Siklus Kedua Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk
133 6 Siswa mengumpulkan tugas praktek yang diberikan guru.
7 Guru memberikan tes tulis setelah mengerjakan tugas praktek,lalu mengumpulkannya bila telah selesai dikerjakan.
8 Siswa dan guru melakukan evaluasi dengan mengulas kembali materi pembelajaran yang telah dikerjakan.
9 Guru melakukan penilaian terhadap proses dan hasil belajar yang dikerjakan oleh siswa.
c Kegiatan Menutup Pelajaran 1 Guru member kesempatan pada siswa yang belum paham
untuk bertanya mengenai materi yang telah disampaikan. 2 Guru mengevaluasi sebagian dari hasil pekerjaan siswa
berdasarkan lembar penilaian unjuk kerja, sebagai hasil kesimpulan dari ketercapaian materi yang telah
disampaikan. 3 Guru memberikan motivasi terhadap siswa agar terus giat
belajar. 4 Guru menyampaikan kompetensi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikut. 5 Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
Pada tahapan pelaksanaan tidakan secara bersamaan tahapan pengamatan juga dilakukan untuk mengetahui kegiatan
belajar yang dilakukan oleh siswa. Pengamatan yang dinilai meliputi keaktifan siswa, perilaku bertanggung jawab siswa dan
kompetensi siswa dalam mengerjakan tugas mengubah pola blus.
134 Pengamatan dilakukan oleh peneliti pada saat proses belajar
mengajar dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual bermedia video. Pada saat pengamatanobservasi, peneliti dibantu
kameraalat perekam untuk mendokumentasikan semua aktivitas yang terjadi pada saat proses pembelajaran kontekstual bermedia
video. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, pada siklus kedua
ini telah melalui perbaikan pada siklus pertama. pada siklus kedua terlihat bahwa pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas
lancar. Guru melakukan pemantauan pada masing-masing kelompok serta memberikan motivasi untuk lebih aktif dalam
pembelajaran, sehingga sikap siswa pada saat pembelajaran menjadi semakin aktif, siswa memiliki sikap bertanggung jawab
dan fokus dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Hasil pekerjaan siswa sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran, siswa
yang mengalami kesulitan dalam mengubah pola blus sudah berani bertanya baik pada guru maupun temannya,lalu siswa
terlihat tidak mengalami kesulitan untuk mendengarkan video yang ditayangkan karena sound system yang telah diganti,
sehingga suasana pembelajaran terlihat kondusif. Hasil perhitungan pendapat observer mengenai model
pembelajaran kontekstual menggunakan media video pada materi konstruksi pola busana wanita dalam mengubah pola blus dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
135 Tabel 19. Pengamatan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kontekstual
Menggunakan Media Video pada Siklus II
Observer Jenis Skor Skor
I deal Skor
Perolehan Perserntase
1 1 30 30 100,00
0 30 0 0,00
2 1 30 30 100,00
0 30 0 0,00
3 1 30 30 100,00
0 30 0 0,00
RATA-RATA 1 100,00
0 0,00 Hasil di atas menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran
model pembelajaran kontekstual menggunakan media video terlaksana dengan sangat baik dengan persentase mencapai 100.
Hasil peningkatan pengamatan pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 20. Hasil Pengamatan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kontekstual menggunakan media Video pada Siklus I dan
Siklus II
Observer Siklus I
Siklus I I
Observer 1 86,67
100,00 Observer 2
93,33 100,00
Observer 3 86,67
100,00 Rata-Rata 88,89 100,00
Dari data tersebut terlihat bahwa pada siklus pertama pembelajaran kontekstual bermedia video sudah terlaksana dengan
baik. Dari observer pertama dan observer ketiga keterlaksanaan
136 pembelajaran masing-masing mencapai 86,67, sedangkan observer
kedua keterlaksanaan pembelajaran mencapai 93,33. Sementara setelah adanya siklus kedua seluruh observer menyatakan 100
keterlaksanaan pembelajaran tercapai. Pada siklus kedua hasil penilaian kompetensi belajar siswa rata-
rata nilai mengalami peningkatan 5,60 dari nilai rata-rata siklus pertama 78,25 menjadi 82,56 pada siklus kedua, yang dapat dilihat
pada tabel berikut ini: tabel dapat dilihat pada halaman berikut
137 Tabel 21. Hasil Kompetensi Mengubah Pola Blus Pada Siklus I dan Siklus II
No Nama Sisw a Hasil Belajar
Siklus I Siklus I I
Peningkatan
1 Siswa 1
84 89
5,95 2 Siswa
2 85
87 2,35
3 Siswa 3
80 86
7,50 4 Siswa
4 71
76 7,04
5 Siswa 5
85 86
1,18 6 Siswa
6 83
85 2,41
7 Siswa 7
70 75
7,14 8 Siswa
8 82
86 4,88
9 Siswa 9
80 81
1,25 10 Siswa
10 71
76 7,04
11 Siswa 11
83 86
3,61 12 Siswa
12 74
81 9,46
13 Siswa 13
82 84
2,44 14 Siswa
14 84
86 2,38
15 Siswa 15
79 83
5,06 16 Siswa
16 72
79 9,72
17 Siswa 17
75 81
8,00 18 Siswa
18 79
84 6,33
19 Siswa 19
82 86
4,88 20 Siswa
20 81
84 3,70
21 Siswa 21
72 75
4,17 22 Siswa
22 75
77 2,67
23 Siswa 23
75 80
6,67 24 Siswa
24 86
88 2,33
25 Siswa 25
75 83
10,67 26 Siswa
26 77
83 7,79
27 Siswa 27
74 81
9,46 28 Siswa
28 78
86 10,26
29 Siswa 29
75 80
6,67 30 Siswa
30 74
78 5,41
31 Siswa 31
79 85
7,59 32 Siswa
32 82
85 3,66
MEAN 78,25
82,5625 5,6
Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, prestasi belajar siswa pada siklus kedua dari 32 siswa menunjukkan nilai rata-rata
Mean
yang dicapai adalah 82,56, dengan nilai tengah
Median
yaitu 83,5, dan
138 nilai yang sering muncul
Modus
adalah 86. Berdasarkan nilai yang disajikan pada tabel di atas,pencapaian kompetensi belajar pada siklus
kedua dapat dikategorikan sebagai berikut: Tabel 22. Pencapaian Hasil Kompetensi Mengubah Pola Blus
Berdasarkan KKM Pada Siklus II
No Skor
Kategori Frekuensi
Persentase
1 ≥ 73,00
Tuntas 32
100,00 2
73,00 Belum Tuntas
0,0 Total
32 100,00
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat dikatakan pada siklus kedua melalui model pembelajaran kontekstual bermedia video
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mengubah pola blus. Hal ini
ditunjukkan dari hasil yang menyatakan bahwa seluruhnya telah mencapai nilai KKM sebanyak 32 siswa 100,0.
Berdasarkan hasil prestasi belajar siswa pada siklus kedua dengan model pembelajaran kontekstual bermedia video dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran konstruksi pola busana
dalam mengubah pola blus, dibandingkan pada hasil yang diperoleh sebelum tindakan siklus I yakni seluruh siswa telah
mencapai KKM tuntas. Adanya peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus kedua,
sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang ingin dicapai sesuai target ketuntasan kelas sebesar 85 telah terlaksana, dapat dilihat
dari peningkatan kompetensi belajar, sikap dan perilaku peserta didik.
139 Kegiatan belajar pada siklus II ini berjalan lebih efektif dan efisien,
sehingga sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dengan pencapaian kompetensi belajar lebih baik dari pada sebelumnya dan ditunjukkan
sebagian besar siswa dalam kategori baik dan nilai rata-rata siswa kelas XI SMK N 1 Pengasih sudah di atas kriteria ketuntasan minimal
KKM yaitu 73. Kemudian pada hasil uji t yang telah dilakukan dengan bantuan
program SPSS versi
13 for windows
juga menunjukkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran konstruksi pola
busana khususnya pola blus sesuai desain melalui model pembelajaran kontekstual bermedia video yang dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut: Tabel 23. Rangkuman Hasil Uji t Antar Siklus
Prestasi Belajar Sisw a Mata
Pelajaran Konstruksi Pola
Busana Blus Mean
t-
hitung
t- t
abel
Sig Kesimpulan
Siklus I 78,2500
12,155 2,042 0,000 Signifikan Siklus II
82,5625 Tabel hasil uji t prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
konstruksi pola busana wanita dalam materi mengubah pola blus sesuai desain melalui model pembelajaran kontekstual bermedia video diperoleh
t-hitung 12,155, t-tabel 2,042 df=31 dengan nilai signifikansi 0,000, oleh karena t-hitung t-tabel 12,1552,042 dan nilai P0,05
0,0000,05 maka terdapat perbedaan antara prestasi belajar siswa pada mata pelajaran konstruksi pola busana dalam mengubah pola blus
140 sesuai desain melalui model pembelajaran kontekstual bermedia video
pada siklus I dan siklus II. Selanjutnya nilai mean pada siklus I sebesar 78,2500, sedangkan siklus II sebesar 82,5625, maka dapat dinyatakan
bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran konstruksi pola busana dalam mengubah pola blus sesuai desain melalui model pembelajaran
kontekstual bermedia video sudah menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas ini tidak
dilanjutkan pada siklus berikutnya karena sudah memenuhi tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan penelitian ini telah dianggap
berhasil.