0,561 0,462 0,613 0,463 0,672 0,419 0,585 0,563 0,701 0,620 0,624 0,421 0,429 0,424 0,371 0,441 0,685 0,373 0,424 0,685 0,406 0,781 0,664 0,488 0,780 0,628 0,616 0,495 0,427 0,753 0,632 0,630 0,528 0,616 5 4 4 5 4 3 5 4 5 4 Pengaruh Budaya Organisasi dan

Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Kuesioner No. Butir Soal Validitas No. Butir Soal Validitas Harga r- hitung Harga r-tabel Keputusan Harga r- hitung Harga r-tabel Keputusan Budaya Organisasi

1. 0,561

0,361 Valid

9. 0,462

0,361 Valid

2. 0,613

0,361 Valid

10. 0,463

0,361 Valid

3. 0,672

0,361 Valid

11. 0,419

0,361 Valid

4. 0,585

0,361 Valid

12. 0,563

0,361 Valid

5. 0,701

0,361 Valid

13. 0,620

0,361 Valid

6. 0,624

0,361 Valid

14. 0,421

0,361 Valid

7. 0,429

0,361 Valid

15. 0,424

0,361 Valid

8. 0,371

0,361 Valid Manajemen Konflik 1. 0,384 0,361 Valid 9. 0,498 0,361 Valid 2. 0,469 0,361 Valid 10. 0,479 0,361 Valid 3. 0,672 0,361 Valid 11. 0,672 0,361 Valid 4. 0,380 0,361 Valid 12. 0,787 0,361 Valid 5. 0,499 0,361 Valid 13. 0,787 0,361 Valid 6. 0,706 0,361 Valid 14. 0,513 0,361 Valid 7. 0,715 0,361 Valid 15. 0,647 0,361 Valid 8. 0,559 0,361 Valid Kepuasan Kerja

1. 0,441

0,361 Valid

11. 0,685

0,361 Valid

2. 0,373

0,361 Valid

12. 0,424

0,361 Valid

3. 0,685

0,361 Valid

13. 0,406

0,361 Valid

4. 0,781

0,361 Valid

14. 0,664

0,361 Valid

5. 0,488

0,361 Valid

15. 0,780

0,361 Valid

6. 0,628

0,361 Valid

16. 0,616

0,361 Valid

7. 0,495

0,361 Valid

17. 0,427

0,361 Valid

8. 0,753

0,361 Valid

18. 0,632

0,361 Valid

9. 0,630

0,361 Valid

19. 0,528

0,361 Valid

10. 0,616

0,361 Valid

20. 0,488

0,361 Valid Berdasarkan hasil uji validitas menunjukkan bahwa : 1. Sebanyak 15 butir pernyataan pada variabel budaya organisasi seluruhnya dinyatakan valid karena memiliki nilai r-hitung lebih besar dari r-tabel atau r- hitung r-tabel 0,361. Dengan hasil tersebut bahwa kuesioner variabel budaya organisasi dapat digunakan sebagai data penelitian. Universitas Sumatera Utara 2. Sebanyak 15 butir pernyataan pada variabel manajemen konflik seluruhnya dinyatakan valid karena memiliki nilai r-hitung lebih besar dari tabel atau r- hitung r-tabel 0,361. Dengan hasil tersebut bahwa kuesioner variabel manajemen konflik dapat digunakan sebagai data penelitian. 3. Sebanyak 20 butir pernyataan pada variabel kepuasan kerja seluruhnya dinyatakan valid karena memiliki nilai r-hitung lebih besar dari tabel atau r- hitung r-tabel 0,361. Dengan hasil tersebut bahwa kuesioner variabel kepuasan kerja dapat digunakan sebagai data penelitian. Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat menunjukkan kehandalan dan dapat dipercaya dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan jika nilai Cronbach Alpha r-tabel, maka dinyatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas data variabel penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut : Tabel 3.3. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel Cronbach’s Alpha Hitung Cronbach’s Alpha Tabel Keputusan Budaya Organisasi 0,871 0,600 Reliabel Manajemen Konflik 0,896 0,600 Reliabel Kepuasan Kerja 0,916 0,600 Reliabel Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas data penelitian bahwa seluruh variabel penelitian yang diuji dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach Alpha setiap variabel yang diteliti lebih besar dari 0,600 Cronbach Alpha 0,600. 1. Nilai uji reliabilitas variabel budaya organisasi yaitu 0,871 0,600 sehingga dinyatakan reliabel. 2. Nilai uji reliabilitas variabel manajemen konflik yaitu 0,896 0,600 sehingga dinyatakan reliabel. 3. Nilai uji reliabilitas variabel kepuasan kerja yaitu 0,916 0,600 sehingga dinyatakan reliabel.

3.5. Variabel dan Defenisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel dependen dan variabel independen. Adapun defenisi operasional dari variabel penelitian ini adalah :

3.5.1. Variabel Dependen

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional petugas yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam memandang pekerjaannya, meliputi hubungan dengan atasan, rekan sekerja, kebijakan organisasi dan lingkungan kerja. Cara pengukuran kepuasan kerja petugas rawat inap di RSUD Kota Padangsidimpuan mengacu pada Job Descriptive Index yang dikembangkan oleh Smith, Kendall, dan Hullin pada tahun 1969 yang dikutip oleh Sopiah 2008. Universitas Sumatera Utara

3.5.2. Variabel Independen

Budaya organisasi adalah nilai dan norma yang berlaku di RSUD Kota Padangsidimpuan dan dianut secara bersama-sama yang merupakan faktor penting penentu keberhasilan tujuan organisasi, meliputi iman dan taqwa, profesionalisme, orientasi masyarakat, orientasi kinerja, dan orientasi kesejahteraan pegawai. Manajemen konflik adalah suatu langkah-langkah yang diambil dalam mengelola konflik yang ada di RSUD Kota Padangsidimpuan, meliputi mempersatukan integrating, kerelaan untuk membantu obliging, mendominasi dominating, menghindar avoiding, dan kompromis compromising.

3.6. Metode Pengukuran

Metode pengukuran terhadap variabel independen dan variabel dependen adalah sebagai berikut :

3.6.1. Variabel Independen 1 Budaya Organisasi

Untuk mengukur budaya organisasi menurut petugas rawat inap, diukur dari item pertanyaan yang terdiri dari 15 pertanyaan dengan menggunakan skala Likert berupa 5 pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju skor 5, Setuju skor 4, Ragu-ragu skor 3, Tidak Setuju skor 2, Sangat Tidak Setuju skor 1. Skor terendah adalah 15 15x1, dan skor tertinggi adalah 75 15x5, sehingga rentang skor adalah 15-75. Untuk mengukur interval atau panjang kelas adalah sebagai berikut: Interval I = nilai tertinggi – nilai terendah banyak kategori Universitas Sumatera Utara I = 75 -15 2 I = 60 = 30 2 Berdasarkan rentang tersebut budaya organisasi diklasifikasikan dalam dua kategori yaitu: - Baik, jika nilai atau skor diperoleh 46-75 - Tidak baik, jika nilai atau skor diperoleh 15-45 2 Manajemen Konflik Untuk mengukur manajemen konflik menurut responden diukur dari item pertanyaan yang terdiri dari 15 pertanyaan dengan menggunakan skala Likert berupa 5 pilhan jawaban, yaitu Sangat Setuju skor 5, Setuju skor 4, Ragu-ragu skor 3, Tidak Setuju skor 2, Sangat Tidak Setuju skor 1. Skor terendah adalah 15 15x1, dan skor tertinggi adalah 75 15x5, sehingga rentang skor adalah 15-75. Untuk mengukur interval atau panjang kelas adalah sebagai berikut: Interval I = nilai tertinggi – nilai terendah banyak kategori I = 75 -15 2 I = 60 = 30 2 Berdasarkan rentang tersebut manajemen konflik diklasifikasikan dalam dua kategori yaitu: - Baik, jika nilai atau skor diperoleh 46-75 - Tidak baik, jika nilai atau skor diperoleh 15-45 Universitas Sumatera Utara

3.6.2. Variabel Dependen

Untuk mengukur kepuasan kerja petugas rawat inap, diukur dari item pertanyaan yang terdiri dari 20 pertanyaan dengan menggunakan skala Likert berupa 5 pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju skor 5, Setuju skor 4, Kurang Setuju skor 3, Tidak Setuju skor 2, Sangat Tidak Setuju skor 1. Skor terendah adalah 20 20x1, dan skor tertinggi adalah 100 20x5, sehingga rentang skor adalah 20-100. Untuk mengukur interval atau panjang kelas adalah sebagai berikut: Interval I = nilai tertinggi – nilai terendah banyak kategori I = 100 -20 2 I = 80 = 40 2 Berdasarkan rentang tersebut kepuasan kerja diklasifikasikan dalam dua kategori yaitu: - Puas, jika nilai atau skor diperoleh 61-100 - Tidak puas, jika nilai atau skor diperoleh 20-60 Universitas Sumatera Utara Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 3.4. Metode Pengukuran Variabel Penelitian No Variabel Jumlah Pertanyaan Alternatif Jawaban Kategori Bobot Nilai Skala Ukur Variabel Independen 1 Budaya Organisasi 15 a. Sangat Setuju skor 5 b. Setuju skor 4 c. Ragu-ragu skor 3 d. Tidak setuju skor 2 e. Sangat Tidak Setuju skor 1 Baik Tidak Baik 46-75 15-45 Ordinal 2 Manajemen Konflik 15 a. Sangat Setuju skor 5 b. Setuju skor 4 c. Ragu-ragu skor 3 d. Tidak Setuju skor 2 e. Sangat Tidak Setuju skor 1 Baik Tidak Baik 46-75 15-45 Ordinal Variabel Dependen 3 Kepuasan Kerja 20 a. Sangat Setuju skor 5 b. Setuju skor 4 c. Ragu-ragu skor 3 d. Tidak Setuju skor 2 e. Sangat Tidak Setuju skor 1 Puas Tidak Puas 61-100 20-60 Ordinal

3.7. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini meliputi : 1. Analisis Univariat, yaitu menjelaskan setiap budaya kerja organisasi dan manajemen konflik serta variabel kepuasan kerja yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berdasarkan jumlah orang dan dihitung persentasenya. 2. Analisis bivariat, yaitu analisis hubungan antara variabel independen budaya organisasi dan manajemen konflik dengan variabel dependen kepuasan Universitas Sumatera Utara kerja bermakna secara statistik menggunakan uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05 yang disajikan dalam bentuk tabel silang. 3. Analisis multivariat, yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisis variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji regresi logistik berganda pada taraf kepercayaan 95 α = 0,05. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1. Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan RSUD Padangsidimpuan adalah merupakan salah satu rumah sakit milik Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara yang didirikan pada tahun 1937, dimana letak bangunannya berada di Jl. Dr. Ferdinand Lumban Tobing, Kelurahan Wek IV Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kota Padangsidimpuan . Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Jakarta Tanggal 22 Pebruari 1979 No : 51MENKESSK111979 dinyatakan bahwa Rumah Sakit Umum Padangsidimpuan ditetapkan sebagai Rumah Sakit Berstatus Kelas “C”, dan dengan struktur hirarki rumah sakit milik pemerintah daerah telah ditetapkan dalam Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Tanggal 10 Maret 1983 No : 061-1-58KTahun 1983 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Padangsidimpuan, selanjutnya dikembangkan dalam Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara tanggal 21 Juni 1996 No. 11 Tahun 1996. Untuk memenuhi perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang terus menerus meningkat disertai dengan keberhasilan pengelolaan dan pembangunan yang dilaksanakan, Rumah Sakit Umum Padangsidimpuan dinaikkan kelasnya menjadi rumah sakit umum Kelas “B” Non Pendidikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Universitas Sumatera Utara Kesehatan Republik Indonesia No : 316MENKESSKIV1999 Tanggal 23 April 1999. Dengan Persetujuan Menteri Dalam Negeri No : 0611732SJ1999 Tanggal 23 Juli 1999, kemudian dituangkan dalam bentuk Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Padangsidimpuan dengan nomor Surat Keputusan No : 8 Tahun 1999. Dengan Undang-undang No. 4 Tahun 2001 tentang PembentukanKota Padangsidimpuan, maka Rumah Sakit Umum Padangsidimpuan menjadi Lembaga Tekhnis Daerah berbentuk Badan milik Pemerintah Kota Padangsidimpuan, sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Padangsidimpuan No. 05 Tahun 2003.

4.1.2. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan a. Visi

“Rumah Sakit Umum yang diminati oleh masyarakat”

b. Misi

1. Memberikan pelayanan kesehatan secara professional kepada masyarakat sesuai standar 2. Mengelola administrasi dan keuangan Rumah Sakit Umum secara transparan dan akuntabel sesuai peraturan perundang-undangan sehingga mendukung pelayanan kesehatan yang berkualitas.

4.1.3. Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan

RSUD Padangsidimpuan memiliki sarana Rawat Jalan dan Rawat Inap dengan jumlah tempat tidur 147 buah, terbagi atas : 1. Kelas-I, 2. Kelas-II, 3. Universitas Sumatera Utara Kelas-III, 4. VIP, didukung instalasi : Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Perawatan Intensif, Instalasi Radiologi, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Instalasi Rehabilitasi Medis dan Instalasi Laboratorium . 4.2.Hasil Penelitian 4.2.1. Karakteristik Responden Pada penelitian ini karakteristik petugas rawat inap adalah jenis kelamin, usia, masa kerja, golongan pangkat, pendidikan terakhir, jabatan fungsional, penghasilan per bulan, suku agama, dan status pernikahan. Hasil penelitian menunjukkan distribusi petugas rawat inap berdasarkan jenis kelamin mayoritas perempuan sebanyak 34 orang 66,7 dan minoritas laki-laki sebanyak 17 orang 33,3. Untuk distribusi frekuensi berdasarkan usia responden menunjukkan mayoritas berusia 20 s.d. 30 tahun sebanyak 25 orang 49,0 dan minoritas responden berusia ≥ 50 tahun sebanyak 1 orang 2,0. Distribusi frekuensi berdasarkan masa kerja menunjukkan mayoritas responden mempunyai masa kerja 3 s.d. 5 tahun sebanyak 28 orang 54,9 dan minoritas responden mempunyai masa kerja ≥20 tahun sebanyak 3 orang 5,9. Distribusi responden berdasarkan golongan pangkat menunjukkan mayoritas responden golongan II sebanyak 27 orang 52,9 dan minoritas responden golongan III sebanyak 24 orang 47,1. Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan terakhir menunjukkan mayoritas responden berpendidikan D-III sebanyak 43 orang 84,3 dan minoritas responden Universitas Sumatera Utara berpendidikan SPK sebanyak 1 orang 2,0. Distribusi responden berdasarkan jabatan fungsional menunjukkan mayoritas responden mempunyai jabatan fungsional sebagai perawat sebanyak 38 orang 74,5 dan minoritas responden bidan sebanyak 11 orang 25,5. Distribusi responden berdasarkan penghasilan per bulan menunjukkan mayoritas responden berpenghasilan Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000 per bulan sebanyak 25 orang 49,0 dan minoritas responden berpenghasilan Rp 3.000.000 - Rp 4.000.000 per bulan sebanyak 11 orang 21,6. Distribusi responden berdasarkan suku agama menunjukkan mayoritas responden suku Batak sebanyak 36 orang 70,6 dan minoritas responden suku minang sebanyak 4 orang 7,8, sebanyak 50 orang responden 98,0 beragama Islam dan minoritas responden Keristen sebanyak 1 orang 2,0. Distribusi responden berdasarkan status pernikahan menunjukkan mayoritas responden sudah menikah sebanyak 38 orang 74,5 dan minoritas respoden belum menikah sebanyak 11 orang 25,5. Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Petugas Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan No. Karakteristik n 1. Jenis Kelamin 1. Perempuan 34 66,7 2. Laki-laki 17 33,3 Total 51 100,0 2. Usia 1. 20 tahun 2. 20 s.d. 30 tahun 25 49,0 3. 30 s.d. 40 tahun 22 43,1 Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.1. Lanjutan 4. 40 s.d. 50 tahun 3 5,9 5. ≥ 50 tahun 1 2,0 Total 51 100,0 3. Masa Kerja 1. 3 tahun 2. 3 s.d. 5 tahun 28 54,9 3. 5 s.d. 10 tahun 12 23,5 4. 10 s.d. 20 tahun 8 15,7 5. ≥ 20 tahun 3 5,9 Total 51 100,0 4. Golongan Pangkat 1. Golongan II 27 52,9 2. Golongan III 24 47,1 3. Golongan IV Total 51 100,0 5. Pendidikan 1. SPK 1 2,0 2. D III 43 84,3 3. D IV S-1 7 13,7 4. S-2 S-3 Total 51 100,0 6. Jabatan Fungsional 1. Perawat 38 74,5 2. Bidan 13 25,5 Total 51 100,0 7. Penghasilan per Bulan 1. Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 15 29,4 2. Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000 25 49,0 3. Rp 3.000.000 – Rp 4.000.000 11 21,6 4. Rp 4.000.000 – Rp 5. 000.000 Total 51 100,0 8. Suku 1. Batak 36 70,6 2. Jawa 11 21,6 3. Minang 4 7,8 Total 51 100,0 9. Agama 1. Islam 50 98,0 2. Keristen 1 2,0 Total 51 100,0 10. Status Pernikahan 1. Tidak Menikah 13 25,5 2. Menikah 38 74,5 Total 51 100,0 Universitas Sumatera Utara

4.2.2. Distribusi Responden terhadap Variabel Budaya Organisasi

Pada Tabel 4.2. berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner terhadap variabel kepuasan kerja petugas rawat inap menunjukkan sebanyak 29 orang 56,9 menjawab setuju bersikap adil dan tidak membeda-bedakan pasien, sebanyak 17 orang 33,3 menjawab setuju tidak mengabaikan pasien saat sedang mempunyai masalah pribadi, sebanyak 27 orang 52,9 menjawab setuju berusaha datang tepat waktu dan pulang sesudah rekan kerja shift berikutnya tiba, sebanyak 25 orang 49,0 setuju setiap kali melakukan pekerjaan selalu mengutamakan keselamatan dan kesehatan pasien, sebanyak 29 orang 56,9 kurang setuju berusaha tulus dan ikhlas dalam bekerja, sebanyak 27 orang 52,9 setuju tidak menunda-nunda pekerjaan, sebanyak 31 orang 60,8 kurang setuju bekerja bersama tim di dalam ruangan rawatan, sebanyak 25 orang 49,0 setuju setiap kali melakukan pekerjaan dengan mengutamakan kecermatan, analisis dan perhatian yang mendetail, sebanyak 26 orang 51,0 setuju selalu dituntut untuk bersikap dan bertindak professional dalam bekerja, sebanyak 17 orang 33,3 setuju keputusan yang diambil manajemen ikut mempertimbangkan dampak dari keluarannya kepada karyawan, sebanyak 26 orang 51,0 setuju harus segera menanggapi keluhan pasien karena budaya patient oriented, sebanyak 16 orang 31,4 kurang setuju walau dalam keadaan emosi, dituntut untuk bersikap lembut, tegas dan berusaha tetap tersenyum, sebanyak 22 orang 43,1 kurang setuju selalu menyapa pasien dengan ramah. Sebanyak 34 orang 66,7 setuju berusaha Universitas Sumatera Utara bertindak sehati-hati mungkin melakukan asuhan keperawatan demi kenyamanan pasien, dan sebanyak 35 orang 68,6 setuju berusaha menjaga privacy pasien. Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Responden terhadap Variabel Budaya Organisasi No. Budaya Organisasi Jawaban Total Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju n n n n n n 1. Bersikap adil dan tidak membeda-bedakan pasien. 17 33,3 29 56,9 5 9,8 51 100 2. Tidak mengabaikan pasien saat sedang mempunyai masalah pribadi. 4 7,8 14 27,5 15 29,4 17 33,3 1 2,0 51 100 3. Berusaha datang tepat waktu dan pulang sesudah rekan kerja shift berikutnya tiba. 24 47,1 27 52,9 51 100 4. Setiap kali melakukan pekerjaan selalu mengutamakan keselamatan dan kesehatan pasien. 22 43,1 25 49,0 4 7,8 51 100 5. Berusaha bersikap tulus dan ikhlas dalam bekerja. 1 2,0 9 17,6 29 56,9 11 21,6 1 2,0 51 100 6. Tidak menunda-nunda pekerjaan. 1 2,0 27 52,9 22 43,1 1 2,0 51 100 7. Bekerja bersama tim di ruangan rawatan. 31 60,8 18 35,3 2 3,9 51 100 8. Setiap kali melakukan pekerjaan dengan mengutamakan kecermatan, analisis dan perhatian yang mendetail. 23 45,1 25 49,0 3 5,9 51 100 9. Selalu dituntut untuk bersikap dan bertindak professional dalam bekerja. 21 41,2 26 51,0 4 7,8 51 100 10. Keputusan yang diambil manajemen ikut mempertimbangkan dampak dari keluarannya kepada karyawan. 6 11,8 13 25,5 13 25,5 17 33,3 2 3,9 51 100 11. Harus segera menanggapi keluhan pasien karena budaya patient oriented. 23 45,1 26 51,0 2 3,9 51 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Lanjutan 12. Walau dalam keadaan emosi, dituntut untuk bersikap lembut, tegas dan berusaha tetap tersenyum. 8 15,7 16 31,4 16 31,4 10 19,6 1 2,0 51 100 13. Selalu menyapa pasien dengan ramah. 1 2,0 17 33,3 22 43,1 9 17,6 2 3,9 51 100 14. Berusaha bertindak sehati-hati mungkin melakukan asuhan keperawatan demi kenyamanan pasien. 15 29,4 34 66,7 2 3,9 51 100 15. Berusaha menjaga privacy pasien. 12 23,5 35 68,6 4 7,8 51 100 Pada Tabel 4.3. berdasarkan kategori responden terhadap variabel budaya organisasi terhadap kepuasan kerja petugas rawat inap menunjukkan mayoritas dalam kategori baik sebanyak 28 orang 54,9 dan minoritas kategori tidak baik sebanyak 23 orang 45,1. Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kategori Responden terhadap Variabel Budaya Organisasi No. Kategori f 1. Tidak Baik 2. Baik 23 28 45,1 54,9 Total 51 100,0

4.2.3. Distribusi Responden terhadap Variabel Manajemen Konflik

Pada Tabel 4.4. menunjukkan hasil penelitian melalui kuesioner terhadap variabel kepuasan kerja petugas rawat inap menunjukkan sebanyak 38 orang 74,5 setuju atasan mencoba untuk menyelidiki masalah yang terjadi untuk menemukan solusi yang dapat diterima, sebanyak 36 orang responden 70,6 setuju atasan selalu mendengarkan keluhan kedua belah pihak yang berbeda Universitas Sumatera Utara pendapat tentang suatu masalah, sebelum memutuskan solusi yang dapat diterima bersama, sebanyak 20 orang 58,8 setuju atasan berusaha tidak memperlihatkan ketidaksukaannya dan mencoba menyelesaikan sendiri konfliknya, sebanyak 22 orang responden 43,1 tidak setuju atasan menggunakan otoritasnya untuk membuat keputusan sesuai dengan keinginannya, sebanyak 22 orang responden 43,1 tidak setuju atasan menggunakan pengaruhnya untuk dapat diterima ide masukannya, sebanyak 24 orang responden 47,1 setuju atasan biasanya menghindari pembicaraan tentang perbedaan pandangannya dengan pihak yang terlibat masalah. Sebanyak 40 orang responden 78,4 menyatakan setuju atasan mencoba untuk mengusulkan jalan tengah untuk menyelesaikan kebuntuan masalah konflik bawahannya, sebanyak 32 orang responden 62,7 setuju atasan mencoba memberikan masukan pada pihak yang terlibat masalah untuk menemukan solusi yang dapat diterima bersama, sebanyak 17 orang responden 33,3 tidak setuju atasan tidak mau tahu dan membiarkan bawahannya terlibat masalah konflik. Sebanyak 27 orang responden 52,9 setuju atasan tidak suka mencampuri urusan pribadi bawahannya yang terlibat masalah konflik, sebanyak 39 orang responden 76,5 setuju atasan bertukar informasi akurat dengan bawahan untuk memecahkan masalah bersama-sama, sebanyak 39 orang responden 76,5 setuju atasan menyuruh bawahannya yang terlibat masalah konflik untuk berdamai dengan jalan kompromi, sebanyak 25 orang responden 49,0 kurang setuju atasan mencoba meminimalisir perbedaan-perbedaan bawahannya yang terlibat masalah konflik untuk mencapai kompromi , sebanyak 31 orang responden 60,8 setuju Universitas Sumatera Utara atasan selalu menekankan pada bawahannya untuk saling intropeksi diri masing- masing bila terlibat dalam masalah konflik di ruang rawat inap, sebanyak 32 orang responden 62,7 setuju atasan mengingatkan bawahannya untuk berupaya menciptakan suatu solusi kompromi bila menemui masalah di ruang rawat inap. Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Responden terhadap Variabel Manajemen Konflik No. Manajemen Konflik Jawaban Total Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju n n n n n n 1. Atasan mencoba untuk menyelidiki masalah yang terjadi untuk menemukan solusi yang dapat diterima. 2 3,9 6 11,8 38 74,5 5 9,8 51 100 2. Atasan selalu mendengarkan keluhan kedua belah pihak yang berbeda pendapat tentang suatu masalah, sebelum memutuskan solusi yang dapat diterima bersama. 13 25,5 36 70,6 2 3,9 51 100 3. Atasan berusaha tidak memperlihatkan ketidaksukaannya dan mencoba menyelesaikan sendiri konfliknya. 1 2,0 4 7,8 16 31,4 30 58,8 51 100 4. Atasan menggunakan otoritasnya untuk membuat keputusan sesuai dengan keinginannya. 15 29,4 22 43,1 8 15,7 6 11,8 51 100 5. Atasan menggunakan pengaruhnya untuk dapat diterima ide masukannya. 12 23,3 22 43,1 7 13,7 10 19,6 51 100 6. Atasan biasanya menghindari pembicaraan tentang perbedaan pandangannya dengan pihak yang terlibat masalah. 4 7,8 8 15,7 15 29,4 24 47,1 51 100 7. Atasan mencoba untuk mengusulkan jalan tengah untuk menyelesaikan kebuntuan masalah konflik bawahannya. 1 2,0 9 17,6 40 78,4 1 2,0 51 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4. Lanjutan 8. Atasan mencoba memberikan masukan pada pihak yang terlibat masalah untuk menemukan solusi yang dapat diterima bersama. 4 7,8 13 25,5 32 62,7 2 3,9 51 100 9. Atasan tidak mau tahu dan membiarkan bawahannya terlibat masalah konflik. 9 17,6 17 33,3 15 29,4 10 19,6 51 100 10. Atasan tidak suka mencampuri urusan pribadi bawahannya yang terlibat masalah konflik. 7 13,7 6 11,8 10 19,6 27 52,9 1 2,0 51 100 11. Atasan bertukar informasi akurat dengan bawahan untuk memecahkan masalah bersama-sama. 11 21,6 39 76,5 1 2,0 51 100 12. Atasan menyuruh bawahannya yang terlibat masalah konflik untuk berdamai dengan jalan kompromi. 2 3,9 8 15,7 39 76,5 2 3,9 51 100 13. Atasan mencoba meminimalisir perbedaan- perbedaan bawahannya yang terlibat masalah konflik untuk mencapai kompromi. 25 49,0 25 49,0 1 2,0 51 100 14. Atasan selalu menekankan pada bawahannya untuk saling intropeksi diri masing- masing bila terlibat dalam masalah konflik di ruang rawat inap. 1 2,0 13 25,5 31 60,8 6 11,8 51 100 15. Atasan mengingatkan bawahannya untuk berupaya menciptakan suatu solusi kompromi bila menemui masalah di ruang rawat inap. 2 3,9 10 19,6 32 62,7 7 13,7 51 100 Pada Tabel 4.5. berdasarkan kategori manajemen konflik menunjukkan kategori responden terhadap kepuasan kerja petugas rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan mayoritas dalam kategori baik sebanyak 34 orang 66,7 dan minoritas kategori tidak baik sebanyak 17 orang 33,3. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kategori Responden terhadap Variabel Manajemen Konflik No. Kategori f 1. Tidak Baik 2. Baik 17 34 33,3 66,7 Total 51 100,0

4.2.4. Distribusi Responden terhadap Kepuasan Kerja

Pada Tabel 4.6. menunjukkan hasil penelitian berdasarkan distribusi responden terhadap variabel kepuasan kerja melalui kuesioner yaitu sebanyak 34 orang responden 66,7 setuju pekerjaan ini sangat menarik, sebanyak 43 orang responden 84,3 setuju mempunyai rasa bangga dengan pekerjaan sekarang, sebanyak 30 orang responden 58,8 setuju merasa senang dengan sejumlah tanggung jawab dalam pekerjaan ini, sebanyak 37 orang responden 72,5 setuju hampir tidak pernah absen setiap harinya, sebanyak 25 orang responden 49,0 kurang setuju sistem pengawasan yang diterapkan pihak pimpinan RS terhadap petugas selama ini telah berjalan dengan baik, sebanyak 38 orang responden 74,5 setuju dapat bekerja dengan baik meskipun tanpa pengawasan , sebanyak 28 orang responden 54,9 setuju pimpinan memperlakukan bawahan dengan adil, sebanyak 31 orang responden 60,8 kurang setuju penempatan posisi pegawai sesuai dengan kompetensinya, sebanyak 26 orang responden 51,0 tidak setuju merasa puas dengan kemajuan karir, sebanyak 30 orang responden 58,8 setuju jika melaksanakan pekerjaan dengan baik, kemungkinan mendapat promosi, sebanyak 28 orang responden 54,9 tidak setuju merasa atasan memperhatikan Universitas Sumatera Utara pekerjaan bawahannya, sebanyak 25 orang responden 49,0 kurang setuju menikmati bekerja dengan rekan di ruang rawat inap, sebanyak 27 orang responden 52,9 setuju memiliki hubungan komunikasi yang bagus dan saling menghormati, sebanyak 19 orang responden 37,3 setuju jarang terjadi konflik di ruang rawat inap, sebanyak 23 orang responden 45,1 setuju bekerja dengan rekan-rekan yang bertanggung jawab , sebanyak 30 orang responden 58,8 tidak setuju puas dengan gaji yang diterima saat ini , sebanyak 29 orang responden 56,9 tidak setuju puas dengan tunjangan fungsional yang diterima dan telah sesuai dengan tanggung jawab pekerjaan, sebanyak 28 orang responden 54,9 tidak setuju penghasilan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sebanyak 33 orang responden 64,7 setuju puas dengan prosedur pengambilan cuti yang berlaku di ruang rawat inap RS, sebanyak 22 orang responden 43,1 setuju puas dengan kelengkapan alat tulis kantor, peralatan kesehatan dan fasilitas penunjang di ruang rawat inap. Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Responden terhadap Variabel Kepuasan Kerja No. Kepuasan Kerja Jawaban Total Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju n n n n n n 1. Pekerjaan ini sangat menarik. 12 23,5 34 66,7 5 9,8 51 100 2. Mempunyai rasa bangga dengan pekerjaan sekarang. 3 5,9 43 84,3 5 9,8 51 100 3. Merasa senang dengan sejumlah tanggung jawab dalam pekerjaan ini. 21 41,2 30 58,8 51 100 4. Hampir tidak pernah absen setiap harinya. 14 27,5 37 72,5 51 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6. Lanjutan 5. Merasa sistem pengawasan yang diterapkan pihak pimpinan RS terhadap petugas selama ini telah berjalan dengan baik. 10 19,6 25 49,0 16 31,4 51 100 6. Dapat bekerja dengan baik meskipun tanpa pengawasan. 1 2,0 12 23,5 38 74,5 51 100 7. Pimpinan memperlakukan bawahan dengan adil. 4 7,8 19 37,3 28 54,9 51 100 8. Penempatan posisi pegawai sesuai dengan kompetensinya. 3 5,9 31 60,8 17 33,3 51 100 9. Merasa puas dengan kemajuan karir. 1 2,0 26 51,0 8 15,7 16 31,4 51 100 10. Jika melaksanakan pekerjaan dengan baik, kemungkinan mendapat promosi. 1 2,0 30 58,8 11 21,6 9 17,6 51 100 11. Merasa atasan memperhatikan pekerjaan bawahannya. 28 54,9 10 19,6 12 23,5 1 2,0 51 100 12. Menikmati bekerja dengan rekan di ruang rawat inap. 2 3,9 25 49,0 23 45,1 1 2,0 51 100 13. Memiliki hubungan komunikasi yang bagus dan saling menghormati. 27 52,9 23 45,1 1 2,0 51 100 14. Jarang terjadi konflik di ruang rawat inap. 15 29,4 17 33,3 19 37,3 51 100 15. Bekerja dengan rekan- rekan yang bertanggung jawab. 8 15,7 20 39,2 23 45,1 51 100 16. Puas dengan gaji yang diterima saat ini. 1 2,0 30 58,8 9 17,6 11 21,6 51 100 17. Puas dengan tunjangan fungsional yang diterima dan telah sesuai dengan tanggung jawab pekerjaan. 1 2,0 29 56,9 11 21,6 10 19,6 51 100 18. Penghasilan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 1 2,0 28 54,9 9 17,6 13 25,5 51 100 19. Puas dengan prosedur pengambilan cuti yang berlaku di ruang rawat inap RS. 12 23,5 6 11,8 33 64,7 51 100 20. Puas dengan kelengkapan alat tulis kantor, peralatan kesehatan dan fasilitas penunjang di ruang rawat inap. 18 35,3 22 43,1 2 3,9 9 17,6 51 100 Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 4.7. berdasarkan kategori variabel kepuasan kerja mayoritas kategori puas sebanyak 26 orang 51,0 dan minoritas responden kategori tidak puas sebanyak 25 orang 49,0. Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Kategori Responden terhadap Kepuasan Kerja No. Kategori f 1. Tidak Puas 2. Puas 25 26 49,0 51,0 Total 51 100,0

4.3. Analisis Bivariat

Hubungan masing-masing varibel bebas, yaitu variabel budaya organisasi dan manajemen konflik dengan kepuasan kerja dilakukan uji bivariat menggunakan uji statistik chi square. Hasil uji masing-masing variabel disajikan sebagai berikut : 4.3.2. Hubungan Variabel Budaya Organisasi dengan Kepuasan Kerja Petugas Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Berdasarkan uji statistik menunjukkan hasil penelitian hubungan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja petugas rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan mempunyai hubungan signifikansi dengan nilai p = 0,001 dimana p 0,05 dengan nilai X 2 = 24,126. X 2 tabel = 3,84. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Hubungan Variabel Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Petugas Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Budaya Organisasi Kepuasan Kerja X 2 P Tidak Puas Puas n n Jumlah Tidak Baik 20 87,0 3 13,0 23 100,0 24,126 0,001 Baik 5 17,9 23 82,1 28 100,0 4.3.3. Hubungan Variabel Manajemen Konflik dengan Kepuasan Kerja Petugas Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Berdasarkan uji statistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara manajemen konflik dengan kepuasan kerja petugas rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan dengan nilai p = 0,013 dimana p 0,05 dan nilai X 2 = 7,689. X 2 tabel = 3,84. Tabel 4.9. Hubungan Variabel Manajemen Konflik terhadap Kepuasan Kerja Petugas Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Manajemen Konflik Kepuasan Kerja X 2 P Tidak Puas Puas n n Jumlah Tidak Baik 13 76,5 4 23,5 17 100,0 7,689 0,013 Baik 12 35,3 22 64,7 34 100,0

4.4. Analisis Multivariat

Untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi dan manajemen konflik terhadap kepuasan kerja petugas rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan digunakan uji statistik regresi logistik berganda. Universitas Sumatera Utara

4.4.1. Menilai Kelayakan Model Regresi

Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dihitung goodness of fit, yaitu untuk mengetahui apakah model regresi sudah fit. Uji hipotesis menggunakan uji Hosmer and Lomeshow Test. Berdasarkan hasil uji Hosmer and Lomeshow Test diperoleh nilai Chi Square Test sebesar 2,970 dengan nilai p=0,226 p=0,05, hal ini memberikan makna bahwa model regresi biner sudah fit dan layak digunakan pada analisis selanjutnya karena tidak terdapat perbedaan klasifikasi yang diprediksi dan diamati.

4.4.2. Menilai Keseluruhan Model Overall Model Fit

Langkah ini bertujuan untuk menguji model secara keseluruhan melalui uji Nagelkerhe R Square. Berdasarkan koefisien Nagelkerhe R Square diperoleh bahwa kedua variabel mampu menjelaskan sebesar 63,8 dan sisanya sebesar 36,2 dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Hasil pengujian overall model fit disajikan pada Tabel 4.10. Tabel 4.10. Model Summary Step -2 Log likehood Cox Snell R Square Nagelkerke R Square 1 37,471 0,479 0,638

4.4.3. Pengujian Hipotesis

Analisis multivariat model regresi logistik berganda harus memenuhi persyaratan hasil pengujian. Persyaratan yang dimaksud, yaitu indikator variabel Universitas Sumatera Utara independen yang disertakan ke dalam uji multivariat harus memiliki uji statistik p0,25 Tabel 4.8 dan Tabel 4.9. Berdasarkan uji bivariat dengan metode chi square seluruh variabel bebas memiliki nilai p0,25, sehingga variabel budaya organisasi dan manajemen konflik disertakan dalam uji regresi logistik. Hasil uji regresi logistik menggunakan metode enter diketahui bahwa seluruh variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja petugas rawat inap p0,05 Tabel 4.11. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Budaya Organisasi dan Manajemen Konflik berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Petugas Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2014” diterima. Hasil pengujian dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Budaya organisasi mempunyai nilai Exp B sebesar 41,743, artinya responden mempunyai peluang 42 kali merasakan kepuasan kerja dengan budaya organisasi yang baik dibandingkan dengan budaya organisasi tidak baik. b. Manajemen konflik mempunyai nilai Exp B sebesar 9,724, artinya responden mempunyai peluang 10 kali merasakan kepuasan kerja dengan manajemen konflik yang baik dibandingkan dengan manajemen konflik tidak baik. Tabel 4.11. Hasil Uji Regresi Logistik Berganda No. Variabel B SE Wald df Sig. Exp.B 1. Budaya Organisasi 3,732 0,936 15,895 1 0,001 41,473 2. Manajemen Konflik 2,275 0,970 5,500 1 0,019 9,724 Constant -3,598 1,079 11,128 1 0,001 0,27 Universitas Sumatera Utara Untuk menafsirkan dan memprediksi, kita menggunakan persamaan regresi berikut : Y = a + b 1 x 1 + b 2 x 2 Kepuasan kerja = -3,598 + 3,732 budaya organisasi + 2,275 manajemen konflik. Terlihat di atas bahwa angka konstantanya sebesar -3,598 angka tersebut 1, maka probabilitasnya sama dengan 0 yang artinya bahwa jika dilakukan budaya organisasi dan manajemen konflik yang baik, responden akan merasa kepuasan kerja. Koefisien sebesar 3,732 berarti bahwa jika dilakukan perubahan dalam budaya organisasi, kemungkinan kepuasan kerja responden bertambah sebesar 4 kali. Sedangkan koesifisien 2,275 berarti bahwa jika dilakukan perubahan manajemen konflik, kemungkinan kepuasan kerja responden bertambah sebesar 2 kali. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Variabel Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Petugas

Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Hasil penelitian menunjukkan budaya organisasi pada kategori baik, hal ini terjadi karena Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan telah menetapkan visi menjadi rumah sakit umum yang diminati masyarakat. Namun, pada pelaksanaan misi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan tidak seluruhnya berjalan lancar. Budaya senyum, sapa dan sentuh yang merupakan nilai budaya organisasi yang diterapkan selama ini tidak selalu dapat memuaskan masyarakat yang dilayani oleh petugas rawat inap. Idrus 2006 menyatakan bahwa iklim organisasi memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap setiap individu di organisasi, yang pada ujung-ujungnya akan berpengaruh pula terhadap kualitas kerja. Kepuasan kerja dan kualitas kerja antara satu individu dengan individu lainnya dapat berbeda, dikarenakan perbedaan dalam mempersepsi iklim organisasi tempat dirinya bekerja. Bagi mereka yang mempersepsi secara positif, maka dengan sendirinya akan tercipta rasa nyaman dan nikmat dalam bekerja, dan pada akhirnya akan menghasilkan kualitas kehidupan kerja yang baik. Sebaliknya, mereka yang mempersepsi iklim organisasi secara negatif, maka akan menyebabkan rasa bosan dalam bekerja, menurunnya gairah kerja, jika sudah demikian yang terjadi adalah meningkatnya kemangkiran dalam Universitas Sumatera Utara bekerja, produktivitas kerja yang rendah dan akhirnya indikasi kesejahteraan ataupun kualitas kehidupan kerja yang baik tidak dapat dicapai dengan sempurna. Hasil uji statistik secara multivariat menunjukkan variabel budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja petugas rawat inap dengan nilai probabilitas p=0,001 p=0,05 dan nilai Exp B sebesar 41,743, artinya responden mempunyai nilai peluang 42 kali merasakan kepuasan kerja dengan budaya organisasi yang baik dibandingkan dengan budaya organisasi tidak baik. Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh Tepeci 2001 dalam Sopiah 2008, Koesmono 2005, Kusumawati 2008, Chasanah 2008, dan Mariam 2009 disebutkan bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Lebih lanjut penelitian Utami 2005 menemukan bahwa iklim organisasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Penelitian Rosita 2005 pada PT. Tolan Tiga Indonesia yang ada di kantor pusat di Medan, mendapatkan hasil budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat kepercayaan 95 atau α=0,05 terhadap kepuasan kerja karyawan dengan menggunakan path analisys. Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Putra 2014 pada Percetakan Wati Grafika Medan, menunjukan hasil bahwa budaya organisasi berpengaruh dan signifikan pada tingkat kepercayaan 95 atau α=0,05 terhadap kepuasan kerja karyawan dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara 5.2. Pengaruh Variabel Manajemen Konflik terhadap Kepuasan Kerja Petugas Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Hasil penelitian menunjukkan manajemen konflik berada pada kategori baik, hal ini memberikan gambaran bahwa manajemen konflik yang dijalankan atasan petugas rawat inap sudah cukup memuaskan petugas rawat inap. Manajemen konflik yang sering dipakai oleh atasan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan berupa obliging kerelaan untuk membantu, avoiding menghindar, dan compromising kompromi. Menurut Kuncoro 2010, pendekatan strategi konflik dengan menghindar memungkinkan kedua kelompok atau pihak yang terlibat konflik menjadi dingin dan berusaha mengumpulkan informasi. Teknik menghindar dapat digunakan apabila isu tidak gawat atau bila kerusakan yang potensial tidak akan terjadi dan lebih banyak menguntungkan. Selanjutnya baru diatur kembali untuk pertemuan penyelesaian konflik. Dengan demikian, pihak yang terlibat konflik diberi kesempatan untuk merenungkan dan memikirkan alternatif penyelesaiannya. Strategi kompromi dilakukan dengan mengambil jalan tengah di antara pihak yang terlibat konflik. Hal ini biasanya bersifat sementara sehingga bila situasinya sudah stabil, perlu dikumpulkan pihak yang terlibat konflik untuk selanjutnya dapat dilakukan penyelesaian masalah secara tuntas. Strategi kerelaan untuk membantu digunakan untuk memfasilitasi dan memberikan menampung keinginan pihak yang terlibat konflik. Dengan cara ini dimungkinkan terjadi peningkatan kerjasama dan pengumpulan data-data yang Universitas Sumatera Utara akurat dan signifikan untuk pengambilan suatu keputusan bersama. Menurut Asmuji 2012 kerelaan untuk membantu atau akomodasi dilakukan jika individu menyadari dan merasa bahwa pandangannya adalah salah, padahal individu masih ingin mendapat posisi untuk dihargai dan didengar. Penelitian Raditya 2012 menyatakan bahwa kepuasan kerja para staf fungsional umum mempunyai hubungan yang signifikan dengan manajemen konflik yaitu obliging kerelaan untuk membantu dan avoiding menghindar. Petugas rawat inap setuju atasan mencoba untuk menyelidiki masalah yang terjadi untuk menemukan solusi yang dapat diterima. Tetapi pada pelaksanaannya tidak semua masalah yang terjadi selalu diselidiki oleh atasan, sehingga masih ada responden kurang setuju dengan pernyataan tersebut dan merasa atasan tidak selalu mendengarkan keluhan kedua belah pihak yang berbeda pendapat tentang suatu masalah, sebelum memutuskan solusi yang dapat diterima bersama. Petugas menilai atasan tidak seharusnya menggunakan otoritasnya untuk membuat keputusan sesuai dengan keinginannya atau agar diterima ide masukannya oleh petugas. Menurut petugas seharusnya atasan tidak menghindari pembicaraan tentang perbedaan pandangannya dengan petugas yang terlibat masalah agar diketahui harapan masing- masing pihak dalam menyelesaikan masalah yang ada. Petugas merasa atasan tidak suka mencampuri urusan pribadi bawahannya dan menghindar untuk tidak memperkeruh situasi yang dihadapi petugas yang terlibat masalah. Petugas mengharapkan atasan sebaiknya mencoba memberi masukan dan mengusulkan jalan tengah untuk menyelesaikan kebuntuan masalah. Dengan demikian petugas dan Universitas Sumatera Utara atasan dapat bertukar informasi yang akurat dengan bawahannya untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang timbul sehingga pihak-pihak yang terlibat masalah dapat saling introspeksi diri masing-masing dan untuk menyelesaikan masalah konflik secara kompromi bila menemui masalah di ruang rawat inap. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Hendel, Fish dan Galon 2005 yang mendapatkan bahwa manajemen konflik yang paling umum digunakan oleh manajer keperawatan di rumah sakit umum Israel adalah kompromi. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Sportsman dan Hamilton 2007 yang mengatakan bahwa manajemen konflik pada profesi perawat pada umumnya adalah kompromi. Hasil uji statistik secara multivariat menunjukkan variabel manajemen konflik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja petugas rawat inap dengan nilai probabilitas p=0,019 p=0,05; dan nilai Exp B sebesar 9,724, artinya responden memiliki peluang 10 kali untuk merasakan kepuasan kerja dengan manajemen konflik yang baik dibanding manajemen konflik tidak baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Al-Hamdan 2011 bahwa penanganan konflik yang tidak baik akan mempengaruhi asuhan keperawatan pada pasien karena semangat kerja dari perawat akan menurun.

5.3. Kepuasan Kerja

Wibowo 2013 menyatakan setiap orang ingin mendapatkan pekerjaan karena bekerja ia mengharapkan mendapat imbalan untuk menghidupi dirinya dan keluarganya. Namun, sering kali terjadi bahwa mendapat imbalan saja tidak cukup. Universitas Sumatera Utara Mereka menginginkan mendapatkan kepuasan dari pekerjaannya. Terhadap pekerjaan yang sama dan imbalan yang sama, kepuasan kerja orang dapat berbeda, orang yang satu dapat merasa puas, sedangkan orang lainnya belum mendapatkan kepuasan. Kepuasan kerja petugas rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan termasuk kategori kepuasan kerja baik. Hasil wawancara dengan petugas menyatakan hampir tidak pernah absen setiap harinya dan tidak setuju merasa puas dengan kemajuan karir saat ini. Petugas merasa atasan tidak memperhatikan pekerjaannya, walau petugas bekerja dengan baik tanpa pengawasan, tetapi kemungkinan mendapat promosi tidak didapatkan. Petugas merasa sistem pengawasan yang dilakukan pihak pimpinan selama ini tidak baik sehingga petugas merasa penempatan posisi pegawai banyak yang tidak sesuai kompetensinya. Terkadang timbul masalah interaksi antar petugas bila petugas bekerja dengan rekan yang kurang bertanggung jawab sehingga petugas kurang menikmati bekerja dengan rekan di ruang rawat inap. Petugas tidak puas dengan penghasilan yang diterima karena merasa tidak sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan petugas. Petugas merasa bekerja dengan rajin atau tidak, tidak memengaruhi penghasilan yang diterimanya sehingga merasa kurang senang dengan sejumlah tanggung jawab dalam pekerjaannya. Ditambah lagi petugas merasa tidak puas dengan kelengkapan alat tulis kantor, peralatan kesehatan dan fasilitas penunjang di ruang rawat inap. Universitas Sumatera Utara Hal ini sejalan dengan analisa SWOT identifikasi kelemahan faktor internal lingkungan strategis RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2013 di antaranya penempatan pegawai banyak yang tidak sesuai kompetensinya, reward dan punishment belum sepenuhnya dilaksanakan, koordinasi antar bidang di RS belum optimal, jenjang karir belum berdasarkan kinerja, sarana dan prasarana belum lengkap, sistem informasi RS belum terlaksana, program pendidikan dan pelatihan staf di RS belum terlaksana, pengawasan dan evaluasi kinerja di masing-masing bidang belum optimal. Penelitian Rantika dan Sunjoyo 2009 menyatakan kepuasan kerja memengaruhi komitmen organisasional. Suhanto 2009 menyatakan bahwa kepuasan kerja mampu menurunkan niat untuk pindah dan Indrawati 2003 dalam penelitiannya memperoleh hasil bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap kinerja karyawan. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang penulisan, tujuan dan hipotesis maka kesimpulan penelitian sebagai berikut : 1. Variabel budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja petugas rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan tahun 2014. 2. Variabel manajemen konflik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja petugas rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan tahun 2014. 3. Variabel budaya organisasi yang terbesar pengaruhnya terhadap kepuasan kerja petugas rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan tahun 2014.

6.2. Saran

Dalam rangka meningkatkan kepuasan kerja petugas rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan, maka disarankan kepada : a. Pihak manajemen hendaknya melakukan : 1. Tetap mempertahankan nilai-nilai budaya organisasi dan manajemen konflik yang sudah baik, serta menguatkan pengamalan nilai-nilai budaya organisasi yang Universitas Sumatera Utara masih lemah seperti meningkatkan sikap tulus dan ikhlas, keramahan dan kerja sama. Adapun program yang dapat dilakukan antara lain setiap melaksanakan apel pagi dan sore pimpinan apel tetap mengingatkan petugas rawat inap untuk menjalin kerjasama yang baik dan mengajarkan cara tersenyum yang memperlihatkan kesan ramah dan tulus. Pimpinan merupakan teladan yang ditiru oleh bawahan. Setelah apel saat operan, hendaknya setiap kepala ruangan dan petugas rawat inap yang terlibat pergantian dinas mengadakan rapat kecil rutin untuk membahas hal-hal yang berhubungan dengan tugas yang dilaksanakan supaya terjalin kerjasama yang solid di antara petugas rawat inap. Bagian Keperawatan berkoordinasi dengan Bagian Pendidikan dan Pelatihan sebaiknya melakukan inspeksi mendadak rutin pada awal, pertengahan, dan akhir bulan sehingga dapat dilakukan pengawasan sekaligus evaluasi terhadap kinerja petugas. Petugas yang mempunyai kinerja yang baik hendaknya diberikan penghargaan atas kerja kerasnya, walau tidak harus berbentuk kompensasi uang. Perhatian atasan berupa pujian dan peluang untuk mendapatkan promosi menduduki jabatan tertentu akan meningkatkan kepuasan kerja petugas. Demikian dengan menegakkan sanksi yang adil bagi petugas yang buruk kinerjanya, diharapkan akan membuat jera dan contoh bagi petugas lainnya untuk tidak meniru. Pembinaan petugas rawat inap yang kurang baik kinerjanya oleh Bagian Diklat akan memotivasi petugas untuk tetap komitmen pada pelaksanaan misi untuk Universitas Sumatera Utara mencapai visi rumah sakit yang telah ditentukan, sehingga diharapkan terjadi peningkatan indikator kinerja rumah sakit yang lebih baik. 2. Mengurangi manajemen konflik menghindar avoiding karena dimaknai sebagai mengelak untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan pihak yang terlibat konflik, dan hal ini bukan berarti dapat menyelesaikan masalah. Mengadakan pelatihan dan bimbingan manajemen konflik kepada para kepala ruangan rawat inap yang dikoordinasikan Bagian Keperawatan dan Bagian Diklat. Manajemen konflik yang sering dilakukan oleh atasan di RSUD Kota Padangsidimpuan adalah kerelaan untuk membantu, menghindar, dan kompromi. Diharapkan dengan meningkatnya kemampuan kepala ruangan dalam melakukan manajemen konflik akan meningkatkan pula kepuasan kerja petugas rawat inap, sehingga terjadi peningkatan kinerja petugas rawat inap yang lebih baik pula. b. Para petugas diharapkan : 1. Melaksanakan kebijakan dan peraturan yang menjadi budaya organisasi dengan penuh komitmen demi tercapainya visi dan misi organisasi. 2. Membiasakan diri selalu tulus dan ikhlas dalam setiap pekerjaan yang dilakukan agar timbul kepuasan hati untuk menyenangi profesi yang digeluti. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Abubakar, Amirah Bin She., 2008. Pengaruh Pelatihan Manajemen Konflik pada Kepala Ruangan terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Tesis. Program Studi Magister Keperawatan Kekhususan Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Jakarta. Alfiah, Janefi., 2013. Pengaruh Konflik terhadap Kepuasan Kerja Melalui Kepercayaan, Jurnal Al-Hamdan, Z., Shukri, R., Anthony, D. 2011. Conflict management styles used by nurse managers in the Sultanate of Oman. Journal of Clinical Nursing J CLIN NURS. Diunduh pada tanggal 29 September 2014 dari http:www.researchgate.net Imu Manajemen, Volume 1 Nomor 1 Januari 2013, Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya. Agustina, Lidya., 2009. Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kelebihan Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor Penelitian pada Kantor Akuntan Publik Big Four di Wilayah DKI Jakarta. Jurnal Akuntansi Vol. 1, No. 1 Mei 2009 : 40-69. Fakultas Ekonomi Jurusan Akutansi-Universitas Keristen Maranatha, Bandung. Arikunto, Suharsimi., 2009. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta : Jakarta. --------------------------, 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta. Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan : Konsep dan Aplikasi. Ar-Ruzz Media : Jogjakarta. Chasanah, Nur., 2008. Analisis Pengaruh Empowerment, Self Efficacy dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan Studi Empiris pada Karyawan PT. Mayora Tbk Regional Jateng dan DIY. Tesis. Program Studi Magister Manajemen Universitas Dipenogoro, Semarang. Darmawan, Didit., 2013. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Pena Semesta : Surabaya. Dalimunthe, Ritha F., 2003. Peranan Manajemen Konflik pada Suatu Organisasi. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Depkes RI. 2001. Petunjuk Pelaksanaan Indikator Pelayanan Rumah Sakit. Depkes RI, Jakarta. Universitas Sumatera Utara Depkes RI. 2004. Standar Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Gunawan, Ketut., 2010. Pembuktian Budaya Organisasi pada Kepuasan Kerja. Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis dan Sektor Publik JAMBSP Vol. 6 No. 3 – Juni 2010 : 285 – 297. Universitas Panji Sakti Singaraja, Bali. Harahap, Nazlah., 2012. Pengaruh Kepemimpinan dan Komunikasi terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Padangsidimpuan. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara, Medan. Hastono, Sutanto Priyo. 2001. Modul Analisis Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok. Hendel, T., Fish, M., Galon, V. 2005. Leadership style and choice of strategy in conflict management among Israeli nurse managers in general hospitals. Journal of Nursing Management J NURS MANAGE. Diunduh pada tanggal 29 September 2014 dari http:www.ncbi.nlm.nih.govpubmed Hendricks, William., 2008. Bagaimana Mengelola Konflik. Bumi Aksara: Jakarta. Husein, Muhammad Fakhri., 2008. Keterkaitan Faktor-faktor Organisasional, Individual, Konflik Peran, Perilaku Etis dan Kepuasan Kerja Akuntan Manajemen. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan. Tahun 1, No. 1 April 2008. Jurusan Keuangan Islam Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Idrus, Muhammad., 2006. Implikasi Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dan Kualitas Kehidupan Kerja Karyawan. Jurnal Psikologi Universitas Dipenogoro Vol. 3, No. 1, Juni 2006. Ilyas, Yanuar. 2012. Kinerja : Teori, Penilaian dan Penelitian. Cetakan Keempat. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok. Indrawati, Ayu Desi., 2013. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dan Kepuasan Pelanggan pada Rumah Sakit Swasta di Kota Denpasar. Jurnal Manajemen, Strategis Bisnis, dan Kewirausahaan Vol. 7, No. 2 Agustus 2013. Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Bali. Ivancevich, John.M, Konopaske, Robert., Matteson, Michael T., 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi, Edisi Ketujuh, Jilid 2. Erlangga : Jakarta. Johan, Rita., 2002. Kepuasan Kerja Karyawan dalam Lingkungan Institusi Pendidikan. Jurnal Pendidikan Penabur 1, 6 – 30. Universitas Sumatera Utara Juanita. 2002. Memanejemeni Konflik dalam Suatu Organisasi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Universitas Sumatera Utara. Koesmono, H. Teman., 2005. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan pada sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 7, No. 2, September 2005 : 171 – 188. Jurusan Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Keristen Petra. Kuncoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Nuha Medika. Yogyakarta. Kusumawati, Ratna., 2008. Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan.Tesis. Program Studi Magster Manejemen. Program Pasca Sarjana. Universitas Dipenogoro, Semarang. Laksmi, Nimas Ayu Putri., dan Hadi, Cholichul., 2012. Hubungan antara Konflik Peran Ganda Work Family Conflict dengan Kepuasan Kerja pada Karyawati Bagian Produksi PT. X. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Vol. 1 No. 02, Juni 2012. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Surabaya. Lathifah, Ifah., 2008. Pengaruh Konflik Pekerjaan – Keluarga terhadap Turnover Intentions dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening Studi Empiris pada Auditor Kantor Akuntansi Publik di Indonesia. Tesis. Program Studi Magister Sains Akuntansi. Prgoram Pasca Sarjana. Universitas Dipenogoro, Semarang. Mariam, Rani., 2009. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan melalui Kepuasan Kerja Karyawan sebagai Variabel Intervening Studi pada Kantor Pusat PT. Asuransi Jasa Indonesia Persero. Tesis. Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Dipenogoro, Semarang. Matalia. 2012. Pengaruh Kepemimpinan dan Hubungan Kerja terhadap Pengembangan Karir dan Kepuasan Kerja Pegawai di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 6 No. 2 Agustus 2012. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali. Minarsih, Maria Magdalena., 2005. Pengaruh Penghargaan, Promosi Jabatan dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di Universitas Pandanaran. Jurnal Unimus. Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran, Semarang. Universitas Sumatera Utara Munijaya, Gde., 2004. Manaejemen Pelayanan Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta. Mutmainah, Hestin., 2013. Pengaruh Kompensasi, Pelatihan, dan Peran Supervisor terhadap Kinerja yang dimediasi oleh Kepuasan Kerja pada Karyawan Paguyuban Batik Lawengan Surakarta. Graduasi Vol. 29 Edisi Maret 2013. Program Studi S1 Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surakarta. Notoatmodjo, Soekidjo., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta. --------------------------------, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta. Nur, Sainah., 2013. Konflik, Stres Kerja dan Kepuasan Kerja Pengaruhnya terhadap Kinerja Pegawai pada Universitas Khairun Ternate. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3 September 2013, Hal 739 – 749. Nurjannah, I. 2010. Proses Keperawatan Nanda, NOC, dan NIC. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Mocomedia. Poerwanto. 2008. Budaya Perusahaan. Pustaka Pelajar : Yogyakarta. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2013. Posig, M., dan Kickul, J., 2004. Work Role Expectations dan Work Family Conflict : Gender Differences in Emotional Exhaustion. Women in Management Review, 19 7, 373 – 378. Putra, M. Afiandi. 2014. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Suasana Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada CV. Wati Grafika Medan. Tesis. Universitas Sumatera Utara. Raditya, Didit., 2012. Analisis Pengaruh Manajemen Konflik dan Kepuasan Kerja pada Direktorat Jenderal Perkebunan – Kementerian Pertanian RI. Tesis Rantika, Renny., dan Sunjoyo. 2011. Pengaruh Konflik Kerja – Keluarga terhadap Komitmen Organisasional yang Dimediasi oleh Kepuasan Kerja pada Profesi Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan. Tahun 4 No. 2 Agustus 2011. Fakultas Ekonomi Universitas Keristen Maranatha, Bandung. . Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia : Jakarta. Robbins, Stephen. P., 2003. Perilaku Organisasi Konsep, Kontroversi dan Aplikasi. Edisi ke-7. Prenhalindo, Jakarta. Universitas Sumatera Utara Rosita. 2005. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Karyawan pada PT. Tolan Tiga Indonesia. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Sahyuni, Riza., 2009. Analisis Kepuasan Kerja Karyawan dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Dihubungkan dengan Analisis SWOT dan Renstra Pengembangan SDM RSUD H. Abdul Azis Marabahan, Kalimantan Selatan. Tesis. Program Pasca Sarjana. Universitas Dipenogoro, Semarang. Sarwono, Jonathan. 2013. Statistik Multivariat Aplikasi untuk Riset Skripsi. C.V Andy Offset. Yogyakarta. Sembiring, Masana., 2012. Budaya dan Kinerja Organisasi Perspektif Organisasi Pemerintah. Fokusmedia : Bandung. Setyawardani, Titis., dan Noermijati. 2012. Proses Terjadinya Konflik dalam Organisasi Studi Kasus pada BUMD PT. X. Jurnal Aplikasi Manajemen Volume 10 Nomor 4 Desember 2012. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya, Malang. Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. CV. Andi Offset. Yogyakarta. Sportsman, S., Hamilton, P. 2007 Conflict Management Styles in the Health Professions. Journal of Professional Nursing, 233, 157-166. Diunduh pada tanggal 29 September 2014 dari www.professionalnursing.org Suhanto, Edi. 2009. Pengaruh Stres Kerja dan Iklim Organisasi terhadap Turnover Intention dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening Studi di Bank Internasional Indonesia. Tesis. Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Dipenogoro, Semarang. Sujarweni, V. Wiratna. 2014. SPSS untuk Penelitian. Penerbit Pustaka Baru Press. Bantul, Yogyakarta. Sumaryanto. 2010. Manajemen Konflik sebagai Salah Satu Solusi dalam Pemecahan Masalah. Fakultas Ilmu Keguruan. Universitas Negeri Yogyakarta. Sunarso. 2009. Dampak Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. Vol. 9 No. 1 April 2009 : 75 – 85. Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi, Surakarta. Sunyoto, Danang., 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. CAPS Center for Academic Publishing Service : Yogyakarta. Universitas Sumatera Utara -----------------------, 2013, Teori, Kuesioner, dan Proses Analisis Data Perilaku Organisasional, CAPS Center for Academic Publishing Service, Yogyakarta. Supriyanto, S., dan Ernawati., 2010. Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. CV. Andi Offset,Yogyakarta. Suroso, Jebul., 2011. Penataan Sistem Jenjang Karir Berdasarkan Kompetensi untuk Meningkatkan Kerja dan Kinerja Perawat di Rumah Sakit. Eksplanasi Volume 6 Nomor 2 Edisi September 2011. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Sutrisno, Edy., 2011. Budaya Organisasi. Kencana Prenada Media Group : Jakarta. Utami, Dyah Rahmawatie Ratna Budi., 2005. Hubungan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Karanganyar. Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta. Program Studi Ilmu Keperawatan Surya Global Yogyakarta. Utami, Vanessa Annisa., Okfrina, Ria., dan Candra, Ifani., 2013. Manajemen Konflik Interpersonal pada Karyawan Kontrak di Bank BSM Cabang Padang. Jurnal Psikologi. Fakultas Psikologi. Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang, Padang. Wahab, Abdul Azis., 2011. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan Telaah terhadap Organisasi dan Pengelolaan Organisasi Pendidikan. Alfabeta : Bandung. Wibowo, 2008. Manajemen Perubahan. Rajagrafindo Persada : Jakarta. Wibowo, 2012. Manajemen Kinerja. Cetakan Keenam. Rajawali Pers: Jakarta. -----------, 2013. Perilaku dalam Organisasi. Rajagrafindo Persada : Jakarta. Widyarini, Dyah., 2009, Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dan Kreativitas AuditorPegawai Inspektorat Kabupaten Banjarnegara. Tesis Winardi, J., 2012. Manajemen Perilaku Organisasional. Kencana Prenada Media Group : Jakarta. . Universitas Dipenogoro. Wirawan. 2009. Konflik dan Manajemen Konflik : Teori, Aplikasi dan Penelitian. Salemba Humanika : Jakarta. Universitas Sumatera Utara Lampiran : 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MANAJEMEN KONFLIK TERHADAP KEPUASAN KERJA PETUGAS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2014 Pengantar BapakIbuSaudaraI yang terhormat, Penelitian ini bertujuan untuk memastikan adanya pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi dan manajemen konflik terhadap kepuasan petugas rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan yang digunakan untuk memenuhi persyaratan dalam penyelesaian studi pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat peminatan Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Sangat diharapkan kesediaan dan kerelaan para petugas rawat inap sebagai responden penelitian untuk menjawab pernyataan-pernyataan berikut ini. Data dan informasi BapakIbuSaudarai akan terjamin dengan aman. Untuk itu, mohon kiranya BapakIbuSaudarai dapat mengisi kuesioner secara objektif sesuai penilaian BapakIbuSaudarai terkait pernyataan yang ada di dalam kuesioner. Jaminan kerahasiaan dan independensi : 1. Informasi apapun yang BapakIbuSaudarai sampaikan dalam kuesioner ini tidak terkait dengan penilaian kinerja pegawai. 2. Analisis hasil akan berupa sintesa secara agregat, sehingga informasi individu tidak akan muncul dalam hasil analisis dan laporan. Informasi pribadi responden hanya untuk membantu proses analisis, dan dijamin kerahasiaannya. Terima kasih Medan, Juli 2014 Ari Santi Marissa NIM. 127032123 Universitas Sumatera Utara 1. Jenis Kelamin : Perempuan Laki-laki Identitas Responden 2. Usia : a. 20 tahun b. 20 s.d 30tahun c. 30 s.d 40 tahun d. 40 s.d 50 tahun e. ≥ 50 tahun 3. Masa Kerja di RSUD : a. 3 tahun b. 3 s.d 5 tahun c. 5 s.d 10 tahun d. 10 s.d 20 tahun e. ≥ 20 tahun 4. GolonganPangkat : a. Golongan II b. Golongan III c. Golongan IV 5. Pendidikan Terakhir : a. SPK b. D III c. D IVS-1 d. S-2S-3 6. Bekerja pada ruang : a. R I b. RII c. RIII d. R IV e. R VIP f. R VIP Khusus g. ICU h. RR i. RSB j. RR Mata 7. Jabatan Fungsional : 8. Penghasilanbulan : 9. SukuAgama : 10. Status Pernikahan : Menikah Tidak Menikah 11. Alamat : Universitas Sumatera Utara Contoh Pengisian : Persepsi kepuasan merefleksikan tingkat kepuasan BapakIbuSaudarai terhadap kondisi saat ini. Pernyataan Persepsi Kepuasan STT TS RKS S ST Kesesuaian jabatan saat ini dengan keahlian, pendidikan dan masa kerja yang dilalui. √ Keterangan STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju RKS = RaguKurang Setuju S = Setuju ST = Sangat Setuju Budaya Organisasi No Butir Pernyataan STS TS RKS S SS

1 2

3 4

5 1 Dalam bekerja, saya selalu bersikap adil dan tidak membeda-bedakan pasien yang saya rawat walaupun berbeda agama dan keyakinan dengan saya. 2 Saya berusaha tidak mengabaikan pasien walaupun mempunyai masalah pribadi di rumah. 3 Saya berusaha datang tepat waktu dan pulang sesudah rekan kerja shift berikutnya tiba. 4 Setiap kali melakukan pekerjaan saya selalu mengutamakan keselamatan dan kesehatan pasien. 5 Saya selalu berusaha bersikap tulus dan ikhlas dalam bekerja. 6 Saya tidak suka menunda – nunda pekerjaan saya karena semakin ditunda maka pekerjaan lainnya akan menumpuk 7 Saya bekerja bersama tim di ruangan rawatan 8 Setiap kali melakukan pekerjaan saya mengutamakan kecermatan, analisis dan perhatian yang mendetail. Universitas Sumatera Utara 9 Saya selalu dituntut untuk bersikap dan bertindak professional dalam bekerja. 10 Sejauh ini saya merasa bahwa keputusan – keputusan yang diambil manajemen ikut mempertimbangkan dampak dari keluarannya kepada karyawan. 11 Saya harus segera menanggapi keluhan pasien karena budaya patient oriented. 12 Walau dalam keadaan emosi, saya dituntut untuk bersikap lembut, tegas dan berusaha tetap tersenyum. 13 Saya selalu menyapa pasien dengan ramah. 14 Saya berusaha bertindak sehati-hati mungkin melakukan asuhan keperawatan demi kenyamanan pasien. 15 Saya berusaha menjaga privacy pasien. Manajemen Konflik No Butir Pernyataan STS TS KSR S SS 1 2 3 4 5 1 Atasan saya mencoba untuk menyelidiki masalah yang terjadi di ruangan rawatan dengan saya untuk menemukan solusi yang dapat diterima pada kita. 2 Atasan saya selalu mendengarkan keluhan kedua belah pihak yang berbeda pendapat tentang suatu masalah, sebelum memutuskan solusi yang dapat diterima bersama. 3 Atasan saya berusaha tidak memperlihatkan ketidaksukaannya dan mencoba menyelesaikan sendiri konfliknya dengan saya atau rekan lainnya. 4 Atasan saya menggunakan otoritasnya untuk membuat keputusan sesuai dengan keinginannya. 5 Atasan saya menggunakan pengaruhnya untuk dapat diterima ide masukannya oleh saya dan rekan. 6 Atasan saya biasanya menghindari pembicaraan tentang perbedaan pandangannya dengan saya atau rekan yang terlibat masalah. Universitas Sumatera Utara 7 Atasan saya mencoba untuk mengusulkan jalan tengah untuk menyelesaikan kebuntuan masalah konflik antara saya dan rekan. 8 Atasan saya mencoba memberikan masukan pada saya atau rekan yang terlibat masalah untuk menemukan solusi yang dapat diterima bersama. 9 Atasan saya tidak mau tahu dan membiarkan saya dan rekan terlibat masalah konflik. 10 Atasan saya tidak suka mencampuri urusan pribadi antara saya dan rekan kerja yang terlibat masalah konflik. 11 Atasan saya bertukar informasi akurat dengan saya dan rekan untuk memecahkan masalah bersama-sama. 12 Atasan saya menyuruh saya dan rekan yang terlibat masalah konflik untuk berdamai dengan jalan kompromi. 13 Atasan saya mencoba untuk meminimalisir perbedaan-perbedaan di antara saya dan rekan yang terlibat masalah konflik untuk mencapai kompromi. 14 Atasan saya selalu menekankan pada saya dan rekan untuk saling introspeksi diri masing- masing bila terlibat dalam masalah konflik di ruang rawat inap. 15 Atasan saya mengingatkan saya dan rekan untuk berupaya menciptakan suatu solusi kompromi bila menemui masalah di ruang rawat inap. Kepuasan Kerja No Butir Pernyataan STS TS RKS S SS

1 2

3 4

5 1 Pekerjaan saya saat ini sangat menarik bagi saya. 2 Saya mempunyai rasa bangga dengan pekerjaan saya sekarang. 3 Saya merasa senang dengan sejumlah tanggung jawab dalam pekerjaan saya. 4 Saya hampir tidak pernah absen setiap harinya. 5 Saya merasa sistem pengawasan yang diterapkan pihak pimpinan RS terhadap petugas selama ini Universitas Sumatera Utara telah berjalan dengan baik. 6 Saya dapat bekerja dengan baik meskipun tanpa pengawasan. 7 Pimpinan memperlakukan saya dengan adil. 8 Penempatan posisi pegawai sesuai dengan kompetensinya. 9 Saya puas dengan kemajuan karir saya. 10 Jika saya melaksanakan pekerjaan dengan baik, saya mungkin mendapat promosi. 11 Saya merasa atasan saya memperhatikan pekerjaan saya. 12 Saya menikmati bekerja dengan rekan di ruang rawat inap. 13 Saya dan rekan memiliki hubungan komunikasi yang bagus dan saling menghormati. 14 Saya merasa jarang terjadi konflik di ruang rawat inap, baik antara saya dan rekan, saya dan pasien, atau saya dengan atasan saya. 15 Saya bekerja dengan rekan-rekan yang bertanggung jawab. 16 Saya puas dengan gaji yang saya terima saat ini. 17 Saya merasa puas atas tunjangan fungsional yang saya terima dan telah sesuai dengan tanggung jawab saya. 18 Penghasilan saya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 19 Saya merasa puas dengan prosedur pengambilan cuti yang berlaku di ruang rawat inap rumah sakit. 20 Saya puas dengan kelengkapan alat tulis kantor, peralatan kesehatan dan fasilitas penunjang di ruang rawat inap. Saran Komentar Masukan : 1. …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 2. …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 3. …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… Universitas Sumatera Utara MASTER DATA UJI COBA KUESIONER PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MANAJEMEN KONFLIK TERHADAP KEPUASAN KERJA PETUGAS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2014

Dokumen yang terkait

Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan

3 132 86

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Kota Pekanbaru Tahun 2016

3 10 138

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Kota Pekanbaru Tahun 2016

0 0 18

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Kota Pekanbaru Tahun 2016

0 0 2

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Kota Pekanbaru Tahun 2016

0 0 9

Pengaruh Budaya Organisasi dan Manajemen Konflik terhadap Kepuasan Kerja Petugas Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2014

0 0 54

Pengaruh Budaya Organisasi dan Manajemen Konflik terhadap Kepuasan Kerja Petugas Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2014

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Budaya Organisasi 2.1.1. Defenisi Budaya Organisasi - Pengaruh Budaya Organisasi dan Manajemen Konflik terhadap Kepuasan Kerja Petugas Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2014

0 0 24

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Budaya Organisasi dan Manajemen Konflik terhadap Kepuasan Kerja Petugas Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2014

0 0 12

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MANAJEMEN KONFLIK TERHADAP KEPUASAN KERJA PETUGAS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2014 TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program

0 0 18