mengejar ketinggalan pertumbuhannya dalam waktu singkat guna mencapai tinggi normal sesuai dengan umurnya Desmita, 2005.
TBABS di suatu wilayah yang ada di bawah baku pada tingkat tertentu dapat memberi petunjuk adanya gangguan pertumbuhan pada anak sebagai gambaran taraf
kesehatan dan gizi penduduk di wilayah bersangkutan. Ada korelasi yang baik antara tinggi badan anak sekolah dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat daerah yang
bersangkutan. TBABS tersebut merupakan refleksi pertumbuhan anak pada umur di bawah lima tahun dan sekaligus menjadi petunjuk bagi perbaikan kesehatan dan gizi
dalam masa tersebut Abunain, 1988. TBABS dapat merupakan salah satu indikator status gizi dan kesehatan
masyarakat suatu daerah, yang erat pula hubungannya dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat di daerah yang bersangkutan. Hal ini disebabkan perubahan dalam status
gizi dan kesehatan berkaitan erat dengan perubahan dalam tingkat sosial ekonomi penduduk. Oleh karena itu pengukuran TBABS sebaiknya dilakukan secara berkala,
misalnya setiap 3 – 5 tahun sekali, sehingga perubahan-perubahan kualitas fisik dan
keadaan sosial ekonomi masyarakat di berbagai daerah dapat dipantau secara berkesinambungan Jahari, 1999.
2.2.1. Alasan Pengukuran TBABS
Abunain 1988 menyebutkan beberapa alasan digunakannya pengukuran tinggi badan anak baru sekolah TBABS adalah atas dasar :
1. Tinggi badan merupakan indikator yang paling baik untuk pertumbuhan tubuh dan juga tidak terbatas hanya pada golongan masa kanak-kanak saja.
Universitas Sumatera Utara
2. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penderita KKP, terutama KKP berat dan yang bersifat menahun, selalu ditandai oleh gangguan pertumbuhan.
3. Tinggi badan pada umur tertentu merupakan hasil kumulatif pertumbuhan semenjak lahir, sehingga menggambarkan riwayat status gizi di masa lalu.
4. Tinggi badan tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan keadaan-keadaan yang terjadi dalam waktu singkat seperti halnya ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan massa jaringan. 5. Tinggi badan pada umur masuk sekolah dasar dapat merupakan refleksi status gizi
pada umur-umur sebelumnya atau pada masa balita. Anak-anak dengan riwayat KKP berat dan menahun sukar mengejar ketinggalan pertumbuhan guna mencapai
tinggi normal sesuai dengan umur mereka. Karena itu TBABS di suatu daerah dapat memberi gambaran prevalensi gangguan pertumbuhan yang dialami
anakanak di daerah tersebut. 6. Anak baru masuk Sekolah Dasar relatif mudah dicapai dibandingkan dengan anak
balita atau golongan rawan gizi lain. Dengan demikian pengukuran dalam skala luas dapat dilakukan serentak di semua tempat.
7. Anak sekolah merupakan sasaran penduduk, yang dapat memberi gambaran status kesehatan dan gizi penduduk, yang secara operasional dapat dicapai dengan mudah
dalam jumlah besar dan dapat mencakup wilayah luas dalam waktu relatif singkat. 8. Pengukuran tinggi badan di sekolah-sekolah bukanlah merupakan hal baru di
Indonesia, sudah banyak dilakukan baik melalui UKS atau kegiatan lain.
Universitas Sumatera Utara
9. Alat ukur tinggi badan relatif cukup teliti, dapat diperoleh dengan mudah dalam jumlah banyak dengan harga relatif murah dibanding harga timbangan berat badan.
10. Pengukuran dapat dilakukan oleh guru dan dapat dilakukan dengan menggunakan buku petunjuk yang sudah diuji tanpa melakukan pelatihan secara khusus.
11. Penelitian menunjukkan adanya korelasi yang baik antara tinggi badan anak sekolah dengan keadaan sosial ekonomi penduduk daerah yang bersangkutan.
12. Jika pengukuran tinggi badan anak baru masuk SD dilakukan secara periodik, akan dapat diamati perubahan-perubahan dalam tinggi badan anak pada umur
yang sama dan perbaikan pertumbuhan anak juga merupakan petunjuk peningkatan status kesehatan dan gizi serta sekaligus memberi gambaran
perbaikan dalam bidang sosial ekonomi masyarakat setempat.
2.2.2. Survei Nasional TBABS