umur karyawan. Umur 25 tahun sampai 34 tahun dan umur 40 sampai 45 tahun adalah umur yang biasa menimbulkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaannya;
4 mutu pengawasan, kepuasan karyawan dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan dan hubungan yang lebih baik dari pimpinan dan
bawahan sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang terpenting dari organisasi kerja tersebut.
Pendapat Robbins 2001 dalam Darmawan 2013, bahwa seseorang tidak hanya sekedar melakukan pekerjaan, tetapi juga berhubungan dengan setiap aspek
lain seperti interaksi dengan rekan sekerja, atasan, kebijakan organisasi, dan lingkungan kerja tertentu yang memungkinkan untuk tidak sesuai atau sesuai dengan
dirinya. Pendapat tersebut menunjukkan kepuasan kerja seseorang dipengaruhi banyak faktor, tidak hanya dinilai dari gaji saja, namun juga berhubungan dengan
pekerjaan itu sendiri serta faktor lainnya seperti hubungan dengan atasan dan rekan sekerja manajemen konflik dan aturan-aturan budaya organisasi.
2.3.3. Kategori Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja dapat mempunyai beberapa bentuk atau kategori. Colquitt, Lepine, Wesson 2011 dalam Wibowo 2013 mengemukakan adanya beberapa
kategori kepuasan kerja. 1.
Pay Satisfaction Mencerminkan perasaan pekerja tentang bayaran mereka, termasuk apakah
sebanyak yang mereka berhak mendapatkannya, diperoleh dengan aman dan kemewahan.
Universitas Sumatera Utara
2. Promotion Satisfaction
Mencerminkan perasaan pekerja tentang kebijakan promosi perusahaan dan pelaksanaannya, termasuk apakah promosi sering diberikan, dilakukan dengan
jujur, dan berdasar pada kemampuan. 3.
Supervision Satisfaction Mencerminkan perasaan pekerja tentang atasan mereka, termasuk apakah atasan
mereka kompeten, sopan dan komunikator yang baik, dan bukannya bersifat malas, mengganggu, dan menjaga jarak.
4. Coworker Satisfaction
Mencerminkan perasaan pekerja tentang teman sekerja mereka, termasuk apakah rekan sekerja mereka cerdas, bertanggung jawab, membantu, menyenangkan, dan
menarik. Pekerja mengharapkan rekan sekerjanya membantu dalam pekerjaan. Hal ini penting karena kebanyakan dalam batas tertentu mengandalkan pada
rekan sekerja dalam menjalankan tugas pekerjaan. 5.
Satisfaction with the work itself Mencerminkan perasaan pekerja tentang tugas pekerjaan mereka sebenarnya,
termasuk apabila tugasnya menantang, menarik, dihormati, dan memanfaatkan keterampilan penting daripada sifat pekerjaan yang menjemukan, berulang-ulang
dan tidak nyaman.
Universitas Sumatera Utara
6. Altruism
Altruism merupakan sifat suka membantu orang lain dan menjadi penyebab moral. Sifat ini antara lain ditunjukkan oleh kesediaan orang untuk membantu
rekan sekerja ketika sedang menghadapi banyak tugas. 7.
Status Status menyangkut prestise, mempunyai kekuasaan atas orang lain, atau merasa
memiliki popularitas. 8.
Environment Lingkungan menunjukkan perasaan nyaman dan aman. Lingkungan kerja yang
baik dapat menciptakan quality of worklife di tempat pekerjaan.
2.3.4. Mengukur Kepuasan Kerja
Komponen atau unsur yang dapat dipergunakan untuk mengukur kepuasan kerja.
1. Pandangan Colquitt, Lepine, dan Wesson
Colquitt, Lepine, dan Wesson melihat adanya dua unsur yang terkandung dalam kepuasan kerja, yaitu Value Fulfillment atau pemenuhan nilai dan Satisfaction
with the wok itself atau kepuasan atas pekerjaan itu sendiri. 2.
Pandangan Kreitner dan Kinicki Kreitner dan Kinicki memberikan wawasan tentang cara yang dapat dipakai
untuk meningkatkan kepuasan kerja pekerja, yaitu need fulfillmentpemenuhan kebutuhan, discrepanciesketidaksesuaian, value attainmentpencapaian nilai,
equitykeadilan, dan disposiotionalkomponen watakgenetic componentgenetik.
Universitas Sumatera Utara
3. Pandangan Schermerhon, Jr., John R., James G. Hunt, Richard N. Osborn, dan
Mary Uhl-Bien Schermerhon, Jr., John R., James G. Hunt, Richard N. Osborn, dan Mary Uhl-
Bien 2011 dalam Wibowo 2013 mengemukakan bahwa kepuasan kerja dapat diketahui melalui observasi dan interpetasi secara berhati-hati tentang apa yang
dikatakan dan dilakukan orang sambil melakukan pekerjaannya. Mereka menyebutnya kompenen kepuasan kerja. Dalam hal ini ada dua model yang
disarankan dapat dipergunakan, yaitu The Minnesota Satisfaction Quesitionaire dan Job Descriptive Index.
The Minnesota Satisfaction Quesitionaire MSQ mengukur kepuasan antara lain dengan a working condition, kondisi kerja, b chances for advancement,
kesempatan untuk maju, c freedom to use one’s own judgement, kebebasan untuk mempergunakan pertimbangannya sendiri, d praise for doing a good job,
memuji karena telah melakukan pekerjaan baik, dan e feelings of accomplishment, perasaan atas penyelesaian.
Sedangkan Job Descriptive Index mengukur kepuasan dari lima segi, yaitu a the work itself, pekerjaan itu sendiri, b quality of supervision, kualitas
pengawasan, c relationship with co-workers, hubungan dengan rekan sekerja, d promotion opportunities, peluang promosi, e pay, bayaran.
Universitas Sumatera Utara
2.3.5. Dampak Ketidakpuasan Kerja