Tabel 4.2. Lanjutan
12. Walau dalam keadaan
emosi, dituntut untuk bersikap lembut, tegas
dan berusaha tetap
tersenyum. 8
15,7 16
31,4 16
31,4 10
19,6 1
2,0 51
100
13. Selalu menyapa pasien
dengan ramah. 1
2,0 17
33,3 22
43,1 9
17,6 2
3,9 51
100 14.
Berusaha bertindak sehati-hati mungkin
melakukan asuhan keperawatan demi
kenyamanan pasien. 15
29,4 34
66,7 2
3,9 51
100
15. Berusaha menjaga privacy
pasien. 12
23,5 35
68,6 4
7,8 51
100
Pada Tabel 4.3. berdasarkan kategori responden terhadap variabel budaya
organisasi terhadap kepuasan kerja petugas rawat inap menunjukkan mayoritas dalam kategori baik sebanyak 28 orang 54,9 dan minoritas kategori tidak baik sebanyak
23 orang 45,1.
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kategori Responden terhadap Variabel Budaya Organisasi
No. Kategori
f
1. Tidak Baik
2. Baik
23 28
45,1 54,9
Total 51
100,0
4.2.3. Distribusi Responden terhadap Variabel Manajemen Konflik
Pada Tabel 4.4. menunjukkan hasil penelitian melalui kuesioner terhadap variabel kepuasan kerja petugas rawat inap menunjukkan sebanyak 38 orang
74,5 setuju atasan mencoba untuk menyelidiki masalah yang terjadi untuk menemukan solusi yang dapat diterima, sebanyak 36 orang responden 70,6
setuju atasan selalu mendengarkan keluhan kedua belah pihak yang berbeda
Universitas Sumatera Utara
pendapat tentang suatu masalah, sebelum memutuskan solusi yang dapat diterima bersama, sebanyak 20 orang 58,8 setuju atasan berusaha tidak memperlihatkan
ketidaksukaannya dan mencoba menyelesaikan sendiri konfliknya, sebanyak 22 orang responden 43,1 tidak setuju atasan menggunakan otoritasnya untuk
membuat keputusan sesuai dengan keinginannya, sebanyak 22 orang responden 43,1 tidak setuju atasan menggunakan pengaruhnya untuk dapat diterima ide
masukannya, sebanyak 24 orang responden 47,1 setuju atasan biasanya menghindari pembicaraan tentang perbedaan pandangannya dengan pihak yang
terlibat masalah. Sebanyak 40 orang responden 78,4 menyatakan setuju atasan mencoba untuk mengusulkan jalan tengah untuk menyelesaikan kebuntuan masalah
konflik bawahannya, sebanyak 32 orang responden 62,7 setuju atasan mencoba memberikan masukan pada pihak yang terlibat masalah untuk menemukan solusi
yang dapat diterima bersama, sebanyak 17 orang responden 33,3 tidak setuju atasan tidak mau tahu dan membiarkan bawahannya terlibat masalah konflik.
Sebanyak 27 orang responden 52,9 setuju atasan tidak suka mencampuri urusan pribadi bawahannya yang terlibat masalah konflik, sebanyak 39 orang responden
76,5 setuju atasan bertukar informasi akurat dengan bawahan untuk memecahkan masalah bersama-sama, sebanyak 39 orang responden 76,5 setuju
atasan menyuruh bawahannya yang terlibat masalah konflik untuk berdamai dengan jalan kompromi, sebanyak 25 orang responden 49,0 kurang setuju atasan
mencoba meminimalisir perbedaan-perbedaan bawahannya yang terlibat masalah konflik untuk mencapai kompromi
,
sebanyak 31 orang responden 60,8 setuju
Universitas Sumatera Utara
atasan selalu menekankan pada bawahannya untuk saling intropeksi diri masing- masing bila terlibat dalam masalah konflik di ruang rawat inap, sebanyak 32 orang
responden 62,7 setuju atasan mengingatkan bawahannya untuk berupaya menciptakan suatu solusi kompromi bila menemui masalah di ruang rawat inap.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Responden terhadap Variabel Manajemen Konflik
No. Manajemen Konflik
Jawaban Total
Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Ragu
Kurang Setuju
Setuju Sangat
Setuju n
n n
n n
n
1. Atasan mencoba untuk
menyelidiki masalah yang terjadi untuk menemukan
solusi yang dapat diterima.
2 3,9
6 11,8
38 74,5
5 9,8
51 100
2. Atasan selalu
mendengarkan keluhan kedua belah pihak yang
berbeda pendapat tentang suatu masalah, sebelum
memutuskan solusi yang dapat diterima bersama.
13 25,5
36 70,6
2 3,9
51 100
3. Atasan berusaha tidak
memperlihatkan ketidaksukaannya dan
mencoba menyelesaikan sendiri konfliknya.
1 2,0
4 7,8
16 31,4
30 58,8
51 100
4. Atasan menggunakan
otoritasnya untuk membuat keputusan
sesuai dengan keinginannya.
15 29,4
22 43,1
8 15,7
6 11,8
51 100
5. Atasan menggunakan
pengaruhnya untuk dapat diterima ide masukannya.
12 23,3
22 43,1
7 13,7
10 19,6
51 100
6. Atasan biasanya
menghindari pembicaraan tentang perbedaan
pandangannya dengan pihak yang terlibat
masalah. 4
7,8 8
15,7 15
29,4 24
47,1 51
100
7. Atasan mencoba untuk
mengusulkan jalan tengah untuk menyelesaikan
kebuntuan masalah konflik bawahannya.
1 2,0
9 17,6
40 78,4
1 2,0
51 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Lanjutan
8. Atasan mencoba
memberikan masukan pada pihak yang terlibat
masalah untuk menemukan solusi yang
dapat diterima bersama. 4
7,8 13
25,5 32
62,7 2
3,9 51
100
9. Atasan tidak mau tahu
dan membiarkan bawahannya terlibat
masalah konflik. 9
17,6 17
33,3 15
29,4 10
19,6 51
100
10. Atasan tidak suka
mencampuri urusan pribadi bawahannya yang
terlibat masalah konflik. 7
13,7 6
11,8 10
19,6 27
52,9 1
2,0 51
100
11. Atasan bertukar informasi
akurat dengan bawahan untuk memecahkan
masalah bersama-sama. 11
21,6 39
76,5 1
2,0 51
100
12. Atasan menyuruh
bawahannya yang terlibat masalah konflik untuk
berdamai dengan jalan kompromi.
2 3,9
8 15,7
39 76,5
2 3,9
51 100
13. Atasan mencoba
meminimalisir perbedaan- perbedaan bawahannya
yang terlibat masalah konflik untuk mencapai
kompromi. 25
49,0 25
49,0 1
2,0 51
100
14. Atasan selalu
menekankan pada bawahannya untuk saling
intropeksi diri masing- masing bila terlibat dalam
masalah konflik di ruang rawat inap.
1 2,0
13 25,5
31 60,8
6 11,8
51 100
15. Atasan mengingatkan
bawahannya untuk berupaya menciptakan
suatu solusi kompromi bila menemui masalah di
ruang rawat inap. 2
3,9 10
19,6 32
62,7 7
13,7 51
100
Pada Tabel 4.5. berdasarkan kategori manajemen konflik menunjukkan kategori responden terhadap kepuasan kerja petugas rawat inap di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Padangsidimpuan mayoritas dalam kategori baik sebanyak 34 orang 66,7 dan minoritas kategori tidak baik sebanyak 17 orang 33,3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kategori Responden terhadap Variabel Manajemen Konflik
No. Kategori
f
1. Tidak Baik
2. Baik
17 34
33,3 66,7
Total 51
100,0
4.2.4. Distribusi Responden terhadap Kepuasan Kerja