Pengertian Blus “Blus adalah busana wanita untuk bagian atas tubuh atau

76 pola, 7 merancang bahan dan harga, 8 melakukan uji coba pola, 8 menyimpan pola. Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan penelitian di kelas XI program keahlian busana butik dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa. Teori dalam kompetensi dasar konstruksi pola busana adalah sebagai berikut: 1 Persiapan alat dan bahan. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan seperti pensil, pensil merah dan biru, drawing pen, karet penghapus, penggaris pola, skala dan gunting kertas. Bahan penunjang atau pelengkap yang sesuai dengan desain seperti buku kostum dan kertas pola. Menurut Daryanti Sukamto 2000: 38 bahan untuk membuat blus sebaiknya dipakai bahan yang sedang atau tipis kecuali apabila blus dibuat satu stel dengan rok seperti pakaian kerja, blaser dan rok dibuat dari bahan tebal. Pemakaian busana blus dalam sehari-hari lebih cocok dari bahan yang dapat menyerap keringat serta tahan cuci, sedangkan untuk busana bepergian lebih diutamakan mahal dan mewah. 2 Pelaksanaan pembelajaran mengubah pola blus Dalam pelaksanaan mengubah pola blus untuk mendapatkan hasil yang berkualitas hendaklah mengikuti prosedur kerja yang benar dan tepat disesuaikan dengan desain. Menurut Porrie Muliawan 2000: 49 syarat membuat pola blus yaitu: 1 sisi dari pola dasar harus ditambah 1 atau 2 cm untuk 77 kelonggaran, ketiak diturunkan, 2 bentuk garis sisi dapat lurus ke bawah atau berpinggang atau lurus sampai di pinggang, kemudian serong ke arah panggul.

B. Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti berikut ini dapat menjadikan kajian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, beberapa hasil penelitiannya adalah : 1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nunuk Suryani 2008 yang berjudul “Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Media VCD Terhadap Pencapaian Kompetensi Belajar Sejarah di SMA Negeri I Karanganyar dan SMA Negeri Karangpandan Tahun Pelajaran 20062007, menyimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual bermedia VCD menghasilkan kompetensi belajar sejarah yang lebih baik dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran kontekstual bermedia gambar. Hal ini berarti model pembelajaran kontekstual dengan menggunakan media merupakan metode yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar. Relevansi antara penelitian tersebut dengan jenis penelitian yang peneliti gunakan yaitu menggunakan model pembelajaran kontekstual. 2. Hasil penelitian yang berjudul “Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IX SMP N Yogyakarta Ditinjau dari Pembelajaran dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL dan Kemandirian Belajar” yang dilakukan oleh Bibi Imna Zanu 2006 dengan kesimpulan yaitu prestasi belajar matematika pada siswa 78 yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan CTL lebih baik daripada yang menggunakan pendekatan konvensional. Pada siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi, prestasi belajar matematika siswa pada pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL lebih baik daripada yang menggunakan pendekatan konvensional. Relevansi antara penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu meninjau prestasi belajar. 3. Penelitian Dewi Nastiti Handayani 2012 yang berjudul “Pengembangan Media Video Pembelajaran pada Mata Pelajaran Muatan Lokal Membatik di SMP Negeri 1 Pleret” menunjukkan bahwa media video efektif dan layak 100 digunakan dalam proses pembelajaran, dan dikategorikan sangat menarik sebesar 53,1, untuk kategori menarik sebesar 46,9. Relevansi antara penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti gunakan yaitu menggunakan media video pembelajaran. 4. Penelitian Rindang Elis Fitriyanti 2012 yang berjudul “Penerapan Teams Games Tournament untuk Meningkatkan Kompetensi Belajar Mengubah Pola Busana Wanita Pada Siswa Kelas X Smk Negeri 1 Pengasih” menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang digunakan efektif dalam meningkatkan kompetensi belajar siswa. Relevansi antara penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu meninjau mata pelajaran busana wanita dalam mengubah pola busana. 79 Tabel 1. Relevansi Penelitian Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilaksanakan Putri K Ningrum Nama peneliti Relevansi dengan penelitian yang diambil Nunuk Suryani Penelitian menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan menggunakan media VCD dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Relevansi antara penelitian tersebut dengan jenis penelitian yang peneliti gunakan yaitu menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar. Bibi Imna Zanu Penelitian menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Relevansi antara penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu meninjau prestasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual Dewi Nastiti Handayani Penelitian menggunakan media video pembelajaran dalam penerapan pembelajaran Relevansi antara penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti gunakan yaitu menggunakan media video pembelajaran. Elis Fitriyanti Penelitian bertujuan meningkatkan kompetensi mata pelajaran busana wanita dalam mengubah pola busana. Relevansi antara penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu meninjau mata pelajaran busana wanita dalam mengubah pola busana.

C. Kerangka Berpikir

Kegiatan belajar mengajar KBM dalam dunia pendidikan dipandang berkualitas jika berlangsung efektif, efisien, inovatif, bermakna dan ditunjang oleh sumber daya. Suatu kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila peserta didik menunjukan tingkat penguasaan 80 materi yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar yang dapat dilihat dari hasil belajarnya. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik dan pengajar bertanggung jawab merencanakan dan mengolah kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan tuntutan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap mata pelajaran busana wanita khususnya bidang kompetensi mengubah pola blus dengan teknik konstruksi. Pembelajaran mengubah pola blus dengan teknik konstruksi merupakan salah satu kompetensi yang wajib dilalui oleh setiap siswa dalam program keahlian busana butik. Hasil pembelajaran mengubah pola blus pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 pengasih masih rendah, hal ini ditunjukan dengan adanya hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM 73. Hasil belajar yang masih rendah ini dikarenakan adanya beberapa permasalahan diantaranya adalah kurangnya motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran, siswa kurang menguasai kompetensi dasar mengubah pola, selain itu adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang menarik sehingga siswa kurang bersemangat untuk mengikuti pembelajaran mengubah pola blus. Berdasarkan paparan masalah pembelajaran mengubah pola blus diatas, maka diperlukan suatu perubahan dalam pembelajaran, salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang lebih menarik agar siswa antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga kompetensi belajar mengubah pola gaun dapat meningkat.