(28)

pengambilan keputusan untuk berinvestasi pada suatu perusahaan. Dengan adanya komisaris independen pada suatu perusahaan diharapkan dapat bersikap netral terhadap segala kebijakan yang dibuat direksi untuk mendorong terciptanya iklim dan lingkungan kerja yang lebih obyektif, kewajaran dan kesetaraan di antara berbagai kepentingan termasuk kepentingan pemegang saham minoritas dan stakeholder lainnya. Menurut Anggitasari dan Mutmainah (2012) semakin besar proporsi komisaris independen, maka kemampuan dewan komisaris untuk mengambil keputusan semakin objektif. Pengambilan keputusan yang objektif ini dapat mempengaruhi harga saham perusahaan sehingga akan berdampak pada returnsaham dan akan meningkatkan nilai suatu perusahaan.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu yan telah dipaparkan di atas maka peneliti tertarik untuk mengangkat isu yang sama yaitu mengenai return saham dengan mengangkat judul penelitian: “Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal, Rasio Saham, dan Size Terhadap Return Saham Dengan Komisaris Independen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Wholesale dan Retail Tradedi Bursa Efek Indonesia”.

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah profitabilitas (ROE), struktur modal (DER), rasio saham (EPS dan PBV) dan size berpengaruh terhadap return saham baik secara simultan maupun parsial?

2. Apakah komisaris independen dapat memoderasi hubungan profitabilitas (ROE), struktur modal (DER), rasio saham (EPS dan PBV) dan size dengan returnsaham?


(29)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Membuktikan dan menganalisis pengaruh profitabilitas (ROE), struktur modal (DER), rasio saham (EPS dan PBV) dan size berpengaruh terhadap returnsaham baik secara simultan maupun parsial.

2. Membuktikan dan menganalisis pengaruh komisaris independen terhadap hubungan profitabilitas (ROE), struktur modal (DER), rasio saham (EPS dan PBV) dansize.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Untuk menambah dan mengembangkan wawasan pengetahuan peneliti khususnya mengenai pengaruh profitabilitas, struktur modal, rasio saham dan sizeberpengaruh terhadapreturnsaham.

2. Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor maupun calon investor dalam memilih investasi yang tepat khususnya pada saham.

3. Sebagai bahan referensi peneliti selanjutnya, khususnya penelitian yang berkaitan dengan masalah yang sama sehingga hasilnya lebih baik dan dapat diterapkan secara operasional di lapangan.

1.5. Originalitas

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat replikasi dari penelitian Arista dan Astohar (2012) yang meneliti tentang “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Return Saham (Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public di BEI periode 2005-2009)”. Yang menggunakan variabel ROA, DER, EPS dan


(30)

PBV. Dari hasil penelitiannya membuktikan bahwa PBV berpengaruh positif signifikan terhadapreturnsaham.

Perbedaan penelitian yang sekarang yaitu alat ukur untuk profitabilitas menggunakan ROE dari penelitian sebelumnya menggunakan ROA dan menambah variabel Size sebagai variabel independen dengan alasan bahwa menurut Sugiarto (2010) dan Suharyoko (2009) yang menyatakan bahwa size berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Dimana para investor berspekulasi bahwa ukuran perusahaan (size) mempengaruhi tingkat pertumbuhan perusahaan dan resiko yang akan berdampak pada tingkat pengembaliannya (return) yang akan di peroleh investor.

Selain menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, penelitian ini juga menggunakan variabel moderating yaitu komisaris independen, yang diduga juga memiliki pengaruh terhadap return saham. Sebab komisaris independen merupakan salah satu cara dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG, dimana informasi mengenai penerapan GCG pada suatu perusahaan akan meningkatkan kepercayaan para investor pada emiten. Alasan utama menggunakan komisari independen sebagai variabel moderaring yaitu menurut pendapat Anggitasari dan Mutmainah (2012) semakin besar proporsi komisaris independen, maka kemampuan dewan komisaris untuk mengambil keputusan semakin objektif. Pengambilan keputusan yang objektif, dapat mempengaruhi harga saham perusahaan, harga saham tentu akan mempengaruhi return saham yang diterima investor.

Jenis perusahaan yang dipilih juga berbeda yaitu penelitian sebelumnya pada perusahaan manufaktur yanggo publicdi BEI periode 2005-2009 sedangkan


(31)

penelitian yang sekarang pada perusahaan wholesale dan retail trade yang terdaftar di BEI periode 2008-2012. Beberapa tahun terakhir menjadi fenomena Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai negara yang memiliki pertumbuhan bisnis ritel terbaik di Asia setelah India dan China, hal itu sesuai dengan hasil survei yang dilakukan perusahaan konsultan manajemen global AT kearney dalam laporan Global Ritail Development Index (GRDI) pada tahun 2011 (Purnomo, Serfiyani dan Hariyani, 2013:1). Peneliti memilih sektor ini dengan alasan isu yang berkembang saat ini bisnis ritel modern di Indonesia sudah semakin menjamur hampir diseluruh wilayah Indonesia, sehingga menyebabkan persaingan yang semakin ketat. Tingginya tingkat persaingan menyebabkan sejumlah pelaku bisnis ritel modern melakukan berbagai upaya dalam mengelola dan mengembangkan usahanya. Begitu juga dengan perusahaan wholesale merupakan sektor yang memiliki prospek investasi yang cukup beresiko sehingga perlu adanya analisis yang mendalam dalam menilai return sahamnya. Untuk lebih jelasnya perbedaan tersebut dapat dilihat pada ringkasantabel berikut ini:

Tabel 1.2

Originalitas Penelitian

Jenis Penelitian saat ini (2014) Penelitian sebelumnya (2012) Variabel

Dependen (Y)

ReturnSaham ReturnSaham

Variabel Independen

(X)

Profitabilitas (ROE) Struktur Modal (DER) Rasio Saham (EPS) Rasio Saham (PBV) Size

Return On Asset(ROA) Debt to Equity Ratio(DER) Earning Per Share(EPS) Price to Book Value(PBV) Variabel

Moderating (Z)

Komisaris Independen

-Lokasi PerusahaanwholesaledanRetail Trade yang terdaftar di BEI periode 2008-2012

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2005-2009

Populasi PerusahaanwholesaledanRetail Tradesebanyak 26 perusahaan dengantime series5 tahun sehingga jumlah 130 data.

Perusahaan Manufaktur yang sebanyak 114 perusahaan yang dijadikan sebagai data. Alat Uji

Statistik

Uji regresi berganda dan uji moderating residual dengan menggunakan SPSS


(32)

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal

Pada dasarnya pasar modal tidak jauh berbeda dengan pasar-pasar lainnya. Dimana pasar modal juga merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli sebagai pelaku utamanya. Pelaku utama dalam pasar modal penjual (emiten) adalah perusahaan baik swasta maupun BUMN yang ingin mencari modal di bursa efek dengan menerbitkan surat berharga. Pelaku kedua yang sejajar pentingnya dengan emiten adalah investor. Investor adalah individu atau organisasi yang membelanjakan uangnya di pasar modal yang menjadi pemasok dana bagi emiten (Widoatmodjo, 2009:37).

Menurut Joel G. Siegel dan Jae K.Shim (dalam Fahmi, 2012:52) pasar modal adalah pusat perdagangan utang jangka panjang dan saham perusahaan. Pasar modal juga dikatakan sebagai pasar abstract sebab komoditas yang diperdagangkan yaitu dana yang berhubungan dengan investasi yang lebih dari satu tahun (Lubis, 2008:7). Instrument yang diperdagangkan dalam pasar modal berupa surat-surat berharga atau dana-dana jangka panjang seperti: saham, obligasi,right issue, waran, reksadana dan lainya.

Pasar modal dapat menjadi sumber alternatif mencari dana dari kredit bank keuangan. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh pasar modal dibandingkan bank yaitu untuk mendapatkan dana suatu perusahaan tidak perlu menyediakan agunan dan pasar modal juga akan memberikan keuntungan berupa deviden yang mungkin bisa melebihi jumlah bunga yang dibayarkan bank atas


(33)

investasi yang sama meskipun diiring resiko yang tinggi karena apabila perusahaan mengalami kerugian maka deviden tidak dibagikan (Lubis, 2008:12). Perkembangan disektor keuangan digambarkan beberapa pakar sebagaiinnovation spiral yaitu suatu keadaan dimana pasar keuangan dan perantara keuangan selain bersaing juga akan saling melengkapi (Lubis, 2008:7). Menurut Sunyoto (2013:102) dengan adanya pasar modal maka perusahaan akan dengan mudah memperoleh dana sehingga kegiatan ekonomi diberbagai sektor dapat ditingkatkan, sehingga dapat dikatakan pasar modal akan mendorong kemajuan ekonomi pada suatu negara.

2.1.2 Signaling Theory

Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar (Jogiyanto, 2000:392).


(34)

Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Semua investor memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh investor maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan secara terbuka dan transparan (Harahap, 2006:37).

2.1.3 ReturnSaham

Tujuan dari kegiatan investasi adalah memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Keuntungan atau return tersebut merupakan kompensasi atas waktu dan resiko yang berhubungan dengan investasi yang telah dilakukan. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan merupakan imbalan atas keberanian menanggung risiko dari investasi yang dilakukannya (Tandelilin, 2001:47).

Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:25) return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi dan return ekpektasi (expected return) yang belum terjadi yang diharapkan dimasa yang akan datang. Return realisasi (realized


(35)

return) dihitung berdasarkan data historis yang digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan, juga sebagai dasar menentukan keuntungan yang diharapkan dan risiko di masa mendatang.

Beberapa pengukuran return realisasi yang sering digunakan yaitu return total (total return), relatif return (return relative), kumulatif return (return cummulative), danreturndisesuaikan (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:26).

Returntotal merupakan returnkeseluruhan dari suatu investasi dalam satu periode tertentu. Return total ini terdiri dari capital gain dan yield. Capital gain adalah selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode lalu (Jogiyanto, 2003:110). Keuntungan dari selisih harga yang diterima investor, yang terjadi bila selisih harga jual lebih tinggi dibanding harga beli dari suatu instrumen investasi yang disebut dengan disebut capital gain dan jika sebaliknya harga beli lebih tinggi dari harga jual disebut dengan capital loss (kerugian selisih harga).

Yieldmerupakan komponen dari return yang tercermin dari aliran kas atau pendapatan yang diterima secara periodik dari investasi (Tandelilin, 2001:48). Yield pada saham di kenal dengan istilah deviden yield yang pembayarannya dalam bentuk dividen secara periodik. Dalam PSAK No.23 mendefenisikan

“Dividen sebagai distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan

proporsi mereka dari jenis modalnya.

Pembayaran dividen yang diperoleh investor secara periodik salah satunya seperti pembayaran deviden tunai. Emiten akan membagikan deviden tunai dua kali setahun, dimana yang pertama disebut deviden interim yang dibayarkan selama tahun berjalan, sedangkan yang kedua disebut deviden final yang


(36)

dibagikan setelah tutup tahun buku. Namun tidak semua emiten membagikan deviden tergantung pada kondisi perusahaan tersebut. Pembagian deviden tunai ini diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atas usulan Direksi Perseroan (Samsul, 2006:292).

Berdasarkan pengertian return, bahwa return saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya ditambah dividen. Mengingat tidak semua perusahaan dapat membagikan deviden kepada para pemegang saham (investor), maka penelitian ini akan menghitung return saham dengan rumus sebagai berikut (Jogiyanto, 2003:111) :

=

Pt = Harga investasi (saham) periode sekarang

Pt-1 = Harga investasi (saham) periode lalu (sebelumnya)

2.1.4 Profitabilitas

Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam menjaga stabilitas finansialnya agar selalu berada dalam kondisi yang stabil dan profit (Fahmi, 2006:56). Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:64) rasio profitabilitas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang berkaitan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan usahanya. Kemampuan perusahaan tersebut ditunjukkan dengan keefektifan manajemen dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan


(37)

keuntungan (Sunyoto, 2013:113). Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang semakin tinggi maka dapat dikatakan perusahaan mampu mencapai tujuannya yaitu memaksimalkan keuntungan.

Rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis yaitu rasio yang dikaitkan dengan penjualan dan yang dikaitkan dengan investasi (Horne dan Wachowicz, 2005:222). Rasio profitabilitas yang dikaitkan dengan investasi merupakan rasio yang sering digunakan dengan alat ukur Return On Equity (ROE). ROE sangat penting dalam menganalisis keuangan suatu perusahaan yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.

Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:65) ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. ROE menjadi salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa datang dan penting untuk diperhatikan investor, melihat sejauh mana investasi yang akan dilakukannya di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan. ROE yang semakin besar dapat diartikan bahwa perusahaan tersebut dapat menghasilkan laba bersih dengan persentase yang tinggi dari pendapatan operasionalnya, sehingga akan dapat menarik minat investor untuk menanamkan modal di perusahaan tersebut (Sari dan Venusita, 2013).

ROE merupakan hasil pengembalian ekuitas atau rentabilitas modal sendiri, rasio ini digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri (Kasmir, 2012:204). Menghitung rasio ROE dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:


(38)

2.1.5. Struktur Modal

Struktur modal mengacu pada pendanaan perusahaan yang menggunakan utang jangka panjang, saham preferen ataupun modal pemegang saham. Pada dasarnya struktur modal merupakan kombinasi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan yang lebih menggambarkan target komposisi utang dan modal (ekuitas) jangka panjang dari suatu perusahaan (Berstein dan Wild 1998 dalam Sugiarto, 2009:2). Stabilitas keuangan perusahaan dan risiko kegagalan melunasi utang tergantung pada sumber dari pendanaan serta jenis dan jumlah berbagai aset yang dimiliki perusahaan (Subramanyam dan Wild, 2010:263).

Hutang perusahaan yang tinggi akan berdampak pada pemberikan dividen yang rendah (Rozeff 1982 dalam Suharli dan Oktarina, 2005). Karena laba yang diperoleh perusahaan digunakan untuk melunasi kewajiban. Hutang dapat dimanfaatkan sebagai pengurang pajak, tetapi deviden yang dibayar kepada pemegang saham tidak mengurangi pajak (Subramanyam dan Wild, 2010:284). Menurut Modigliani dan Miller dalam teori pertukaran struktur modal menyatakan bahwa utang adalah suatu hal yang bermanfaat karena bunga dapat menjadi pengurang pajak, tetapi utang juga membawa serta biaya-biaya yang dikaitkan dengan adanya kemungkinan atau kenyataan kebangkrutan. Rasio ini sering dikaitkan dengan likuiditas yang berarti kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya.

Struktur modal adalah salah satu elemen kunci dari analisis solvabilitas yang mengacu pada sumber pendanaan perusahaan (Subramanyam dan Wild, 2010:262). Struktur modal dapat dilihat dari beberapa prespektif, salah satunya


(39)

adalah dengan menganalisis prespektif perbedaan antara utang dan ekuitas yang disebut dengan Debt to Equity Ratio (DER). Menurut Kasmir (2012:157) DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dan ekuitas dengan membandingkan antara seluruh utang dengan seluruh ekuitas.

Sugiarto (2010) menyatakan bahwa DER yang tinggi menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibanding total modal sendiri yang akan berdampak pada semakin besar pula beban yang ditanggung perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur), itu menunjukkan bahwa perusahaan sangat bergantung pada pihak eksternal sehingga semakin tinggi resiko suatu perusahaan. Hal ini akan berdampak pada minat investor dalam melakukan investasi pada perusahaan tersebut, dan penurunan minat investor akan berpengaruh pada penurunan harga saham yang pada akhirnya mempengaruhi return saham yang diterima investor semakin rendah. Para investor tidak tertarik melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki DER yang tinggi, disebabkan karena semakin tinggi rasio ini maka akan mengakibatkan resiko keuangan suatu perusahaan juga akan semakin tinggi (Hermawan, 2012).

DER setiap perusahaan berbeda-beda tergantung pada karakteristik bisnis dan keberagaman arus kasnya (Kasmir, 2012:158). Rasio ini dapat diformulasikan dengan rumus sebagai berikut:

=

2.1.6 Rasio Saham (Common Stock Ratio)

Rasio saham disebut juga dengan istilah rasio pasar, yang merupakan salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan investor sebagai bahan pertimbangan


(40)

dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi, karena berkaitan dengan tingkat pengembalian investasi yang akan diperoleh para pemegang saham. Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:66) rasio saham (common stock ratio) akan menunjukkan bagian dari laba perusahaan, deviden, dan modal yang akan dibagikan pada tiap lembar saham. Ada beberapa jenis rasio saham diantaranya Earning Per Share(EPS) danPrice Book Value(PBV).

2.1.6.1Earning Per Share(EPS)

Sebelum melakukan investasi para investor melakukan analisis perusahaan, dengan menggunakan informasi laporan yang paling mudah didapatkan dibanding informasi lainnya adalah informasi laporan keuangan. Dengan informasi laporan keuangan investor dapat memperkirakan berapa besar pertumbuhan earning yang telah dicapai perusahaan terhadap jumlah saham perusahaan. EPS adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan perusahaan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham (Fahmi, 2012:97). Menurut Kasmir (2012:207) rasio laba per lembar saham adalah rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemegang saham.

EPS yang lebih tinggi akan menggambarkan prospek perusahaan lebih baik, dengan kata lain bahwa semakin tinggi nilai EPS suatu perusahaan maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut. Oleh karena itu para investor akan lebih tertarik untuk berinvestasi di perusahaan yang mempunyai EPS lebih tinggi. Apabila EPS suatu perusahaan dinilai tinggi oleh investor, maka hal ini akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut cenderung bergerak naik atau


(41)

meningkat. Dengan meningkatnya harga saham, maka return saham yang diperoleh investor juga akan semakin meningkat (Sulistyandito dan Hakim, 2013). Perbandingan antara jumlah earning (laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham) dengan jumlah lembar saham perusahaan, maka akan diperoleh EPS (Tandelilin, 2001:233). Perhitungan EPS dilakukan dengan membandingkan laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan perusahaan. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

=

2.1.6.2Price Book Value(PBV)

RasioPrice Book Value(PBV) salah satu rasio yang menunjukkan apakah harga saham atau harga pasarnya diperdagangkan di atas (Overvalued) atau di bawah (undervalued) nilai buku saham tersebut (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:68). PBV merupakan rasio pasar yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai buku (Sugiarto, 2010).

PBV dapat menggambarkan seberapa jauh perusahaan mampu

menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan (Sugiarto, 2010). Pada umumnya perusahaan yang berjalan dengan baik mempunyai PBV diatas 1, yang menunjukkan nilai pasar lebih tinggi dari nilai bukunya. Nilai pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran terhadap saham tersebut di pasar bursa. Sedangkan Harga buku saham (Book Value) merupakan nilai saham berdasarkan pembukuan yang dicatat saat saham itu dijual oleh


(42)

perusahaan. Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham atas per lembar sahamnya.

Tinggi atau rendahnya nilai dari PBV akan berdampak pada kepercayaan pasar. Semakin tinggi PBV maka akan semakin tinggi pula nilai perusahaan dimata investor. Jika suatu perusahaan telah dinilai tinggi oleh investor maka akan mempengaruhi harga saham di pasar juga semakin meningkat, yang akhirnya returnsaham juga akan meningkat (Arista dan Astohar, 2012). Hal itu disebabkan karena PBV yang tinggi menjadi daya tarik bagi investor untuk membeli saham tersebut, dan permintaan saham menjadi tinggi. Permintaan saham yang tinggi akan mendorong harga saham akan menjadi naik. Harga saham sangat mempengaruhi tingkat return yang akan diperoleh para investor. Rasio ini dihitung dengan membandingan harga pasar (closing price) dengan nilai buku perlembar saham, maka digunakan rumus sebagai berikut:

=

2.1.7 Size(Ukuran Perusahaan)

Size (ukuran perusahaan) pada dasarnya dapat dikategorikan ke dalam 3 (tiga) kelompok besar yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (mediumsize) dan perusahaan kecil (small firm) (Machfoedz, 1994). Pengklasifikasian ukuran perusahaan bermanfaat untuk memprediksi kondisi suatu perusahaan yang di pengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aktiva perusahaan tersebut (Sunyoto, 2013:115).


(43)

Ukuran perusahaan (size) merupakan gambaran besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva (Solechan, 2007). Menurut Siregar dan Utama (2005) Semakin besarsize, biasanya informasi yang tersedia untuk investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi dalam saham perusahaan tersebut semakin banyak tersedia. Dengan informasi tersebut akan mempermudah para investor untuk membuat keputusan. Selain itu ukuran besar kecilnya perusahaan akan mempengaruhi kemampuan dalam menanggung risiko yang mungkin timbul berkaitan dengan kegiatan operasinya.

Menurut Sugiarto (2009:121) yang menyatakan size dapat berperfungsi sebagai indikator risiko perusahaan, karena semakin kecil ukuran perusahaan maka semakin tinggi risiko pasar produknya. Menurut pendapat Titman dan Wessels (1988 dalam Sugiarto, 2009:121) bahwa perusahaan yang lebih besar lebih mudah mengakses pasar modal. Oleh sebab itu semakin besar skala suatu perusahaan maka akan semakin kecil resiko dari investasi yang berpengaruh pada tingkat pengembalian (return) yang akan di terima pemegang saham. Serta perusahaan yang besar memiliki pertumbuhan yang relatif lebih besar dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil sehingga tingkat pengembalian (return) saham perusahaan besar lebih besar dibandingkan return saham pada perusahaan berskala kecil (Solechan, 2007). Investor akan lebih berspekulasi untuk memilih perusahaan besar dengan harapan memperoleh return yang besar pula. Sizepada penelitian ini diproyeksikan denganlogaritma natural dari aktiva. Semakin besar total aktiva yang dimiliki perusahaan maka dapat dikatakan


(44)

semakin besar pula ukuran perusahaan sehingga ukuran perusahaan dapat diproyeksikan sebagai berikut :

=

2.1.8 Komisaris Independen

Pada dasarnya Good corporate governance (GCG) memiliki tujuan untuk kemajuan kinerja suatu perusahaan (Surya dan Yustiavandana, 2006:67). Prinsip-prinsip GGC yang diajukan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yaitu: Fairness (kewajaran), Disclosure/ Transparancy (keterbukaan/ Tansparansi), Accountability (Akuntabilitas), Responsibility (Responsibilitas). GCG berkaitan dengan memberikan keyakinan pada investor bahwa manajer suatu perusahaan akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan melakukan kecurangan atau menginvestasikan ke dalam proyek - proyek yang tidak menguntungkan bagi investor.

GCG merupakan suatu mekanisme yang pengelolaannya didasarkan pada teori keagenan. Penerapan konsep GCG diharapkan memberikan kepercayaan terhadap agen (manajemen) dalam mengelola kekayaan pemilik (investor), dan pemilik menjadi lebih yakin bahwa agen tidak akan melakukan suatu kecurangan untuk kesejahteraan agen. Dalam rangka penyelenggaraanGCGtersebut Bapepam selaku otoritas pasar modal Indonesia, mengeluarkan surat edaran BAPEPAM No. SE-03/PM/2000 tanggal 5 Mei 2000. Dalam surat edaran tersebut ketentuan yang mengharuskan perusahaan publik untuk memiliki komisaris independen maupun komite audit (Surya dan Yustiavandana, 2006:124).


(45)

Dewan komisaris merupakan puncak dari sistem pengelolaan internal perusahaan yang memiliki peran terhadap aktivitas pengawasan (Siallangan dan Machfoedz, 2006). Menurut Sriwedari (2009) dewan komisaris secara umum bertugaskan dan bertangungjawab atas pengawasan kualitas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Keanggotaan dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaaan disebut dengan komisaris independen yang memiliki fungsi pengawasan yang sangat berperan guna mewujudkan GCG. Menurut Nabila dan Daljono (2013) Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang Good Corporate Governance (GCG). Komisaris independen adalah komisaris yang bukan merupakan anggota manajemen pemegang saham mayoritas, pejabat, atau yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan pemegang saham mayoritas dari suatu perusahaan yang mengawasi pengelolaan perusahaan.

Keberadaan komisaris independen diharapkan dapat bersikap netral terhadap segala kebijakan yang dibuat direksi, serta mampu menciptakann keseimbangan antara berbagai kepentingan pemegang saham utama (mayoritas), direksi, komisaris, manajemen, karyawan, maupun pemegang saham public (Surya dan Yustiavandana, 2006:139). Menurut Cornett at el (2008 dalam Murhadi dan Wijaya, 2011)board of director yang berasal dari pihak independen lebih efektif dalam melakukan pengawasan, dimana kinerja operasi dan stock returnsemakin baik dengan meningkatnya komisaris independen.

Ketentuan yang dikeluarkan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-305/BEJ/07-2004,bahwa jumlah minimal komisaris independen adalah 30% dari seluruh anggota dewan komisaris. Komisaris independen dihitung dengan


(46)

menggunakan skala rasio yaitu melalui persentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar badan usaha dan seluruh anggota dewan komisaris badan usaha.

=

2.2 Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini merupakan modifikasi dari beberapa hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah return saham. Berikut ini dikemukakan penelitian-penelitian terdahulu tentang beberapa faktor yang berpengaruh terhadap return saham. Arista dan Astohar (2012) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi return saham. Hasil risetnya menunjukkan bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan ROA dan EPS berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham.

Hou and Dijk (2008) meneliti tentang Resurrecting the Size Effect: Firm Size, Profitability Shocks, and Expected Stock Returns dengan menggunakan variabel Size dan retun saham. Hasil risetnya menunjukkan bahwa perusahaan kecil berpengaruh negatif terhadap return saham sedangkan perusahaan besar berpengaruh positif terhadapreturnsaham.

Kose (2011) meneliti tentang Dissecting the leverage effect on stock returns dengan menggunakan variabel Leverage, debt maturity, stock returns, financial risk, investment, industry risk. Hasil risetnya menunjukkan bahwa leverage dan firmssizeberpengaruh negatif dan signifikan terhadapreturnsaham.


(47)

Sugiarto (2010) melakukan penelitian mengenai analisis pengaruh BETA, size perusahaan, DER dan PBV terhadap return saham. Hasil risetnya membuktikan Size dan PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan BETA berpengaruh positif tetapi tidak signifikan dan DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadapreturnsaham.

Penelitian yang dilakukan Sari dan Venusita (2013) tentang kinerja keuangan dengan menggunakan EVA, EPS, ROE, dan NPM terhadap return saham. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. EVA dan NPM berpengaruh positif namun tidak signifikan sedangkan EPS berpengaruh negatif dan tidak signifikan.

Suharli dan Oktarina (2005) meneliti tentang memprediksi tingkat pengembalian investasi pada Equity Sequrities melalui rasio profitabilitas, likuiditas dan hutang. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa ROI dan DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return saham dengan pengukuran devidennsaham.

Sugiyanto (2010) menguji Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance dapat meningkatkan return saham dan kinerja keuangan. CSR perusahaan besar berpengaruh positif dan signifikan terhadap abnormal return dan kinerja keuangan dan pada perusahaan kecil berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap abnormal return. GCG yang hanya diukur dengan kepemilikan institusional dan komisaris independen tidak dapat meningkatkan return saham dan kinerja keuangan. Ringkasan hasil penelitian sebelumnya ditunjukkan pada Tabel 2.1 berikut ini:


(48)

Tabel 2.1

ReviewPenelitian Terdahulu

No Peneliti dan

Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian 1. Arista dan

Astohar (2012)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham

DER, EPS, ROA, PBV

Hasil risetnya menunjukkan bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan ROA dan EPS berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. 2. Hou and

Dijk (2008)

Resurrecting the Size Effect:

Firm Size, Profitability Shocks, and Expected Stock Returns

Sizedan retun saham

Hasil risetnya menunjukkan bahwa perusahaan kecil berpengaruh negatif terhadap return saham sedangkan perusahaan besar berpengaruh positif terhadap return saham

3. Kose

(2011)

Dissecting the leverage effect on stock returns

Leverage, debt maturity, stock returns, financial risk, investment, industry risk

Hasil risetnya menunjukkan bahwa leverage dan firms size berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham.

4. Sugiarto (2010)

Analisis Pengaruh BETA, SizePerusahaan, DER, dan PBVRatioterhadapReturn Saham

BETA, Size perusahaan, DER, PBV Ratio, Return Saham

Hasil risetnya membuktikan Size dan PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan BETA berpengaruh positif tetapi tidak signifikan dan DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadapreturnsaham. 5. Sugiyanto

(2010)

PeningkatanReturnSaham dan Kinerja Keangan melalui Corporate Social Responbility dan Good Corporate Governance

Kinerja Keuangan, CSR, GCG, size dan ReturnSaham

CSR perusahaan besar berpengaruh positif dan signifikan terhadap abnormal return dan kinerja keuangan dan pada perusahaan kecil berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap abnormal return. GCG yang hanya diukur dengan kepemilikan institusional dan komisaris independen tidak dapat meningkatkan returnsaham dan kinerja keuangan 6. Sari &

Venusita (2013)

Pengaruh Kinerja Keuangan TerhadapReturn Saham Perusahaan PropertydanReal Estate

EVA, EPS, ROE, NPM, dan return saham

Hasil penelitiannya membuktikan bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. EVA dan NPM berpengaruh positif namun tidak signifikan sedangkan EPS berpengaruh negatif dan tidak signifikan.

7. Suharli dan Oktarina

(2005)

Memprediksi Tingkat Pengembalian Pada Equity Securities Melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Hutang Pada Perusahaan Publik Di Jakarta .

Profitabilitas, Likuiditas, Hutang dan Returnsaham

Hasil penelitiannya membuktikan bahwa ROI dan DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return saham dengan pengukuran devidenn saham.


(49)

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan dalam skema sebagai berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu return saham akan di uji dengan variabel independen profitabilitas (ROE), struktur modal (DER), rasio saham (EPS dan PBV) dansizedan di moderasikan dengan komisaris independen (KI).

ROE (X1)

ReturnSaham (Y)

Komisaris Independen (Z)

Size

DER (X2)

EPS (X3) EPS (X3)

Size(X5)

Struktur Modal

Rasio Saham

Variabel Dependen Variabel

Moderating Variabel

Independen


(50)

a. Return On Equity(ROE) terhadapReturnSaham

Profitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Equity(ROE). ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham suatu perusahaan (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:65). Perusahaan yang memperoleh profitabilitas tinggi menunjukan perusahaan mampu menjaga stabilitas finansialnya untuk selalu berada dalam kondisi yang stabil dan profit. Rasio ini sangat penting untuk diperhatikan para pemegang saham, sebab akan berdampak pada harga saham serta dividen yang akan diterima (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:64).

Nilai ROE yang semakin tinggi akan menunjukkan bahwa suatu perusahaan semakin efisien dalam menggunakan modal sendiri untuk dapat menghasilkan laba. Jika laba yang dihasilkan oleh perusahaan meningkat maka harga sahamnya akan naik. Harga saham sangat akan mempengaruhi return, dengan kata lain naiknya harga saham juga akan meningkatkan return saham yang di terima investor.

b. Debt To Equity Ratio (DER)terhadapReturnSaham

Struktur modal diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio(DER). DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dan ekuitas dengan membandingkan antara seluruh utang dengan seluruh ekuitas. Rasio ini sering dikaitkan dengan likuiditas yang berarti kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya. Menurut Sugiarto (2011) DER yang tinggi menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibanding total modal sendiri yang akan berdampak pada semakin besar pula beban yang ditanggung


(51)

perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur), itu menunjukkan bahwa perusahaan sangat bergantung pada pihak eksternal sehingga semakin tinggi resiko suatu perusahaan. Hal ini akan berdampak pada minat investor dalam melakukan investasi pada perusahaan tersebut, dan penurunan minat investor akan berpengaruh pada penurunan harga saham yang pada akhirnya mempengaruhi returnsaham yang diterima investor semakin rendah.

c. Earning Per Share(EPS) terhadapReturnSaham

Rasio saham yang diukur dengan menggunakan Earning Per Share(EPS), dapat menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan pada para pemegang saham. EPS yang lebih tinggi akan menggambarkan prospek perusahaan lebih baik dan sebaliknya EPS yang rendah itu kurang baik, yang nantinya akan berpengaruh terhadap harga saham. Semakin tinggi nilai EPS di mata investor maka akan semakin tinggi harga saham. Harga saham yang tinggi akan berpengaruh pada return yang diterima para investor juga semakin besar. Oleh karena itu para investor akan lebih tertarik untuk berinvestasi di perusahaan yang mempunyai EPS tinggi. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2012) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat EPS pada suatu perusahaan akan berdampak pada semakin tingginya return saham yang akan diperoleh investor.

d. Price Book Value(PBV) terhadap ReturnSaham

Rasio saham yang diukur dengan menggunakan Price Book Value (PBV) dapat menggambarkan tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk menciptaan


(1)

Daftar Sampel ROE Perusahaan

Wholesale

dan

Ritel Trade

di BEI Periode 2008-2012

NO KODE

EMITEN NAMA EMITEN

Return On Equity(ROE)

2008 2009 2010 2011 2012

RETAIL TRADE

1 ACES Aces Hadware Indonesia Tbk 19,28 17,80 17,26 22,69 26,50 2 CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk 12,86 2,58 7,02 12,69 10,13 3 HERO Hero Supermarket Tbk 12,81 18,54 19,32 19,24 14,21 4 LPPF Matahari Departement Store Tbk -8,50 -7,67 58,14 -17,23 -39,91 5 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk -6,19 12,73 13,69 19,96 20,10 6 MPPA Matahari Putra Prima Tbk 0,34 8,65 81,22 2,12 6,23 7 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk 18,46 13,54 13,23 13,29 13,59 8 RIMO Rimo Catur Lestari Tbk 9,40 211,27 45,04 33,89 23,85 9 SONA Sona Topas Industry Tbk 13,79 14,23 25,62 16,67 17,27 10 TKGA Permata Prima Sakti Tbk 21,86 6,21 254,49 68,40 42,99 WHOLESALE

11 AIMS Akbar Indo Makmur Stimec Tbk 6,64 3,15 2,16 2,60 2,33 12 AKRA AKR Corporindo Tbk 13,06 15,78 13,03 65,23 17,96 13 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk. -5,18 -4,04 -25,17 -5,24 -2,41 14 EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk 19,96 20,52 14,32 14,46 15,61 15 INTA Intraco Penta Tbk 6,98 10,48 20,16 22,40 2,48 16 INTD Inter Delta Tbk. 7,46 2,00 21,90 40,78 20,15 17 KONI Perdana Bangun Pusaka Tbk -16,91 24,82 5,87 11,59 7,77 18 LTLS Lautan Luas Tbk 18,24 11,26 10,63 11,03 13,04 19 MDRN Modern Internasional Tbk. 0,65 3,65 11,39 13,38 5,65 20 OKAS Ancora Indonesia Resources Tbk 12,48 13,35 11,44 -3,04 -10,63

21

SDPC Millennium Pharmacon

International Tbk 11,94 10,66 1,66 4,22 9,41 22 TGKA Tigaraksa Satria Tbk 29,23 12,66 22,36 20,72 20,33

23 TMPI AGIS Tbk. 0,21 -0,30 0,52 0,69 0,40

24 TURI Tunas Ridean Tbk. 23,92 31,03 22,17 21,96 22,04 25 UNTR United Tractors Tbk. 23,90 27,58 24,00 21,32 18,14 26 WICO

Wicaksana Overseas


(2)

Daftar Sampel DER Perusahaan

Wholesale

dan

Ritel Trade

di BEI Periode 2008-2012

NO KODE

EMITEN NAMA EMITEN

Debt to Equity Ratio(DER)

2008 2009 2010 2011 2012 RETAIL TRADE

1 ACES Aces Hadware Indonesia Tbk 0,17 0,12 0,14 0,18 0,18 2 CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk 1,72 2,07 2,51 2,38 2,88 3 HERO Hero Supermarket Tbk 1,82 2,05 1,72 1,62 2,18 4 LPPF Matahari Departement Store Tbk 0,36 5,38 4,04 -1,90 -2,52 5 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk 2,34 1,62 1,50 1,46 1,76 6 MPPA Matahari Putra Prima Tbk 2,12 2,02 0,59 0,81 1,14 7 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk 0,29 0,30 0,30 0,32 0,34 8 RIMO Rimo Catur Lestari Tbk 3,73 -2,25 -1,72 -1,28 -1,14 9 SONA Sona Topas Industry Tbk 2,68 1,69 1,47 0,56 0,76 10 TKGA Permata Prima Sakti Tbk 23,94 23,64 -40,16 -14,20 7,92 WHOLESALE

11 AIMS Akbar Indo Makmur Stimec Tbk 3,04 7,78 5,88 6,49 1,05

12 AKRA AKR Corporindo Tbk 1,81 2,20 2,01 1,32 1,80

13 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk. 0,04 0,60 0,89 0,80 0,85 14 EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk 0,88 0,86 0,81 0,79 0,92

15 INTA Intraco Penta Tbk 2,46 1,91 2,91 5,96 7,53

16 INTD Inter Delta Tbk. -2,04 -1,95 3,67 2,72 1,79

17 KONI Perdana Bangun Pusaka Tbk 2,22 3,22 2,61 1,84 1,88

18 LTLS Lautan Luas Tbk 3,18 2,78 3,14 3,24 2,58

19 MDRN Modern Internasional Tbk. 1,49 1,35 1,15 1,51 0,76 20 OKAS Ancora Indonesia Resources Tbk 2,50 4,25 5,28 2,63 3,73

21

SDPC Millennium Pharmacon International Tbk

2,87 2,00 2,05 2,41 2,69 22 TGKA Tigaraksa Satria Tbk 3,00 2,73 2,78 2,86 3,07

23 TMPI AGIS Tbk. 0,41 0,29 0,48 0,32 0,26

24 TURI Tunas Ridean Tbk. 2,50 0,77 0,73 0,73 0,87

25 UNTR United Tractors Tbk. 1,05 0,76 0,84 0,69 0,56 26 WICO

Wicaksana Overseas


(3)

Daftar Sampel EPS Perusahaan

Wholesale

dan

Ritel Trade

di BEI Periode 2008-2012

NO KODE

EMITEN NAMA EMITEN

Earning Per Share(EPS)

2008 2009 2010 2011 2012

RETAIL TRADE

1 ACES Aces Hadware Indonesia Tbk 76,18 90,05 103,70 162,98 25,01 2 CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk 19,42 3,89 11,41 26,06 22,69 3 HERO Hero Supermarket Tbk 293,56 521,55 673,64 830,51 71,50 4 LPPF Matahari Departement Store Tbk -2,79 -6,28 214,04 159,58 264,19 5 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk -42,04 98,79 121,13 215,78 263,04 6 MPPA Matahari Putra Prima Tbk 2,23 63,55 1040,18 21,57 42,76 7 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk 60,84 47,39 49,99 53,21 58,25 8 RIMO Rimo Catur Lestari Tbk 4,14 -83,75 -32,49 -37,52 -34,67 9 SONA Sona Topas Industry Tbk 66,95 80,54 194,94 219,28 274,66 10 TKGA Permata Prima Sakti Tbk 16,27 4,93 -130,75 -111,73 -123,18 WHOLESALE

11 AIMS Akbar Indo Makmur Stimec Tbk 12,16 5,95 4,18 5,16 4,73 12 AKRA AKR Corporindo Tbk 67,20 87,54 81,97 133,75 196,26 13 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk. -23,28 -17,02 -49,10 -16,75 -7,53 14 EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk 117,06 144,33 112,90 129,96 148,70 15 INTA Intraco Penta Tbk 53,11 86,74 192,32 55,65 5,75 16 INTD Inter Delta Tbk. -89,61 -24,48 16,87 53,03 32,83 17 KONI Perdana Bangun Pusaka Tbk -36,95 72,14 18,14 40,48 29,44 18 LTLS Lautan Luas Tbk 186,98 110,16 111,52 134,90 189,58 19 MDRN Modern Internasional Tbk. 3,22 18,79 65,61 88,64 13,40 20 OKAS Ancora Indonesia Resources Tbk 16,45 15,01 10,20 -7,36 -27,23

21

SDPC Millennium Pharmacon

International Tbk 13,08 13,07 2,07 5,50 13,53 22 TGKA Tigaraksa Satria Tbk 120,55 53,99 111,60 118,12 128,11

23 TMPI AGIS Tbk. 0,41 -0,57 0,89 1,21 0,75

24 TURI Tunas Ridean Tbk. 175,68 222,50 48,21 57,76 69,86 25 UNTR United Tractors Tbk. 799,77 1147,48 1164,13 1571,92 1571,04 26 WICO

Wicaksana Overseas


(4)

Daftar Sampel PBV Perusahaan

Wholesale

dan

Ritel Trade

di BEI Periode 2008-2012

NO KODE

EMITEN NAMA EMITEN

Price Book Value(PBV)

2008 2009 2010 2011 2012 RETAIL TRADE

1 ACES Aces Hadware Indonesia Tbk 1,90 2,98 4,91 5,71 8,69 2 CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk 1,12 0,66 0,66 1,12 1,03 3 HERO Hero Supermarket Tbk 1,75 1,42 1,23 2,55 8,59 4 LPPF Matahari Departement Store Tbk 1,52 8,55 6,93 -2,59 -4,08 5 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk 0,53 0,80 3,02 4,76 5,08 6 MPPA Matahari Putra Prima Tbk 0,96 1,20 1,16 0,90 1,67 7 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk 1,52 1,77 2,25 1,80 2,85 8 RIMO Rimo Catur Lestari Tbk 4,31 -1,26 -0,69 -0,45 -0,80 9 SONA Sona Topas Industry Tbk 3,40 2,83 2,10 1,67 1,45 10 TKGA Permata Prima Sakti Tbk 3,43 3,15 -4,87 -1,53 0,87 WHOLESALE

11 AIMS Akbar Indo Makmur Stimec Tbk 0,75 0,61 0,70 1,29 1,18 12 AKRA AKR Corporindo Tbk 1,40 2,11 2,75 3,23 3,80 13 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk. 0,67 0,47 0,79 0,66 0,61 14 EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk 0,55 1,14 1,46 0,83 1,84 15 INTA Intraco Penta Tbk 0,31 0,83 2,57 2,37 1,94 16 INTD Inter Delta Tbk. -0,45 -0,46 5,45 3,23 2,58 17 KONI Perdana Bangun Pusaka Tbk 0,42 0,25 0,32 0,52 0,66 18 LTLS Lautan Luas Tbk 0,52 0,77 0,76 0,65 0,51 19 MDRN Modern Internasional Tbk. 0,54 0,47 4,04 4,83 3,20 20 OKAS Ancora Indonesia Resources Tbk 1,59 4,80 4,15 1,03 0,78

21

SDPC Millennium Pharmacon

International Tbk 0,82 0,91 0,59 0,51 0,64 22 TGKA Tigaraksa Satria Tbk 0,64 0,80 1,36 1,93 2,78

23 TMPI AGIS Tbk. 0,76 0,43 0,87 0,82 2,56

24 TURI Tunas Ridean Tbk. 1,02 2,43 2,67 2,28 2,93 25 UNTR United Tractors Tbk. 1,32 3,72 4,91 3,57 2,27 26 WICO

Wicaksana Overseas


(5)

Daftar Sampel

Size

Perusahaan

Wholesale

dan

Ritel Trade

di BEI Periode 2008-2012

NO KODE

EMITEN NAMA EMITEN

SIZE

2008 2009 2010 2011 2012 RETAIL TRADE

1 ACES Aces Hadware Indonesia Tbk 13,58 13,79 13,99 14,19 14,47 2 CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk 14,02 14,14 14,35 14,51 14,74 3 HERO Hero Supermarket Tbk 14,57 14,86 14,96 15,13 15,48 4 LPPF Matahari Departement Store Tbk 10,99 14,24 14,62 14,70 14,89 5 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk 15,14 15,03 15,12 15,30 15,61 6 MPPA Matahari Putra Prima Tbk 16,09 16,17 16,25 16,15 15,92 7 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk 14,92 14,98 15,06 15,14 15,22 8 RIMO Rimo Catur Lestari Tbk 11,17 9,72 9,76 9,26 8,83 9 SONA Sona Topas Industry Tbk 13,29 13,13 13,34 13,43 13,74 10 TKGA Permata Prima Sakti Tbk 11,48 11,53 11,56 11,63 11,54 WHOLESALE

11 AIMS Akbar Indo Makmur Stimec Tbk 11,31 12,11 11,89 12,00 10,73 12 AKRA AKR Corporindo Tbk 15,40 15,62 15,85 15,93 16,28 13 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk. 13,21 13,57 13,51 13,41 13,42 14 EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk 14,74 14,91 15,00 15,29 15,32 15 INTA Intraco Penta Tbk 13,94 13,85 14,31 15,13 15,27 16 INTD Inter Delta Tbk. 10,54 10,47 10,66 10,96 10,89 17 KONI Perdana Bangun Pusaka Tbk 10,89 11,44 11,35 11,23 11,32 18 LTLS Lautan Luas Tbk 15,05 14,94 15,09 15,21 15,22 19 MDRN Modern Internasional Tbk. 13,58 13,56 13,58 13,88 14,37 20 OKAS Ancora Indonesia Resources Tbk 13,37 13,82 14,07 14,26 14,58

21

SDPC Millennium Pharmacon

International Tbk 12,64 12,50 12,53 12,69 12,86 22 TGKA Tigaraksa Satria Tbk 14,24 14,20 14,37 14,52 14,67

23 TMPI AGIS Tbk. 14,25 14,14 14,16 14,05 14,07

24 TURI Tunas Ridean Tbk. 15,09 14,39 14,56 14,75 15,01 25 UNTR United Tractors Tbk. 16,94 17,01 17,21 17,67 17,73 26 WICO

Wicaksana Overseas


(6)

Daftar Sampel Komisaris Independen Perusahaan

Wholesale

dan

Ritel Trade

di BEI Periode 2008-2012

NO KODE

EMITEN NAMA EMITEN

Komisaris Independen (KI)

2008 2009 2010 2011 2012 RETAIL TRADE

1 ACES Aces Hadware Indonesia Tbk 50,00 50,00 50,00 50,00 33,33 2 CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk 40,00 40,00 40,00 40,00 40,00 3 HERO Hero Supermarket Tbk 33,33 33,33 33,33 33,33 37,50 4 LPPF Matahari Departement Store Tbk 66,67 50,00 16,67 16,67 28,57 5 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk 33,33 40,00 40,00 40,00 40,00 6 MPPA Matahari Putra Prima Tbk 75,00 66,67 66,67 66,67 66,67 7 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 8 RIMO Rimo Catur Lestari Tbk 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 9 SONA Sona Topas Industry Tbk 40,00 40,00 33,33 33,33 33,33 10 TKGA Permata Prima Sakti Tbk 33,33 33,33 33,33 33,33 33,33 WHOLESALE

11 AIMS Akbar Indo Makmur Stimec Tbk 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 12 AKRA AKR Corporindo Tbk 33,33 33,33 33,33 33,33 33,33 13 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk. 50,00 66,67 66,67 66,67 50,00 14 EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk 33,33 50,00 33,33 33,33 33,33 15 INTA Intraco Penta Tbk 33,33 33,33 33,33 33,33 33,33 16 INTD Inter Delta Tbk. 33,33 33,33 33,33 33,33 33,33 17 KONI Perdana Bangun Pusaka Tbk 33,33 33,33 33,33 33,33 33,33 18 LTLS Lautan Luas Tbk 40,00 40,00 40,00 40,00 40,00 19 MDRN Modern Internasional Tbk. 33,33 33,33 33,33 33,33 66,67 20 OKAS Ancora Indonesia Resources Tbk 33,33 50,00 50,00 50,00 50,00

21

SDPC Millennium Pharmacon

International Tbk 50,00 50,00 50,00 60,00 60,00 22 TGKA Tigaraksa Satria Tbk 33,33 40,00 40,00 40,00 40,00

23 TMPI AGIS Tbk. 33,33 33,33 33,33 50,00 50,00

24 TURI Tunas Ridean Tbk. 40,00 40,00 40,00 40,00 40,00 25 UNTR United Tractors Tbk. 37,50 37,50 50,00 50,00 50,00 26 WICO

Wicaksana Overseas


Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

7 90 121

ANALISIS PENGARUH RASIO - RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN WHOLESALE AND RETAIL TRADE YANG TERDAFTAR DI BEI.

6 13 137

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 1 4

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal - Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal, Rasio Saham, dan Size Terhadap Return Saham Dengan Komisaris Independen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Wholesale dan Retail Trade di Bursa

0 0 17

PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR MODAL, RASIO SAHAM DAN SIZE TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KOMISARIS INDEPENDEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN WHOLESALE DAN RETAIL TRADE DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS

0 0 15