2.2.4. Jenis Konflik
Menurut Asmuji 2012 konflik dalam kehidupan berorganisasi dibagi menjadi lima jenis sebagai berikut.
1. Dalam diri individu intrapersonal
Konflik yang terjadi dalam diri individu dapat terjadi karena adanya ketidakcocokan antara keinginan dan kenyataan, status pekerjaan yang tidak pasti,
ketidakmampuan individu untuk berbuat sesuai tanggung jawabnya, dan lain-lain. 2.
Antara individu dan individu interpersonal Kesalahpahaman, pertentangan dan perbedaan pendapat antar-individu dapat
menyebabkan konflik. 3.
Antara individu dan kelompok Konflik ini dapat terjadi jika ketidakcocokan atau pertentangan antara keinginan
individu dan kelompok. Individu melanggar kesepakatan kelompok juga dapat menyebabkan konflik.
4. Antara kelompok dan kelompok
Konflik ini dapat terjadi karena kesalahpahaman, pertentangan dan juga perbedaan pendapat antar-kelompok.
5. Antara organisasi dan organisasi
Konflik ini dapat ditimbulkan karena adanya persaingan terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh organisasi. Dengan adanya konflik ini, akan berdampak ke
arah pengembangan produk yang dihasilkan. Organisasi akan bersaing untuk menghasilkan produk yang berkualitas, efisien dan terjangkau.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5. Proses Konflik
Proses konflik dalam Asmuji 2012 terdiri dari lima tahap berikut. 1.
Tahap I : Potensi Oposisi atau Ketidakcocokan Tahap pertama dalam proses konflik adalah adanya kondisi yang menciptakan
kesempatan munculnya konflik. Pada tahap ini, kondisi yang memengaruhi timbulnya konflik adalah variabel komunikasi, struktur, dan variabel individu.
Variabel-variabel tersebut mendorong terjadinya konflik. 2.
Tahap II : Kognisi dan Personalisasi Tahap kedua merupakan wujud adanya oposisi dan ketidakcocokan pada kondisi
anteseden. Pada tahap ini, terdapat dua macam konflik, yaitu konflik yang dipersepsikan dan konflik yang dirasakan. Kesadaran individu diperlukan untuk
dapat memersepsikan adanya konflik. 3.
Tahap III : Menentukan Maksud Maksud keinginan, niat merupakan keputusan untuk bertindak dalam cara
tertentu guna menangani konflik yang dirasakan. Penanganan konflik yang dirasakan dan sengaja dimunculkan untuk dicari solusinya dapat dilakukan dengan
cara bersaing, kerja sama, berkompromi, menghindar, atau mengakomodasi. 4.
Tahap IV : Perilaku Tahap ini merupakan upaya-upaya nyata dari individu-individu yang mengalami
konflik. Upaya ini dapat berupa pernyataan, tindakan, atau juga reaksi terhadap terjadinya konflik.
Universitas Sumatera Utara
5. Tahap V : Hasil
Tahap ini menghasilkan konsekuensi yang telah dibuat oleh pihak yang terlibat konflik. Hasil yang diperoleh dapat bersifat fungsional meningkatkan kinerja
atau disfungsional merintangi kinerja kelompok.
2.2.6. Gaya Manajemen Konflik