2.3.5. Dampak Ketidakpuasan Kerja
Dampak dari ketidakpuasan pekerja dituangkan dalam model teoritik dinamakan EVLN-Model oleh Robbins dan Judge 2011 dalam Wibowo 2013,
yang terdiri dari exit, voice, loyality, dan neglect. Kerangka tanggapan pekerja terhadap ketidakpuasan kerja tersebut dibedakan dalam dua dimensi :
konstruktifdistruktif dan aktifpasif, sebagaimana digambarkan di bawah ini. Active
Destructive Contructive
Passive
Gambar 2.1. Respon Terhadap Ketidakpuasan Kerja
1. Exit. Respon exit merupakan perilaku langsung dengan meninggalkan organisasi,
termasuk mencari posisi baru atau mengundurkan diri. 2.
Voice. Respon voice termasuk aktif dan konstruktif berusaha memperbaiki kondisi, termasuk menganjurkan perbaikan, mendiskusikan persoalan dengan
atasan, dan melakukan beberapa bentuk aktivitas perserikatan. 3.
Loyality. Respon loyality berarti secara positif, tetapi secara optimistik menunggu kondisi membaik, termasuk berbicara untuk organisasi menghadapi kritikan
eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemennya melakukan sesuatu yang benar.
EXIT VOICE
NEGLECT LOYALITY
Universitas Sumatera Utara
4. Neglect. Respon neglect secara pasif memungkinkan kondisi memburuk dan
termasuk kemangkiran secara kronis atau keterlambatan, mengurangi usaha, dan meningkatkan tingkat kesalahan.
2.3.6. Petugas Rawat Inap
Petugas rawat inap di RSUD Kota Padangsidimpuan terdiri dari perawat dan bidan. Berdasarkan Lokakarya Nasional pada Bulan Januari 1983 di Jakarta, telah
disepakati pengertian keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia Asmuji, 2012. Ciri dari praktek pelayanan professional secara umum adalah memiliki
otonomi, bertanggung jawab dan bertanggung gugat accountability menggunakan metode ilmiah berdasarkan standar praktek dan kode etik profesi dan memiliki aspek
legal Depkes RI, 2004. Menurut Henderson dalam Nurjannah 2010, indikator kinerja perawat dapat
dilihat dari pelaksanaan standar asuhan keperawatan yang merupakan pemberdayaan proses keperawatan meliputi : 1 Pengkajian perawatan : data dianamnesa, untuk
menegakkan diagnosa keperawatan, 2 Diagnosa keperawatan : respon pasien yang dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien, 3 Perencanaan keperawatan :
disusun sebelum melaksanakan tindakan, 4 Implementasi atau pelaksanaan tindakan keperawatan : ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien dipenuhi secara
Universitas Sumatera Utara
maksimal, 5 Evaluasi keperawatan : dilakukan secara periodik dari semua tindakan dan rencana tindakan yang terlaksana.
2.4. Landasan Teori