BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap entitas berharap dapat terus melanjutkan operasinya dari waktu ke waktu. Namun ada saatnya suatu usaha akan mengalami kesulitan.
Krakteristik perusahaan telah lama diperkenalkan dan diterapkan dalam dunia usaha. Penerapan karakteristik perusahaan dalam dunia usaha diharapkan
dapat meminimalisasi resiko yang terjadi karena adanya ketidakpastian dalam dunia usaha. Hal tersebut membuat karakteristik perusahaan dapat
mencerminkan kondisi fundamental perusahaan. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mempunyai banyak
karakteristik yang berbeda antara lain adalah untuk membandingkan resiko dengan tingkat imbal hasil dari berbagai perusahaan dalam membantu investor
dan kreditor dapat bersaing antar perusahaan yang semakin bebas, sehingga kelangsungan hidup maupun kesempatan berkembang perusahaan dapat
berpengaruh terhadap karakteristik perusahaan. Dalam penelitian ini, karakteristik perusahaan dioperasionalkan
menjadi variabel independen yang terdiri dari: ukuran perusahaan, umur perusahaan, likuiditas dan leverage. Ukuran perusahaan adalah seberapa besar
perusahaan tersebut dilihat dari keseluruhan aktiva yang dimiliki. Semakin banyak aktiva yang dimiliki berarti ukuran perusahaan semakin besar dan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan semakin besar karena
Universitas Sumatera Utara
perusahaan aktiva yang dimiliki tersebut dapat menunjang kelancaran perusahaan dan mengatasi kendala yang mungkin terjadi.
Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan tersebut berdiri dan dapat bertahan di Bursa Efek Indonesia. Semakin besar umur suatu
perusahaan, semakin banyak pengalaman tersebut mampu mengantisipasi resiko yang mungkin dapat terjadi. Pengalaman perusahaan dalam mengolah
perusahaannya tersebut tentu dapat berimbas pada laba yang dapat diperoleh perusahaan.
Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan
menggunakan aktiva-aktiva perusahaan Harahap, 2001:21. Semakin besar rasio likuiditas, maka hal itu menunjukkan kondisi baik dari suatu perusahaan.
Leverage atau solvabilitas merupakan suatu ukuran seberapa besar aktiva yang dimiliki perusahaan dibiayai oleh aktiva. Teori keagenan
memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena biaya keagenan perusahaan
dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi Jensen dan Meckling, 1976:354.
Dengan adanya karakteristik perusahaan yang dapat meningkatkan manajemen dengan tingkat efektivitas yang tinggi dan sangat diperlukan
dalam pencapaian tujuan mendapatkan laba yang besar. Efektivitas ini dapat diukur dengan mengetahui seberapa besar rasio profitabilitas yang diperoleh.
Rasio profitabilitas ini adalah alat pengukur kinerja perusahaan. Profitabilitas
Universitas Sumatera Utara
merupakan seberapa besar perusahaan mampu menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, dan juga modal sendiri. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghitung profitabilitas tersebut yaitu Profit Margin on Sales, Return On Total Assets ROA, Basic Earning
Power BEP, dan Return on Common Equity ROE. Diantara beberapa cara tersebut ROA merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan
perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Rasio ini dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana
yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan laba.Dengan adanya kinerja perusahaan dapat mencapai
suatu tujuan dari suatu kegiatan atau pekerjaan tertentu untuk mencapai tujuan perusahaan yang diukur dengan standar.
Dalam penelitian ini, peneliti memasukkan pengungkapan Good Corporate Governance GCG sebagai variabel moderasi yang diduga dapat
memoderasi hubungan antara karakteristik perusahaan dengan Return On Assets ROA. Dimana banyak perusahaan semakin menyadari pentingan
menerapkan program GCG sebagai bagian dari strategi bisnis usahanya untuk mengelolah perusahaan dengan baik sehingga dapat berpengaruh
dengan karakteristik perusahaan serta pengukuran kinerja ROA. Masalah corporate governance muncul karena terjadinya pemisahan antara
kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Pemisahan ini didasarkan pada Teori Agensi Agency Theory yang dalam hal ini manajemen cenderung akan
meningkatkan keuntungan pribadi daripada tujuan perusahaan. Oleh sebab itu,
Universitas Sumatera Utara
selain memiliki karakteristik perusahaan yang baik serta kinerja perusahaan yang juga baik perusahaan juga diharapkan memiliki tata kelola corporate
governance yang baik. Dalam penelitian ini, indikator mekanisme corporate governance yang
digunakan adalah komisaris independen. Secara langsung, komisaris independen menjadi penting karena didalam praktek sering ditemukan
transaksi yang mengandung benturan kepentingan yang mengabaikan kepentingan pemegang saham publik pemegang saham minoritas serta
stakeholder lainnya. Komisaris Independen merupakan anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan Direksi, anggota dewan komisaris
lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dalam penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap
Return On Assets ROA dengan Komisaris Independen sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” .
1.2 Perumusan Masalah